1. Kesempatan

39.2K 1.5K 29
                                    

Kesempatan itu bukan untuk ajang pemberian alasan, namun sebagai langkah pembuktian jika kamu benar-benar ingin membawa kebahagiaan.

●○○○●

Seorang gadis mempercepat langkah kakinya, ia benar-benar tak mau menemui seseorang yang saat ini sedang meneriaki namanya hingga menjadi pusat perhatian oleh orang-orang disekitarnya. Orang yang mati-matian ia hindari belakangan ini, kembali hadir di hidupnya. Dan jauh di dalam hatinya, ia merasakan sakit yang teramat dalam ketika harus kembali berhadapan kembali dengan laki-laki tersebut.

"Ren, dengerin gue!"

Gadis itu tetap menulikan pendengarannya, ia hanya tak ingin luka yang berusaha ia hilangkan, akan terkuak dengan mudahnya. Luka yang selama ini berusaha ia hapus, namun tetap saja masih tersemat di hatinya.

"Ren, gue mohon berhenti!"

"KARENINA SARAS KINANTI, GUE BILANG BERHENTI!"

Karen terkesiap saat tangannya ditarik paksa oleh laki-laki tersebut, tubuhnya berbalik arah pada sosok laki-laki yang sejak tadi membuntutinya. Ia menundukkan kepalanya, karena tak kuasa menatap lelaki tersebut terlalu lama. Katakan ia pengecut, namun percayalah ia hanya belum siap dengan semua ini.

"Ren, tatap mata gue!"

Bukannya mengikuti ucapan lelaki tersebut, Karen malah semakin menundukkan kepalanya dalam.

"Astaga, Ren! Gue harus apa biar lo mau natap gue."

Laki-laki tersebut menjambak rambutnya frustasi, karena Karen masih dalam mode keras kepala.

Karen mendongak, menatap berani pada manik mata laki-laki di hadapannya.

"Lo mau tau cara supaya gue mau natap lo?"

Tangan di kedua sisi Karen terkepal erat, berusaha menguatkan hatinya. Ia bertekad tak ingin kembali menjadi orang lemah, ia harus bisa menghadapinya dengan tegar.

"Jangan pernah hadir lagi di hadapan gue. Jangan pernah muncul di sekitar gue, bahkan jangan pernah masuk ke dalam hidup gue lagi. Karena gue gak mau liat wajah lo itu, ngerti?!!"

●○○○●

Mata tajam Vidi menatap nyalang ke sekitarnya, meneliti satu persatu orang yang melintas. Ia menyipitkan matanya ketika melihat sesosok gadis yang sedari tadi dicarinya. Tanpa menunggu lama, ia berusaha mengejar gadis tersebut yang berada agak jauh darinya.

"Karen!"

Vidi mempercepat langkahnya saat merasa Karen berusaha menjauh darinya. Ia tak ingin kesempatan ini terbuang sia-sia, jadi ia harus bisa memperbaiki semuanya.

"Ren, dengerin gue!"

Semakin lama, langkah Karen semakin cepat membuat Vidi mau tak mau mengikutinya.

"Ren, gue mohon berhenti!"

"KARENINA SARAS KINANTI, GUE BILANG BERHENTI!"

Merasa tak ada satupun tanggapan yang ia dapatkan, Vidi memilih berteriak dan langsung menarik tangan gadis tersebut yang berhasil ia raih.

Mata Vidi menatap lekat ke arah gadis yang sangat ia rindukan, gadis yang telah lama tak di temuinya, dan gadis yang saat ini tengah membencinya.

Namun sayangnya, Karen malah menundukkan kepalanya. Seakan enggan untuk menatap Vidi sedetikpun.

"Ren, tatap mata gue!" Ujar Vidi.

Tapi nihil. Karen tak mau memandangnya, malah semakin menundukkan kepalanya. Dan itu benar-benar membuat Vidi mendesah frustasi.

K H I A N A TOnde histórias criam vida. Descubra agora