14. Bahagia

5.5K 335 3
                                    

Melihatmu tersenyum saja sudah membuatku bahagia, apalagi jika senyum itu aku yang menjadi penyebabnya.

●○○○●

"Lama banget sih!" Gerutu Karen setelah berhasil menduduki kursi penumpang mobil Vidi.

Vidi memutar bola mata malas, "ya maap, ncess. Di jalan macet tau." Vidi melirik Karen sekilas yang tampak menghela napas.

"Emang nunggu lama banget yah?"

"BANGET!" sentak Karen seraya mencebikkan bibirnya.

Karena selama satu jam lebih, ia menunggu Vidi yang katanya akan datang tepat jam enam. Namun nyatanya, laki-laki yang pernah menjadi mantannya ini baru tiba jam tujuh di rumahnya. Dan itu membuat Karen hampir saja mengurungkan untuk pergi ke pasar malam sesuai rencana mereka. Apalagi sedari tadi, ponselnya terus menampilkan notif dari Alena bahwa perempuan itu telah menunggunya di pasar malam.

"Alena tuh udah nungguin dari tadi, Vid! Untungnya dia bareng sepupunya, kan kasian dia kayak orang bego nungguin kita disana." Ungkap Karen dengan nada kesal.

Vidi cengengesan, "maaf ya. Sebagai gantinya, gue traktir es krim deh! Gimana?"

Selalu begini, Vidi akan mengiming-iming Karen dengan sesuatu yang disukainya. Dan terbukti, mata Karen langsung berbinar saat mendengar nama tersebut di ucapkan.

"Beneran??!"

Vidi mengangguk mantap.

"Okay, gue maafin." Sahut Karen enteng, bahkan lebih enteng daripada sebuah kapas.

Vidi mendengus, kemudian mencibir pelan melihat reaksi Karen.

"Ya ya, anything for you princess." Vidi tersenyum tipis, kemudian mengacak-acak rambut Karen.

Setelah memarkirkan mobilnya, Vidi keluar bersama dengan Karen. Tangan Karen merogoh tasnya mencari ponsel untuk menghubungi Alena.

"Halo, Ren."

"Lo dimana, Len?"

"Di deket penjual permen kapas sebelahnya permainan lempar gelang, buruan kesini!"

"Iya-iya, tunggu!"

Tanpa membuang waktu, Karen langsung menarik tangan Vidi dan mencari-cari keberadaan Alena. Hingga Karen dapat melihat Alena yang sedang duduk sendirian dengan permen kapas di tangan kirinya.

Karen meringis saat melihat ekspresi masam Alena, karena kedatangannya yang telat hampir dua jam.

"Sorry, Len. Gara-gara Vidi nih!" Ucap Karen setelah tepat berada di depan Alena.

"Lah, kok gue?" Merasa namanya disebut, Vidi langsung menyanggah ucapan Karen.

"Emang gara-gara lo!"

Vidi mendesah pasrah, " terserah deh! Perempuan memang selalu benar."

"Udah-udah ngga usah debat, sekarang kita mau kemana dulu?" Lerai Alena, "eh.. Tapi tunggu dulu ya, sepupu gue lagi ke toilet karena tadi gue nyuruh dia jangan pergi sebelum kalian dateng."

Ponsel Alena berdering, dan melihat nama kakak sepupunya yang tertera.

"Halo kak, kamu dimana?" Ucap Alena setelah menerima panggilan.

"..."

"Yaudah deh, nanti kabarin Lena lagi."

"..."

"Oke," Alena memandang kedua sahabatnya, "kita main dulu yuk. Kakak sepupu gue lagi ada urusan bentar katanya."

Anggukan dari Karen dan Vidi membuat mereka bertiga memutuskan untuk berkeliling terlebih dahulu. Dan sasaran pertama yang mereka kunjungi adalah penjual es krim.

K H I A N A TWhere stories live. Discover now