[ix]

1.1K 135 12
                                    

Song for this chapter :

1. Keyshia Cole - This Is Us

=====

Sentakan dering alarm yang diatur setengah oktav membuat embun pagi terbangun dan membuat kelembutan permukaannya terpecah belah. Burung-burung mulai bangun dari tidur lelapnya dan segera menyanyikan lagu kesukaan masing-masing.

Kicauan burung serta deringan alarm membuat Natalie melepas ikatan mimpinya jauh-jauh dan segera bangun dari tidurnya. Ia beranjak dari tempat tidur dan segera mencari ponselnya untuk melihat jadwal penting yang telah ditandai olehnya.

MASUK KERJA PUKUL 7 A.M.

Ia melirik jam dinding yang berada di samping tempat tidurnya sungguh terkejutnya Ia ketika menyadari bahwa Ia harus sampai ke kantor dalam waktu kurang dari tiga puluh menit. Ia segera mematikan alarm dan melangkah masuk menuju kamar mandi. Ia membersihkan tubuhnya dengan kecepatan tidak wajar–akibat terlalu kencang dikejar oleh waktu yang sudah menggonggong.

Ia bergegas memakai pakaian seadanya yang berada di bagian atas tumpukan-tumpukan pakaian. Ia segera beranjak keluar kamar dan mengambil sepatunya yang berada di dekat dapur.

"Nat, lebih baik jika kau sarapan terlebih dahulu", Ucap Jane sembari menyiapkan sarapan untuk keluarga tercintanya. Ia menaruh segelas susu yang diperuntukkannya untuk Natalie.

Natalie mengambil sepatu converse merahnya yang berada di rak sepatu. Ia menghampiri Jane, "Jika aku sarapan, aku akan terlambat, ma". Ia segera memakai sepatunya dan meminum seteguk susu putih hangat yang sudah disiapkan oleh ibunya. "Natalie pamit ya, ma!". Ia segera berlari menuju halaman rumah berharap ada  taksi yang lewat.

Ia menunggu taksi di depan halaman rumah sembari membenarkan tali sepatunya yang lepas. Natalie terdiam dengan menggerakan kakinya sebagai ketukan waktu per detiknya. Ia bersenandung mengikuti kicauan burung-burung yang ada di sekitarnya hingga ada sebuah taksi yang berhenti di depannya.

Natalie segera masuk ke dalam taksi yang dengan ajaibnya dengan sendirinya Ia berhenti di depannya. "17th Street, please."

"Yes, madam."

Natalie menyandarkan bahunya ke bantalan tempat duduk. Ia memasang earphone yang dibawa olehnya. Ia memutar playlist-playlist kesukaannya. Tetapi matanya fokus terhadap seorang supir taksi tersebut. Ia terus menerus memincingkan kedua matanya kepada dua bola mata yang setiap beberapa detik melirik kepadanya.

Natalie mencodongkan tubuhnya agar sedikit lebih dekat dengan supir taksi tersebut. "Sepertinya aku mengenalmu". Natalie melepaskan kacamata hitam yang digunakan oleh supir taksi tersebut. "Sudah ku bilang aku mengenalmu, Louis."

Louis memamerkan deretan gigi seri putihnya. "Bagaimana kau bisa tahu?"

Natalie hanya menyeringai dan kembali ke dalam posisi nyaman awalnya, Ia kembali menyenderkan kedua bahunya ke tempat duduk.

"Hey, aku sedang berbicara denganmu", Ucap Louis sembari menaikan setengah oktav dari nada aslinya.

"Aku mengenalmu". Natalie tersenyum tipis dan memainkan Ipod-nya. "Oleh karena itu aku tahu bahwa itu dirimu."

Louis melirik Natalie dengan tatapan membosankan. Ia terus melaju ketika melihat tatapan Natalie yang menyuruhnya untuk menambah kecepatan di speedometer. Louis menyuruh Natalie memakai sabuk pengaman. "Kencangkan sabuk pengamanmu. Kita akan menaiki roller coaster hingga 15 blok dari sini."

"Maksudmu? Aku han–". Belum sempat Natalie melanjutkan perkataannya, Louis sudah terlanjur menekan gas dan menambah kecepatannya hingga 10 km/jam. "AKU HANYA BERGURAU, LOUIS!"

Louis terkekeh mendengar perkataan Natalie. Ia melirik jam tangan yang sedang dipakainya, Ia harus sampai 10 menit lagi dengan 13 blok tersisa. Ia menambah kecepatannya lagi sebanyak 2 km/jam. "Maafkan aku, nona. Tetapi jika kita tidak menambah kecepatan, kita akan terlambat."

Natalie memejamkan matanya, Ia tidak kuasa melihat ke luar akibat matanya seakan-akan sedang dimasukkan ke dalam mesin cuci dengan kecepatan 0.5 detik/putaran. Ia mendengar suara klakson mobil disusul oleh sirine mobil polisi.

Oh.

Melodi-melodi hatinya berteriak, "Itu suara sirine mobil polisi Natalie, bukan ambulance!" , Natalie tersentak dan menelan air liur yang sembari tadi ditahan olehnya. "Lo–louis. Beberapa mobil dari kita ada mobil polisi". Suara lembut itu kali ini terdengar parau.

"Ya", Ucap Louis sembari membesarkan volume tape yang berada di dalam mobil taksi itu. "Biarkan aku membesarkan volumenya agar kau tidak takut". Louis melirik Natalie dan memberikan sebuh seringaian, "Hang on".

"Maksudmu?". Natalie membelalakan kedua bola matanya, Ia mengamati seringaian Louis yang masih membekas di wajah. "Louis, jangan bilang kau akan–".

"Aku akan masuk ke dalam gang". Louis menambah kelajuan taksi yang sedang dikendarai olehnya. Deritan pergantian rem dengan gas menjadi latar suara yang berpadu dengan detakan jantung.

"Louis, kau sudah gila?! Bawa aku ke kantor, sekarang!". Natalie meninggikan suaranya sehingga hampir terdengar seperti jeritan seseorang yang sedang frustasi.

Louis mengangguk. "Kita akan meninggalkan mobil dan melompat keluar. Lepas sabuk pengamanmu, kita hanya tinggal berlari satu blok dari sini". Louis melirik Natalie dan memberikan senyuman keyakinan.

"Terserah kau saja", Ucap Natalie dengan tatapan pasrah dan memelas. Ia melepaskan sabuk pengaman yang melindungi badannya. Ia melihat lengan Louis yang sedang membuka central lock. "Lalu apa yang akan kita lakukan?"

"Lalu aku akan memperlambat kecepatan mobil kita secara perlahan dan ketika ingin berhenti kita akan melompat". Louis melepaskan sabuk pengamannya dan segera menginjak rem yang memperlambat kecepatan hingga 5 km/jam. Beberapa detik kemudian, Louis melirik Natalie dan segera memberikan aba-aba kepada Natalie. "Dalam hitungan ketiga, kita akan melompat bersama-sama."

1

.

2

.

3

"BOOM!"

Louis melindungi Natalie dari ledakan mobil taksi yang baru saja ditumpangi olehnya. Natalie menatap Louis seakan-akan tidak percaya tentang apa saja yang baru terjadi. Louis segera membopong Natalie menuju sebuah gang kecil yang hanya bisa dilalui oleh pejalan kaki.

"Sekarang kita akan berlari menuju kantor dengan waktu dua menit yang tersisa", Ucap Louis sembari menarik tangan Natalie dan berlari. Mereka berlari menjauh dari sirine polisi.

Natalie mengikuti Louis dari belakang dan menyamakan langkah kakinya dengan Louis. Natalie melihat gedung tempat Ia bekerja. "Louis, kita hampir sampai."

Louis hanya mengangguk dan menarik lengan Natalie agar berlari lebih cepat lagi. Ia menuntun Natalie masuk ke dalam gedung yang besar itu dan segera merangkulnya. "Tetaplah tenang dan jangan memasang mimik ketakutan."

Natalie mengangguk dan melangkahkan kakinya seperti biasa. Ia menatap karyawan/i sekitar yang dari tadi menatapnya dengan tatapan aneh. "Mengapa semua orang menatap kita dengan tatapan yang menyebalkan?", Bisiknya kepada Louis.

"Itu karena mereka tidak bisa bersamamu, Nat", Jawab Louis kepada Natalie sembari mengecup dahi Natalie.

=====

A/N

Yeay, akhirnya, hahaha. Maaf ini weird dah, kek film action gitu ye jadinya, mehehe. Maaf kependekan yak. Didedikasiin buat ka sashi, makasih udah buat cover black:3 Check out the weird and short trailer on chapter 1! Don't forget to vote and comment!

Pict of Natalie Payne (Anna Kendrick) on Multimedia!

Sincerely,

Shafa xxx

Black // tomlinsonWhere stories live. Discover now