[vii]

1.1K 120 9
                                    

Song for this chapter :

1. Sidewalk Prophets - Help Me Find It

=====

Hembusan angin di pagi hari membuat Natalie bergidik kedinginan dan segera menarik selimut untuk melindungi tubuhnya dari hembusan angin. Ia mengambil secangkir teh hangat yang sudah disiapkan oleh ibunya. Perlahan-lahan Ia meneguk secangkir teh hangat itu hingga habis.

Ia beranjak dari tempat tidurnya dan melangkah keluar dari kamar, Ia tersenyum kepada Jane yang sedang menonton tv. Ia melangkah menuju dapur dan mengambil seporsi pancake yang sudah disiapkan oleh Jane. Natalie melangkah menuju meja makan dan mengambil sebuah garpu.

"Sayang, ke sini dong. Makannya di sini aja", Ucap Jane sembari menoleh ke arah Natalie. Natalie mengangguk dan segera melangkah menghampiri ibunya.

Natalie duduk tepat di samping Jane, "Ada apa, Ma?". Natalie melirik Jane yang sembari tadi terus memperhatikan gerak-geriknya.

"Pernah kepikiran tentang papa kamu tidak, Nat?", Tanya Jane sembari tersenyum tipis dan mengkombinasikannya dengan tatapan serta mengangkat kedua bahunya.

Natalie tersedak dan segera berlari mengambil air mineral yang berada di atas meja makan–entah milik siapa dan dari kapan air mineral itu, "Pardon?"

Jane terkekeh melihat reaksi Natalie, "Ya, aku tahu kamu pasti terkejut, Nat". Ia memperhatikan raut wajah Natalie yang berubah menjadi kaget dan meremehkan.

"Kau belum pernah membicarakan ini sebelumnya dan kau jugalah yang membuat aku dan Liam tidak pernah membahas tentang our fatherI mean all about you and your husband", Natalie menaruh gelas yang berisikan air mineral itu ke tempatnya kembali dan menatap Jane seolah-olah ibunya adalah musuh terbesarnya saat ini, "Apa yang membuatmu membicarakan hal ini?"

Jane melirik tempat duduk kosong di sebelahnya pertanda Natalie harus duduk di sebelah Jane. Natalie melangkah menghampiri Jane dan langsung duduk di sebelahnya, "Ada apa, ma?"

"Jadi begini, Nat", Jane menarik nafas dalam-dalam dan kembali melanjutkannya, "Papamu akan datang menjengukmu."

Natalie tersontak kaget, seorang ayah yang tidak bertemunya selama kurang lebih 20 tahun dan sekarang akan menjenguknya? "Tidak mungkin, itu sangat mustahil", Ucap Natalie sembari memutarkan kedua bola matanya.

"Tidak ada yang mustahil, nak", Ucap Jane sembari mengelus rambut Natalie yang sedikit kusut itu. "Apakah kau tidak ada perasaan sedikit pun untuk bertemu dengannya?"

"Aku saja tidak tahu ma, siapa papaku", Natalie mengambil seporsi pancake yang belum dihabiskan olehnya itu dan segera memotongnya menjadi beberapa bagian kecil. "Kau tidak pernah memberitahuku."

Jane memperhatikan mimik wajah Natalie yang seketika menjadi sedih dan matanya berkaca-kaca, "Maafkan mama, Nat". Jane segera memberikan pelukan hangat kepada anak perempuan sematawayangnya itu.

Natalie menoleh ke arah Jane dan segera memeluknya erat, "Ya, aku sudah memafkanmu". Ia tersenyum tipis kepada ibunya, "Kapan papa akan ke sini?"

Jane melepaskan pelukannya, "Aku tidak tahu pasti kapan papamu akan ke sini, tetapi Ia sudah berbicara kepadaku bahwa Ia akan berjanji untuk menemuimu dan juga kakakmu."

"Ya, semoga Ia benar-benar menepati janjinya", Ucap Natalie sembari menoleh ke arah Jane dan tersenyum tipis.

Jane membelai dan mengecup pipi anak perempuannya itu, "Semoga. Ya sudah, habiskan dulu sarapanmu, Nat".

"Tidak, aku tidak mempunyai selera makan lagi. Aku akan menghampiri Liam saja ke kamarnya", Natalie beranjak dari tempat duduknya dan menaruh piring yang berisi setengah porsi pancake itu ke atas meja makan. Tak lupa Ia meneguk beberapa tegukan air mineral sebelum pergi ke kamar keramat sang kakak. Ia terus melangkah hingga tumitnya terhenti di depan kamar Liam.

Black // tomlinsonDove le storie prendono vita. Scoprilo ora