Chapter 7

8.8K 415 10
                                    

Chapter 7 : What happend Hinata?
:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::

#Flash_Back.
   Satu hari sebelumnya.
   "Hanabi-chan, kau tau aku sangat bahagia sekarang" seru Naruko namun tidak mendapatkan tanggapan dari sahabatnya. "Hanabi-chan, kau dengar tidak sih?".
   "A' a gomen Naruko. Kau bilang apa tadi?".
   "Aku bilang aku sangat bahagia".
   "Baguslah, tapi kau bahagia karena apa?".
   "Ne, aku sangat bahagia karena Hinata nee-san sebentar lagi akan menjadi nee-san ku juga" jawab Naruko dan seketika senyum diwajah Hanabi luntur. "Bagaimana menurutmu? Ini sangat membahagiakan bukan?".
   "Y-ya, kau benar Naruko-chan".
   "Hey, hey, kenapa kau menjawab dengan wajah lesu begitu".
   "Ahaha, aku hanya sedang banyak masalah akhir-akhir ini".
   "Eh? Masalah apa? Ceritakan padaku".
   "A'a, bukan masalah serius. Ne, aku lapar ayo ke kantin" ajak Hanabi lalu menarik Naruko untuk beranjak.
   "Ada sesuatu yang aneh dengan Hanabi" batin Naruko dan memilih mengikuti Hanabi.

::
::

   Sementara itu, di kelas XI A.
   "Ne, mina kalian tidak latihan basket?" tanya Naruto.
   "Guy-sensei tidak masuk hari ini jadi, tidak ada latihan".
   "Oh, kalau begitu aku akan beritahu yang lain" ucap Naruto lalu meninggalkan kelas.

::
::

   Di lapangan basket indoor.
   "Mina, hari ini kita tidak latihan. Guy-sensei tidak masuk sekolah hari ini. Jadi, kalian bisa kembali ke kelas kalian".
   "Kau tau darimana?"
   "Etto, Sasuke yang memberitauku".
   "Baiklah. Kau saja yang kunci pintunya ya".
   "Baiklah" ucap Naruto lalu semua anggota basket keluar dari lapangan menyisakan Naruto yang tengah mengumpulkan bola. Namun terbesit keinginan untuk memainkan bola berwarna jingga itu.
   'Drap... Drap... Drap' Naruto mendribble bola itu dengan lincah. Naruto memasang ancang-ancang untuk menembak bola itu ke ring dan...
   'Shot'.
   Tembakannya tepat sasaran. Bola itu menggelinding ke arah kaki seseorang.
   "Eh?" gadis itu terperanjat ketika mengetahui siapa yang sejak tadi bermain basket.
   "N-Naruto-senpai".
   "Oh, ada apa? Apa kau sedang mencari seseorang?" tanya Naruto dengan  nada ramah membuat gadis itu mengernyit heran.
   "Etto, aku sedang mencari Guy-sensei, apa sensei ada di sini?".
   "Oh, Guy-sensei tidak masuk hari ini, karena itu juga kami tidak latihan. Oh ya, bukankah kau adiknya Hinata?" tanya Naruto dan dijawab anggukan oleh gadis itu yang ternyata Hanabi. "Hehe, gomen aku baru menyadarinya. Bagaimana kabarnya?".
   "Maksud senpai Hinata nee-san?".
   "Tentu saja".
   "Dia baik-baik saja".
   "Baguslah. Ne, sampaikan salamku padanya yah. Aku terlalu sibuk untuk menemuinya, padahal aku sangat merindukannya".
   "Baiklah senpai. Aku harus kembali ke kelas, mungkin Naruko sedang mencariku sekarang".
   "Jadi kau sahabatnya anak nakal itu".
   "Iya senpai".
   "Haha, baiklah. Kau boleh pergi" ucap Naruto lalu Hanabi meninggalkan lapangan. "Hinata kah? Benar juga, aku belum bertemu dengannya sejak malam perjodohan" guman Naruto.

::
::

    Malam harinya, di Hyuga's Mansion.
    Nampak gadis berpakaian kimono sederhana tengah mondar-mandir sambil sesekali melirik jam besar di salah satu dinding rumahnya.
    "Su-sudah selarut ini kenapa Ha-Hanabi belum pulang? Syukurlah kaa-san dan tou-san be-belum pulang".
    "Tadaima" ucap seseorang memasuki ruang tamu mansion.
    "Syukurlah k-kau sudah pu-pulang Hanabi. Kau da-darimana saja?".
    "Bukan urusan nee-san" jawab Hanabi dengan ketus lalu pergi ke kamarnya.
    "H-Hanabi aku bertanya baik-baik padamu. A-apa begini caramu berbicara pa-pada nee-san mu?"
    "Maaf nee-san aku sangat lelah".
    "Hanabi, apa s-susahnya menjawab? Kau darimana dan a-apa yang k-kau lakukan s-sampai pulang se-selarut ini?".
    "Ck. Jangan bertingkah menyebalkan nee-san, jangan hanya karena kau putri kebanggaan tou-san kau merasa kaulah yang paling benar" desis Hanabi lalu membanting pintunya membuat Hinata terperanjat.
    "K-kau kenapa Ha-Hanabi? Kenapa si-sikapmu kasar sekali".
    "Tanyakan saja pada diri nee-san. Kau tidak pernah memberikan kesempatan untukku, kau selalu mengambil semua keinginan yang aku inginkan".
    "A-apa maksudmu?"
    "Kau tidak ingat, kau tidak ingat disaat aku bersusah payah agar tou-san menunjukku sebagai perwakilannya di pertemuan lima perusahaan terkenal di Jepang? Tapi apa? Walaupun aku berusaha, tou-san tidak pernah memandang ku, dia hanya melihat mu, melihat mu dan hanya kau yang ada dipikiran tou-san".
    "H-Hanabi, tou-san tidak memilihmu waktu itu karena kau harus m-mengikuti ujian akhir".
    "Benarkah? Lalu bagaimana dengan perjodohan nee-san dengan Naruto-senpai?".
    "H-Hanabi kau?".
    "Ya nee-san, aku mencintai Naruto-senpai bahkan sebelum dirimu bertemu dengannya. Aku berusaha untuk mendekatinya kendati harus bergabung dengan Himitsu Kessha untuk menyelamatkannya, tapi kau dengan mudah bisa mendapatkannya".
    "Hanabi, jadi kau masuk Himitsu Kessha hanya karena Naruto?" tanya Hinata mulai tidak suka dengan apa yang dilakukan Hanabi.
    "Ya itu benar nee-san. Aku tidak suka kelompok itu, tapi hanya kelompok itu yang mampu membuat Naruto-senpai dan sahabat-sahabatnya mengurangi keonaran mereka. Aku iri pada Irata-senpai karena dia bisa membuat Naruto-senpai bungkam. Aku tidak suka orang-orang dekat dengan Naruto tanpa berusaha sama sekali".
    "Kau apa-apaan Hanabi, Irata tidak mungkin seperti itu. Dia juga berusaha membuat Naruto berhenti berbuat onar".
    "Cih, kau tau soal apa tentang Irata-senpai dan lagi jika kau memang menyayangiku batalkan perjodohan mu dengan Naruto-senpai".
    "T-tidak bisa Hanabi, akan terjadi hal buruk"
    "Jangan mengada nee-san".
    "Naruto, dia mulai nyaman bersamaku. Jika aku membuatnya kecewa, dia akan marah dan akan sulit dikendalikan jadi, hilangkan perasaanmu pada Naruto".
    "Cih, tau apa kau soal Naruto-senpai. Bilang saja kalau kau juga menyukainya dan tidak akan melepaskannya".
    "Itu tidak benar Hanabi. Aku jauh lebih mengenal Naruto dibandingkan denganmu. Sebenarnya aku ini...".
    "Sebenarnya kau apa hah?" desak Hanabi dan membuat Hinata menggigit bibir bawahnya.
    "Gomen ne Saku" batinnya. "Aku Hyura Irata, Fuku Kaichou 1".
    "Hahaha, jangan bercanda nee-san, Hyura Irata bukanlah gadis gagap seperti mu. Jangan mengada".
    "Aku tidak bohong Hana-".
    "Sudahlah, aku lelah. Kembalilah ke kamarmu nee-san" ucap Hanabi dan terpaksa dituruti Hinata.
    #Flash_Back_End
    "Hn, ini bisa jadi masalah rumit, mungkin aku harus membicarakan ini dengan Mikoto ba-san"
    "Kau yakin Forehead?"
    "Tentu saja. Ini masalah serius, sudah bagus Naruto sudah mau berusaha untuk berhenti berbuat onar dan itu karena Hinata, jika Hinata membatalkan perjodohannya aku tidak tau kekacauan apa yang akan dibuat Naruto".
    "M-maaf merepotkanmu Saku-chan".
    "A'a tidak. Justru aku yang harus meminta maaf padamu, aku berterima kasih karena membuat Naruto bisa lebih lembut dan aku percaya hanya kau yang bisa membuatnya berubah" ucap Sakura kemudian beranjak setelah membereskan barang-barangnya.
    "Yang sabar Hinata-chan".

For My Bad BoyWhere stories live. Discover now