Chapter 24

8.2K 364 34
                                    

Chapter 24 : Decision 3
::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::

"Ada apa?" tanya pemuda itu pada gadis yang tengah berduduk di sebuah kursi di garden roof top. "Tidak biasanya kau memanggilku".

"Ada yang ingin aku jelaskan. Duduklah" ujar Tenten dan Nejipun menurutinya.

"Kau ingin jelaskan soal apa".

"Aku... aku ingin berhenti" Neji mengernyit heran.

"Maksudmu?" Tenten tersenyum kecut.

"Aku sudah tidak mampu, aku juga sudah bilang ini pada orangtuaku dan orangtuamu".

"Bisa kau bicara langsung ke intinya saja?" tukas Neji merasa ada yang janggal dengan ucapan Tenten. Gadis itu melepaskan cincinnya dari jari manisnya.

"Ku kembalikan ini padamu" ucap gadis itu lalu menarik telapak tangan Neji dan meletakkan cincin itu itu di tangan Neji. "Aku tidak ingin memaksamu dan aku juga tidak ingin membuatmu repot. Sebelum diresmikan aku ingin mengakhiri hubungan kita sekarang".

"Bisa kau berikan alasannya?" Tenten tertawa mendengar pertanyaan Neji.

"Apakah semua ini kurang jelas? Kau tidak pernah menyukaiku, kau sangat mencintai Yakumo bahkan setelah apa yang dia lakukan. Aku sadar sepenuhnya Neji, aku bukanlah gadis yang kau inginkan. Aku tidak ingin lebih menderita karena ini, begitupun sebaliknya".

"Orangtua kita menyetujui keputusanmu?" Tenten mengangguk pasti.

"Tentu. Kau terbebas dariku sekarang. Semoga kau bahagia" ucap Tenten kemudian beranjak dan meninggalkan Tenten.

Neji termenung dan menatap cincin itu penuh arti.

"Haah, ini keputusannyakan? Itu terserah dia" guman Neji yang kemudian juga beranjak.

::

::

"Aku menyerah menjadi tunangan Neji".

"APAAA? Kau tidak sedang bercanda kan?".

"Tentu tidak Sakura, aku serius. Aku sudah memutuskan ikatan pertunanganku dengan Neji".

"Orangtua kalian menyetujuinya?" Tenten mengangguk.

"T-tapi, aku merasa ada y-yang janggal. K-kenapa semudah i-itu mereka me-menerima keputusan Te-chan?".

"Lalu bagaimana dengan Neji? Kami berempat tidak mungkin bisa mengatasi Neji sekaligus".

"A'a, aku belum jelaskan yah? Aku memang menyerah menjadi tunangannya, tapi tidak untuk mendapatkannya" keempat sahabat Tenten mentapnya datar. "Kenapa menatapku begitu?".

"Cih, kau membuat kami khawatir saja. Ku pikir kau benar-benar akan berhenti".

"Hehe, gomen. Aku sudah terlanjur menyukai Neji, jadi akan ku buat dia mengejarku".

"Hn, terserah kau saja Te-chan. Dasar menjengkelkan" dengus Sakura.

"Hehe".

::

::

Keesokan paginya.

Halaman mansion.

Pukul 06.00 am.

"Kalian berlima mau kemana?" tanya Izumi saat melihat kelima gadis itu bersiap dengan sepeda masing-masing.

"Oh, Izumi-nee? Kami mau ke padang bunga. Inikan hari terakhir kami di sini, jadi kami ingin pergi ke sana" jelas Tenten.

"Benarkah? Boleh aku dan Ita-kun ikut?" kelima gadis itu nampak tengah berunding membuat Izumi menatap heran mereka.

"Hmm, bagaimana yah?" guman Sakura setelah mereka selesai berunding.

For My Bad BoyWhere stories live. Discover now