12. Rahasia

7.5K 480 9
                                    

Rahasia hatiku hanya mencintaimu setulus hati, tanpa ada maksud untuk menyakiti.

●○○○●

Kepala Vidi terasa pusing setelah meminum minuman yang ia pesan, Andre pun tak kunjung datang pada tempat yang mereka janjikan. Hingga seseorang perempuan tiba-tiba saja duduk di sebelah Vidi.

Vidi menyipitkan matanya, berusaha mencari tahu siapakah gerangan yang berada di sebelahnya. Tapi pandangannya masih memburam, dan pening di kepalanya semakin menjadi. Dan pada akhirnya ia hanya membiarkan orang tersebut.

"Kenapa sendiri?" Tanya perempuan tersebut setelah hening beberapa saat.

"Lagi nunggu temen," jawab Vidi seraya memegang kepalanya yang terasa berat.

Dengan keadaan yang setengah sadar, Vidi meletakkan kepalanya pada bahu perempuan yang sedari tadi tersenyum kemenangan.

"Gak sama pacar?" Tanya perempuan itu kembali.

"Dia lagi nemenin adiknya."

"Lo cinta sama dia?"

Vidi diam, kemudian tertawa sumbang.

"Lo mau dengar ceritanya?"

"Tentu,"

"Dulu," Vidi menjeda beberapa waktu saat merasakan rasa pening yang kembali menghantam dan disaat bersama seorang perempuan tengah menatap dua orang itu dengan pandangan kecewa, "gue gak pernah cinta sama Karen. Gue gak punya rasa sama dia, gue nembak hanya karena rasa penasaran---"

Dan Alena---perempuan yang duduk di sebelah Vidi tersenyum pongah mendengar Vidi berbicara seperti ini.

Sedangkan, perempuan yang berada tak jauh dari tempat Vidi, merasakan sesak yang teramat. Matanya berkaca-kaca, tatapan penuh kesakitan dan kekecewaan terlihat di matanya. Ia tak menyangka, jika Vidi hanya mempermainkannya. Dan tak lama, perempuan itu langsung berlari, diikuti adknya yang tengah menahan amarah.

,"---tapi, dengan mudahnya dia membuat gue jatuh cinta tanpa bisa berpaling dari yang lain." Lanjut Vidi.

Dan senyum di wajah Alena menghilang, berganti dengan wajah datar. Kali ini, jawaban Vidi membuatnya mendengus kesal.

"Gue cinta sama Karen, cinta banget! Dan gue gak mau kehilangan dia."

Alena menipiskan bibirnya, ia semakin jengkel dengan racauan dari Vidi.

"Gue awalnya memang hanya penasaran ke lo, Ren. Tapi, percaya atau tidak. Lo berhasil buat gue jatuh terlalu dalam pada lo." Ucap Vidi setelah Andre berhasil menyelesaikan duduk permasalahannya.

"Alena mencampurkan minuman Vidi dengan alkohol, Ren. Lo tahu sendiri kalau Vidi gak pernah tahan dengan alkohol walau cuman setetes, dan hal itu membuat Vidi mabuk." Jelas Andre dengan suara yang serius, "gue ngelihat semua gerak-gerik yang di lakuin Alena bahkan ketika lo pergi tanpa mendengar kelanjutan omongan Vidi. Gue ngejar lo, tapi gue kehilangan jejak. Dan, setelah itu gue kembali dan menuntut Alena untuk menjelaskan semuanya." Sambung Andre dengan nada yang meyakinkan.

"Vidi gak pernah berpikir kalau dia bakal ninggalin lo, Ren. Setiap gue ngumpul bareng dia, Vidi bakal cerita semua tentang lo. Semuanya," Vidi tetap diam membiarkan Andre melanjutkan penjelasannya, "bahkan saat dia harus pindah ke Palembang, dia terus hubungi gue buat memastikan bahwa keadaan lo baik-baik saja. Dengan syarat, gue gak boleh ketahuan lo saat pengawasan. Walau Vidi tahu kalau lo udah benci sama dia, tapi dia bilang kalau sebenci apapun lo ke dia, dia tetap sayang sama lo." Kali ini Andre menutup ucapannya dengan senyum penuh arti.

K H I A N A TTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang