t h r e e :: to be honest

1.6K 109 8
                                    


Barangkali kita –oleh Tuhan hanya sebatas seperti ini saja. Tak akan pernah lebih, ataupun kurang; hanya sebagai teman.

**

LELAKI itu sedang menatap kosong ke arah teman-temannya yang sibuk bermain catur sembari sesekali menghisap sebatang rokok yang ia sematkan di antara jemarinya. Pikirannya sedang bercabang –entah perginya kemana.

"Habis dari mana lo?" tanya Arkan yang saat ini mengambil posisi duduk di samping Bara.

Bara hanya menatap lurus sambil menjawab pertanyaan yang diajukan Arkan, "Ke rumah Keysha."

Arkan menganggukkan kepalanya seolah paham. Padahal dirinya dengan Bara serta Keysha merupakan teman satu kelas, namun saat bel pulang sekolah tadi memang Arkan langsung buru-buru keluar kelas entah ingin melakukan apa.

"Muka jangan serius-serius gitu napa, Bar." ledek Arkan.

Bara tidak menggubris ucapan Arkan melainkan justru menatap lelaki itu dengan tatapan datarnya.

"Santai dong santai," lanjut Arkan.

"Bacot." Bara seolah memberikan peringatan kepada Arkan untuk tidak melanjutkan perkataan-perkataan selanjutnya, namun sepertinya Arkan tetaplah Arkan yang tidak mengerti arti dibalik sebuah kata.

"Buset, anjing galak lu."

Bara mendecak sebal dan hanya mendengus jengkel menanggapi perkataan Arkan. Untungnya setelah itu, Arkan tidak melanjutkan perkataan apa-apa lagi dan memilih untuk beranjak dari tempatnya yang posisi awalnya berada di samping Bara.

**

"Gue bingung banget, Dir." ucap Keysha kepada Indira yang sedang melakukan aktivitas free call melalui aplikasi LINE.

Indira disebrang sana hanya mendengar seluruh curhatan Keysha yang benar-benar membuat dirinya kaget setengah mati. Bagaimana tidak? Sahabat yang sekaligus merangkap menjadi sahabatnya baru saja jujur mengenai perasaannya terhadap salah satu temannya yang lain.

"Gila, gue masih gak nyangka Key. Gue kira selama ini lo sukanya sama Ezra!" Indira berbicara dengan nada hebohnya.

Keysha beranjak dari bibir kasurnya, lalu berjalan mondar-mandir di dalam kamarnya entah untuk apa itu. "Sori, Dir. Sebenernya, gue ke Ezra tuh cuman kayak kagum aja, jadi selama ini gue nutupin semua itu dengan cerita tentang Ezra ke lo."

Dapat Keysha dengar bahwa di sebrang sana Indira sedang menghela nafas setelah mendengar penuturannya.

"Parah ya lo!" jawab Indira masih tidak terima.

"Gue cuman gak mau nanti lo ngeliat semuanya jadi gak sama kayak sebelumnya, Dir. Makanya gue tahan-tahan dulu buat cerita," jelas Keysha.

"Ya deh, serah lo Key. Terus, lo maunya gimana setelah ini?" Indira mulai penasaran.

Kali ini giliran Keysha yang menghela napas perlahan. "Gak tau deh, Dir. Mungkin kita tetep bakalan jadi sahabatan gini terus, dia bakalan ngejauhin gue kali Dir kalo tau gue suka sama dia dari lama."

Di lain tempat, Indira benar-benar prihatin dengan perasaan Keysha yang lagi-lagi tidak terbalaskan apalagi sahabatnya itu tidak mengetahui satu fakta yang Indira simpan rapih sendiri. Ia benar-benar tidak tega melihat sahabatnya sendiri harus bersedih hati setelah mengetahui rahasia Bara yang diketahui Indira.

book i | everglow ✔️Where stories live. Discover now