Chapter 4

9.7K 418 4
                                    

Chapter 4 : *SaiIno Part*
:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::

   "Hihi, tentu saja aku" jawab seseorang dan membuat Neji menoleh.
   "Kau? Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Neji pada gadis itu.
   "Hm? Aku menunggumu pulang. Ne, kebetulan tempat latihanku tidak jauh dari sini dan juga aku lupa membawa mobil jadi tidak masalah bukan aku menumpang".
   "Wo Tenten?" tanya Yakumo ragu.
   "Oh? Yakumo-san, lama tidak bertemu. Ah, jadi Neji pacarmu yang sekarang?".
   "Kau mengenal Neji?".
   "Yah sepertinya begitu. Jadi Neji, aku bisa ikut denganmu kan?".
   "Tidak" jawab Neji singkat.
   "Hahaha, kau mau cari masalah denganku? Kau mengantar ku atau ku laporkan pada ibumu" ancam Tenten yang kini sudah mengeluarkan smartphonenya.
   "Baiklah-baiklah, cepat masuk" suruh Neji sementara Tenten menyeringai penuh kemenangan.
   "Memang harus seperti itu bukan" ujar Tenten lalu masuk ke mobil Neji.
   "Aish, kenapa hari ini aku sial sekali" dengus Neji lalu memasuki mobilnya.

::
::

   Di atap sekolah, nampak empat gadis dengan stelan hitam tengah menatap ke arah gerbang sekolah.
   "Whoa, dia benar-benar melakukannya. Ne, aku tidak sabar untuk membuat si Amaru jalang itu kesal. Kira-kira kapan giliranku yah?".
   "Baka Pig. Segitu yakinnya kau akan dijodohkan dengan Sai?".
   "Yup, seribu persen hatiku mengatakan seperti itu".
   "Cih, percaya diri sekali kau".
   "Jangan ragukan insting sahabatmu ini yah".
   "S-sudahlah. Kurasa Shikamaru-san, Neji nii-san, Sai-san, Naruto-san dan Sasuke-san itu sama saja. Mereka hanyalah pembangkang".
   "Kau benar Hinata".
   "Dengar itu Pig. Dasar bodoh".
   "Kau juga Forehead, dasar menyebalkan".

::
::

    Sementara itu, di mobil Neji.
    "Kau punya hubungan apa dengan Neji sampai-sampai memaksanya agar kau bisa ikut bersamanya?" tanya Yakumo membuka percakapan diantara mereka.
    "Kau yakin ingin tau?".
    "Tidak usah berbasa basi Wo-san, jawab saja pertanyaan ku".
     "Cih, kau ini membosankan sekali. Ne, apa kau akan percaya jika kukatakan kalau Neji dijodohkan denganku" ujar Tenten dengan seringainya.
     "Bisa kau diam?" bentak Neji.
     "Ehh? Pacarmu yang bertanya padaku jadi aku menjawab. Dan bukankah kau menerima perjodohannya Neji-kun" sanggah Tenten dan menekankan kata-katanya diakhir kalimat.
     "Neji-kun apa maksudnya ini?".
     "Sudah, tidak perlu mendengarkan si pembohong itu. Yang dia katakan tidak benar".
     "Benarkah?"
     "Tentu" jawab Neji disertai senyum tulusnya.
     "Ck, kau mengataiku pembohong ya? Ya sudah kalau kau tidak mau mengakuinya, aku akan membatalkan perjodohan kita dan siap-siap untuk ditendang dari keluarga Hyuga, Neji-kun" ancam Tenten dan bersiap untuk mengeluarkan smartphonenya.
     "Cih baiklah-baiklah aku memang menerima perjodohan itu" aku Neji dan membuat Tenten tersenyum senang.
     "Hmm, anak pintar" puji Tenten sembari mengelus pucuk kepala Neji dan membuat empunya sedikit memerah. Sementara Yakumo yang menyadari itu hanya mendengengus kesal.
     "Ya sudah, aku turun di sini saja".
     "T-tapi Yakumo, aku tidak menyukai Tenten".
     "Ya itu benar, Neji tidak menyukai ku tapi mencintai ku" sanggah Tenten dn membuat Yakumo semakin mengerucut.
     "Diam kau Tenten".
     "Cepat hentikan mobilnya" bentak Yakumo dan membuat Neji memberhentikan mobilnya secara tiba-tiba. "Kau berhutang penjelasan padaku Neji-kun. Sebentar malam temui aku" ucap Yakumo sebelum keluar dari mobil Neji dan pergi meninggalkan tempat itu.
     "Whooa, pacarmu galak sekali" komentar Tenten dan membuat Neji menatap garang padanya. "Kenapa menatap ku seperti itu? Apa kau mau menyalahkan aku lagi?" tanya Tenten dengan ekspresi sedih yang dibuat-buat.
     "Huff, baik-baiklah. Aku aka mengantarmu pulang".
     "Haha, aku menang" batin Tenten dan menyeringai penuh kemenangan.

::
::

     Sore harinya, di cafe Mall Central Konoha.
     'Sasuke's POV'
     'Wah, lihat dia tampan sekali'
     'Bukankah dia Uchiha Sasuke?'
     'A-ano Uchiha-san kau pasti sedang terburu-buru ya? Ne kau diluan saja'.
     Begitulah ucapan-ucapan yang mereka lontarkan padaku. Yah aku akui aku memang tampan, dan jika aku menginginkan gadis manapun aku pasti bisa mendapatkannya, tidak ada yang bisa menolak pesona Uchiha. Aku terus maju dan sebentar lagi akan sampai ke meja counter kalau saja tidak ada sesuatu yang menghantam keras betisku.
     "Sasuke's POV End"
     Pemuda itu terus berjalan melewati deretan gadis-gadis yang sedang mengantri untuk memesan sekaligus membayar makanan mereka. Namun pemuda itu tidak menyadari tatapan sengit dari seorang gadis bersurai soft pink dan...
     'BRAK'.
     Gadis itu menendang keras betis pemuda itu hingga membuat empunya meringis.
     "Apa masalah mu nona?" bentak pemuda itu -Sasuke- setelah berbalik dan menghadap ke arah gadis itu.
     "Seharusnya aku yang bertanya tuan. Apa yang kau lakukan? Kau harus mengantri, jangan seenaknya yah" balas gadis itu.
     "Kau pikir kau ini siapa? Mereka yang mempersilahkan aku untuk memesan lebih dulu. Seharusnya kau melakukan hal yang sama".
     "Apa? Hahaha, aku harus memperlakukan mu seperti apa yang mereka lakukan? Jangan bercanda tuan. Maaf saja ya, aku tidak termasuk dalam kelompok-kelompok fans girlmu itu. Tolong buatkan 1 jus strawberry, 1 lemon tea, 1 cappuchino, dan dua milkshake, lalu 4 porsi burger" omel Sakura yang kemudian memesan beberapa makanan dan minuman pada penjaga counter.
     "Tunggu. Kau tidak tau siapa aku?" tanya Sasuke dan membuat perhatian gadis itu kembali padanya.
     "Huff. Aku tidak tau dan tidak mau tau. Jangan membuat ku kesal tuan. Kembali belakang dan belajarlah untuk mengantri, bebek bahkan lebih pandai darimu" cibir gadis itu dan membuat Sasuke semakin panas.
     "Baiklah, walaupun kau tidak ingin tau aku akan tetap memberitahumu, aku Uchiha Sasuke".
     "Hontou? Kau Uchiha Sasuke? putra Fugaku ji-san?" tanya gadis itu dengan raut terkejut.
     "Tentu" jawab Sasuke dengan seringainya.
     "Oh, si bungsu dari klan Uchiha? Pemuda sok tampan, brengsek, urakan, brutal, tidak punya sopan santun dan selalu membully di sekolahnya itu yah? Jadi itu kau Sasuke-san? Seharusnya kau tidak bilang kalau kau adalah Uchiha Sasuke, kau hanya akan membuat klanmu juga ayahmu malu" ucap gadis itu dan membuat Uchiha bungsu itu melongo.
     "Kau tau soal apa tentang diriku".
     "Hm? Aku punya teman di KIHS, namanya Runno Sazaki. Dia memberitahu ku tentang semua keburukan mu" ucap gadis itu yang lagi-lagi membuat Sasuke melongo.
     "Kau kenal dengan Sazaki sialan itu?".
     "Dia bukan sialan. Kau itu yang sialan dasar pria brengsek. A'a, terima kasih" ucap Sakura setelah mengambil pesanannya dan membayarnya.
     "Kau menantang ku pinky?".
     "Hm? Aku tidak tau tapi aku tidak masalah jika kau merasa seperti itu Pantat Ayam" ucap Sakura lalu meninggalkan counter itu.
     "Cih dasar. Berani sekali dia. HEY JIDAT LEBAR AWAS SAJA JIKA KITA BERTEMU LAGI" teriak Sasuke dan membuat langkah gadis itu terhenti.
     "Baiklah Pantat Ayam. Aku tidak takut dengan ancaman mu itu" ucap gadis itu dan kembali melanjutkan perjalanannya.
     "Arrgghh, dasar gadis sialan" rancau Sasuke sembari mengacak rambutnya frustasi.
     "Kau kenapa Teme?" tanya seseorang sambil menepuk pundak Sasuke dan membuat empunya terperanjat.
     "Jangan membuatku terkejut baka".
     "Ck, akukan hanya bertanya ttebayo". "Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa kau lama sekali?".
     "Cih, ada gadis gila tadi. Dia menendang betisku, ku harap aku dan dia bisa bertemu lagi dan aku akan membalaskan dendam ku".
     "Gadis gila? Tidak mungkin ada orang gila yang diizinkan masuk ke sini ttebayo" sanggah Naruto dan membuat Sasuke menoleh dan menatap datar Naruto.
     "Terserah apa katamu Naruto Baka" cibir Sasuke dan hendak pergi namun dia kembali menghentikan langkahnya. "Kau yang pesan makanan. Aku sedang kesal sekarang" ucap Sasuke dan langsung pergi.
     "Dasar Teme. Tapi biarlah" ucap Naruto lalu ikut mengantri dibarisan panjang itu.

For My Bad BoyWhere stories live. Discover now