s e v e n :: satu headset, dua manusia

1.1K 84 4
                                    


"Kamu tahu, ada debar yang tak beraturan jika kamu menyapaku? Ah, sudahlah. Ini sudah keputusanku. Menyembunyikan semuanya. Entah nanti Yang Maha Kuasa mau mempertemukan atau mengganti, aku selalu percaya kalau itu yang terbaik."

**

KEYSHA tiba di kelas XII IPS 1 tepat pukul 06.05 dan untung saja tempat duduk yang biasa ia tempati belum diisi oleh Arkan –salah satu teman Bara juga. Karena, ketika ia memasuki kelasnya baru didapati empat teman-temannya yang sudah datang.

Gadis itu langsung saja meletakkan tasnya di meja paling belakang bagian kanan–salah satu tempat duduk favorit hampir semua orang–dan mengambil earphone di dalam tasnya untuk disambungkan ke handphone berwarna rose gold, Keysha memutuskan untuk memilih lagu Pelangi dari HiVi! sebagai lagu penghantar tidur-di-pagi-hari-yang-sempat-tertunda. Ketika sedang asik-asiknya menyelami dunia mimpinya, tiba-tiba saja lagu yang mengalun di earphonenya mati begitu saja. Hal itu tentu saja membuat Keysha terpaksa bangun dengan mood kesal, karena paginya sudah terganggu begitu saja. Ia benar-benar menggerutu dalam hati sambil menyumpah serapah siapapun orang itu yang melepas earphone yang terpasang dari handphone miliknya.

Gadis itu mengambil kacamatanya yang sempat ia lepaskan sebelum menelungkupkan kepalanya di atas meja, setelah itu ia gunakan untuk melihat lebih jelas siapa yang sudah berhasil mengganggu paginya menjadi mendung kelabu. Namun, alih-alih ingin melontarkan seluruh sumpah serapahnya, Keysha justru kembali menelan kembali seluruh kalimatnya yang beberapa detik lalu terkumpul di dalam otak.

"Masih pagi juga, kenapa sih hobi banget bikin gue kesel!" rutuk Keysha.

Bara yang memang sengaja menempati tempat Indira untuk sementara itu hanya menatap Keysha datar. Entahlah, mood sahabat Keysha yang satu itu memang tidak pernah bisa ditebak. Ia bisa saja tertawa begitu bahagia dan berbicara panjang lebar, namun sepersekian detik selanjutnya ia justru menyumpal kupingnya dengan earphone dan memilih untuk tidak berbicara dengan siapapun itu.

Alih-alih menanggapi ocehan Keysha tersebut, lelaki bernama Bara ini justru menimpal dengan pertanyaan, "Lo bawa sisir gak?"

Keysha mengerutkan alisnya. "Hah? Buat apa?"

"Ya, buat nyisir lah." jawab Bara.

"Ck! Ya gue tau buat nyisir, Bara," balas Keysha. "Tapi tuh maksud gue adalah buat apa lo sisiran?"

"Ah elah, bawel deh lo. Tinggal jawab bawa apa kagak juga."

Keysha menghela napas kasar. "Iya, iya, sabar!"

Kemudian, gadis itu mengambil sisir berbentuk lipat di dalam tasnya sebelum akhirnya diberikan kepada Bara.

"Nah gitu dong," ujar Bara. "Makasih, sayang."

Dan lanjutan kalimat yang Bara ucapkan itu benar-benar berhasil membuat Keysha langsung mengernyit bingung. Walaupun terkadang memang, secara random lelaki itu mengucapkan kalimat-kalimat tak terduga seperti tadi.

"Paan si." Alih-alih menatap Bara, Keysha memilih mengalihkan perhatiannya kepada benda pipih yang berada di atas mejanya tersebut.

Lelaki bernama Bara itu berpindah tempat duduk kembali ke tempat asalnya, yaitu tepat di depan meja Keysha dan Indira. Tak beberapa lama setelah lelaki itu berpindah tempat, bel masuk berbunyi nyaring pertanda jam pelajaran pertama akan segera dimulai. Namun seperti biasa, sebelum memulai pelajaran siswa-siswi diwajibkan untuk mengikuti tadarus atau persekutuan doa.

book i | everglow ✔️Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt