Chapter 5

9.1K 420 6
                                    

Chapter 5: Never Give Up
*NaruHina Part*
:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::

   "ARGGHHHH" teriakan membahana itu terdengar hampir di seluruh penjuru KIHS *berlebihan nih author. EGP* mari kita lihat suara milik siapa yang sudah membuat gempar KIHS pagi-pagi begini. "Baka Naruto! Sudah kubilang untuk berhati-hati dengan tanganku. Kau pikir ini tidak sakit" omel pemuda bersurai raven klimis berkulit putih pucat yang ternyata Sai, nampak telapak tangan sebelah kanannya membengkak dan sedikit memerah.
    "Hehe, gomen ttebayo. Sebenarnya kenapa, a'a maksudku apa yang membuat tangan mu sampai bengkak seperti itu?.
    "Ck, ini karena Barbie jelek sialan itu".
    "Barbie jelek maksudmu?".
    "Huff, aku juga sudah dijodohkan. Gadis itu sangat cantik tapi dia sangat buruk" dengus Sai.
    "Apanya yang buruk?".
    "Ah kau banyak tanya Naruto. Aku sedang kesal sekarang" omel Sai dengan wajah yang benar-benar terlihat kesal.
    "Hey Sai, aku dan Shikamaru menceritakan soal perjodohan ini dan kau tidak mau menceritakannya pada kami?" protes Neji.
    "Baiklah-baiklah aku akan ceritakan semuanya".
#Flash_Back.
   
    "Kami berniat untuk menjodohkan kalian".
    "APAA?". "Kenapa tiba-tiba sekali?"
    "Sekarang jawab saja Sai, kau mau tidak?".
    "Aku tidak tau".
    "Kalau kau Ino?".
    "Hm? Aku terserah Sai-san saja, kalau dia mau aku juga akan setuju".
    "Keputusan ada di tanganmu Sai" tunding tuan Aizen dan menatap penuh harap pada Sai.
    "Huff, baiklah aku setuju" jawab Sai dan semua orang di ruangan itu tersenyum menatapnya.
    "Oh ya. Maaf aku harus kembali melakukan rutinitas ku sore ini" ucap Ino dan berniat untuk beranjak.
    "Memangnya kau mau kemana?".
    "Aku harus memberi makan teman-temanku".
    "Ah iya. Kaa-san lupa. Sai-kun, jika kau mau kau bisa ikut Ino ke taman belakang".
    "Baik ba-san".
    "Hm, kau tunggu saja di sini, aku mau mengganti pakaianku dulu" ucap Ino lalu pergi menuju kamarnya.

>>Skipp
    Di kebun bunga mansion Yamanaka.
    "Haah, segarnya. Ne mina, gomen aku terlambat" seru Ino dan mulai menyirami bunga-bunga di taman itu dengan penyiram tanamannya.
    "Kau suka berkebun?".
    "Ya begitulah. Aku suka merawat tumbuhan terutama bunga, entah kenapa setiap bentuk ataupun warnanya memiliki emosi tersendiri setiap kali aku melihatnya". "Kau sendiri, apa yang kau sukai?".
    "Aku suka melukis".
    "Benarkah? Oh ya, apa kau sudah punya kekasih?" tanya Ino dan membuat Sai terdiam. "Hahaha, aku sudah tau kau memiliki kekasih Sai-san. Seharusnya kau menolakku tadi, apa kekasih mu tidak marah jika dia mengetahui hal ini?".
    "Aku akan menjelaskan semua padanya".
    "Hmm, begitu ya. Apa kau pernah disengat lebah?" tanya Ino dan membuat Sai sedikit heran dengan pertanyaannya.
    "Hmm, aku punya trauma mendalam soal lebah".
    "Upss, kenapa kau tidak bilang dari tadi. Aku lupa memberitahumu kalau kotak disebelahmu itu adalah sarang lebah" seru Ino dan...
    "Terlambat" pasrah Sai karena beberapa ekor lebah sudah mengerubunginya terutama tangannya. "ARRGGGG".

#End_Flash_Back

    "Haah, kau payah ttebayo".
    "Sudah ku katakan Naruto, aku pobhia lebah" protes Sai.
    "Sama saja kau takut ttebayo".
    "Jadi bagaimana hari ini?".
    "Karena tangan Sai sedang tidak bisa diajak bekerja sama sudah pasti kita akan libur hari ini" jelas Neji.
    "Wah, wah coba lihat sepertinya ada yang sedang kesakitan" ujar seseorang dan membuat lima pemuda itu celingukan mencari asal suara itu.
    "Hey, kami di atas" teriak yang lain dan serempak kelima pemuda itu menoleh ke atas pohon dan nampaklah 3 gadis berpakaian serba hitam yang tengah duduk di sebuah tangkai pohon yang besar.
    "Kalian lagi?".
    "Hey, hey, kami sudah dari pagi tadi duduk di sini dan kalian mengganggu kami dengan suara ribut kalian. Seharusnya yang marah itu kami".
    "Kau benar Shishi".
    "Whoa, coba lihat tangannya benar-benar bengkak. Ku harap tanganmu itu tidak sembuh supaya kalian berhenti memukuli orang lain".
    "Enak saja kalian. Lihat saja, akan kupatahkan tangan kalian".
    "Cih, coba saja kalau kau bisa. Sebaiknya kita pergi, aku heran Sazaki dan Irata belum kelihatan, entah kemana mereka".
    "Ayolah Emma, kaichou dan fuku kaichou 1 kita sangat sibuk. Jelas mereka akan lama".
    "Yah, karena siapa lagi? Seandainya pemuda-pemuda sok tampan dan sok jago itu tidak pindah ke sekolah ini, mungkin Sazaki dan Irata tidak akan kesulitan seperti ini".
    "Hey, kau menyinggung kami ya? Ayo cepat turun, jangan hanya berani bicara di atas sana ttebayo" omel Naruto sambil menunjuk-nunjuk ke arah tiga gadis itu.
    'Tap'
    'Tap'
    'Tap'
    Ketiga gadis itu melompat dan mendarat dengan mulus.
    "Jadi kau tersinggung ya? Bagaimana jika yang ku katakan tadi bukan kalian? Tapi baguslah jika kalian tersinggung" ucap Ino dengan nada meremehkannya dan membuat kelima pemuda itu geram.
    "Inoue, Shishi, Emma, ada apa?" tanya seseorang dan membuat tiga gadis dan lima pemuda itu menoleh.
    "Sazaki-chan, Irata-chan. Akhirnya kalian muncul juga" seru Tenten lalu menghampiri Sakura dan Hinata.
    "Tenang Sazaki-chan, sepertinya hari ini mereka tidak akan berbuat ulah jadi kita akan sedikit santai" seru Ino dan membuat Sazaki dan Irata mengerutkan keningnya walau tak kentara karena memakai tudung jaket mereka.
    "Maksud kalian? Apa mereka sudah benar-benar tobat?" tanya Hinata.
    "Tidak juga, tangan Sai bengkak karena disengat lebah jadi mereka tidak bisa berbuat onar hari ini" jelas Tenten.
    "Wah, berita yang membahagiakan". "Bisa kulihat seperti apa bentuknya tanganmu sekarang?" tanya Sakura sambil menatap Sai.
    "Cih, tidak perlu. Sebaiknya kalian pergi" usir Sai dan menyembunyikan tangannya.
    "Sazaki-chan, kau akan membantunya?" tanya Ino dengan nada tidak rela.
    "Aku tidak bilang akan membantunya, tapi aku hanya ingin melihatnya. Dan kau cepat perlihatkan atau ku patahkan tanganmu" ancam Sakura dan mau tak mau Sai langsung menunjukkan tangannya. "Hmm, cukup parah" guman Sakura dan memperhatikan dengan seksama tangan Sai yang bengkak. "Ini tidak apa-apa. Dalam waktu beberapa hari akan sembuh sendiri, hmm akan lebih cepat sembuh jika kau mengobatinya dengan minyak urut, tapi aku penasaran apa yang akan terjadi jika aku melakukan ini" ucap Sakura dan...
    'CTAK'.
    "Arggghhh" histeris Sai setelah Sakura mengutik tangannya. "Kau gila ya, ini sakit baka".
    "Oh, jadi kau bisa merasakan sakit juga ya? Hanya ku kutik seperti itu saja kau sudah kesakitan, apa kau tidak pernah berpikir apa yang dirasakan oleh orang-orang yang kalian hajar hingga babak belur?".
    "Kami tidak peduli soal mereka" sahut Sasuke dan kini tatapan Sakura beralih ke arah Sasuke.
    "Hm? Kalian tidak mau menyerah ya? Baiklah, jika begitu kami juga tidak akan menyerah sampai kalian berhenti melakukan perbuatan buruk kalian. Apapun yang terjadi, kami tidak akan pernah mundur dan tidak akan bertekuk lutut dihadapan kalian" seru Sakura dan menatap tajam Sasuke.
    "Coba saja jika kau bisa nona pengecut. Kami tidak takut pada gadis-gadis pengecut seperti kalian" timpal Shikamaru.
    "Heeh, maaf saja tuan pemalas jika identitas kami tidak dirahasiakan kami tidak akan melakukan hal ini".
    "Dan ya, aku sangat berterima kasih pada lebah itu karena sudah membuat tangan salah satu dari kalian bengkak. Ayo pergi" ajak Sakura lalu meninggalkan taman KIHS.
    "Cih, ingin sekali ku buka maskernya dan menghancurkan wajah pengecutnya itu" umpat Sasuke.
    "Kau benar Teme, aku juga geram dengan sikap mereka".

For My Bad BoyWhere stories live. Discover now