Chapter 8

9.2K 416 4
                                    

Halo,,,
Blue balik lagi nih.
Semoga suka ceritanya yah,,,
Happy Reading,,,

Chapter 8 : Sakura's Decision
:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::
   
    Wajah gadis itu tertekuk sedemikian rupa membuat sahabat-sahabatnya menatap heran padanya.
    "Kau kenapa Forehead? Sepertinya sedang kesal".
    "Ck, Mikoto ba-san membuat ku tidur sekamar dengan Sasuke semalam" empat sahabatnya menoleh dengan raut wajah terkejut membuat gadis musim semi itu semakin menekuk wajahnya.
    "Jadi apa yang tejadi?".
    "Hmmp..."
    #Flash_Back
    Kamar Sasuke.
    "Baiklah, karena kau pria jadi kau harus mengalah. Biarkan aku tidur di ranjang dan kau di sofa atau di lantai".
    "Enak saja. Ini kamarku jadi aku yang menentukan".
    "Ck, Sasuke. Kumohon mengalah untuk kali ini".
    "Kalau Karin yang memohon mungkin aku akan mengabulkannya, tapi kalau kau aku tidak mau" tolak Sasuke dan membuat suasana hati Sakura berubah.
    "Baiklah, aku kalah" ucap Sakura ketus dan berjalan menuju sofa tanpa membawa bantal ataupun selimut. Sasuke mengambil sebuah bantal dan selimut dari lemarinya dan memberinya pada Sakura. Sakura menatap tajam pemuda di depannya.
    "Setidaknya pakai bantal dan selimut" Sakura melempar jauh selimut dan bantal itu.
    "Aku tidak butuh" oh, dia merajuk rupanya. Sasuke mendengus sebelum menggendong Sakura ala bridal style. "Turunkan aku" gadis itu terus memberotak dari gendongan Sasuke namun tidak dihiraukan.
    "Diam" Sasuke merebahkan tubuh Sakura di ranjangnya.
    "Mau apa kau?".
    "Supaya adil sebaiknya tidur berdua saja" Sakura memandangi Sasuke penuh selidik. "Jangan berpikir macam-macam. Aku tidak tertarik pada gadis berdada rata sepertimu" wajah Sakura merah padam marah sekaligus malu. Sementara Sasuke kini sudah berbaring dan membelakangi Sakura, nampak seringai kemenangan di wajah tampannya.
    "Lihat saja, aku akan membalasmu" batin Sakura menggeram.
    #Flash_Back_End.
    "Hahahaha" tawa membahana itu meluncur dari bibir gadis barbie itu, sementara Sakura hanya mendengus menatap tampang sahabat-sahabatnya. Beda dengan Hinata yang masih memasang wajah murung.
    "Daijobu Hina-chan. Semua pasti baik-baik saja" gadis itu hanya tersenyum menanggapi perkataan Sakura.
    'Tok... Tok... Tok'.
    "Masuklah" titah Sakura dan seorang gadis bermanik amethyst itu memasuki ruangan Himitsu Kessha.
    "Ano, ada apa aku dipanggil ke sini?".
    "Tidak perlu terburu-buru Hanabi, kita masih menunggu satu orang lagi" Hanabi hanya mengernyit menanggapi perkataan kaichou dari Himitsu Kessha itu.
    "Sumimasen. Maaf membuat kalian menunggu".
    Deg.
    Hanabi terpaku melihat siapa yang datang. Hanabi sangat mengenalnya walaupun jarang bertemu dengannya.
    "Daijobu Uchira-sensei. Hanabi juga baru datang" yah dia adalah Uchira Miko, pembimbing Himitsu Kessha.
    "Baiklah. Hyuga Hanabi benar?" Hanabi hanya menganggukkan kepala melihat sang guru berduduk di salah satu kursi milik pimpinan Himitsu Kessha. "Aku ingin bertanya, apa kau sungguh-sungguh mengikuti keanggotaan Himitsu Kessha?"
    Deg.
    Hanabi mengangguk ragu menjawab pertanyaan dari sang guru.
    "Baiklah. Kau tau identitas kami semua dirahasiakan bukan?" lagi Hanabi mengangguk. "Apa kau pernah merasa penasaran siapa kami sebenarnya?" lagi Hanabi hanya mengangguk. "Kami akan membocorkan identitas kami dengan syarat kau akan merahasiakannya" Hanabi mengangguk lagi. Perlahan sang guru pembimbing membuka tudung dan masker hitamnya. Hanabi terkejut dan tentu saja dia mengenal wanita itu.
    "M-Mikoto ba-san?" nona Mikoto tersenyum saat gadis manis dihadapannya langsung mengenal dirinya.
    "Baguslah kau sudah mengenalku. Berikutnya Kaichou" pandangan Hanabi beralih pada sosok yang tengah membuka tudung dan maskernya. Cantik, pikir Hanabi saat melihat Kaichounya itu.
    "Haruno Sakura, yoroshiku" Hanabi sangat terkejut, jadi dia Haruno Sakura? Putri bungsu klan Haruno yang sangat terkenal itu?. "Fuku Kaichou 2" Hanabi sedikit mengernyit kenapa dilompat?. Namun dia tak ambil pusing dan menatap Fuku Kaichounya yang tengah melepaskan tudung dan maskernya. Nampak senyum sumringah di wajah bak barbie itu. Pikirannya langsung melayang pada seleb gram yang sedang tenar saat itu.
    "Yamanaka Ino".
    "Wah, aku tidak menyangka, aku lumayan terkenal juga ya". "Ne, selanjutnya Shishi" Hanabi tau Xien Shishi, dia adalah Fuku Kaichou 3. Mata gadis itu kembali terbelalak, dia sangat mengenal gadis ini, guru karatenya dan juga gadis yang dijodohkan dengan kakak sepupunya.
    "Wo Tenten?".
    "Ahaha, kau menghapal wajah senseimu ini dengan baik yah?" Tenten menyeringai. "Emma" Hanabi mengalihkan pandangannya pada gadis yang tengah melepaskan tudung dan maskernya.
    "Sabaku Temari" yup, Hanabi tak menyangka bahwa pembimbing dan pimpinan Himitsu Kessha adalah wanita-wanita hebat. "Irata, giliranmu" Hanabi menatap serius fuku kaichou 1 nya itu dan alangkah terkejutnya dia saat melihat senyum hangat yang sangat familiar di matanya.
    "Hyuga Hinata" Hanabi membatu, kakaknya benar-benar seorang Fuku Kaichou?.
    "Kau percaya pada Hinata sekarang?" Hanabi menoleh pada Sakura sebelum menunduk. "Hinata sudah menceritakan semuanya, dan semuanya hanya karena Naruto". "Kau benar-benar mencintainya?" Hanabi mengangguk. "Tapi menurutku hanya Hinata yang mampu membahagiakannya" ucap Sakura dengan seringainya. Hanabi menatap Sakura tak suka.
    "Aku yakin aku bisa membuat Naruto-senpai bahagia".
    "Itu sulit Hanabi" kali ini nona Mikoto yang membuka suara.
    "Kau tau Hanabi, dulunya Sasuke dan Naruto adalah sahabat dekatku dan karena satu hal aku meninggalkan mereka tanpa mengatakan apapun pada mereka. Mereka mungkin sekarang membenci atau mungkin sekarang mereka sudah melupakanku. Dan kau tau, akulah yang membuat mereka seperti ini. Berbuat onar, melakukan kerusuhan, dan itu semua karena aku. Naruto sendiri yang mengatakannya" Hanabi menatap Sakura tak percaya. "Walaupun sudah lama, tapi aku masih tau apa yang mereka tidak sukai. Dan hal yang paling mereka benci adalah..."
    "Adalah?" Hanabi semakin membuat Hanabi penasaran. Sakura tersenyum sebelum melanjutkan perkataannya itu.
    "Adalah, dikhianati oleh orang yang benar-benar mereka sayangi. Aku mengkhianati mereka dan inilah yang terjadi. Aku yakin Naruto mulai menyayangi Hinata sekarang, begitupula Hinata. Aku tidak akan membiarkan kau merusak kebahagian dua sahabatku sekaligus" Hanabi tertegun dan kembali menunduk.
    "Aku tidak akan menyerah untuk mendapatkan hati Naruto-senpai" Sakura menghela nafas gusar.
    "Kau benar-benar keras kepala. Tapi baiklah, aku akan membiarkanmu berjuang terlebih dahulu dan aku tidak ingin kau lari dari masalahmu jika hal buruk memang terjadi, jadi kau mau?" tanya Sakura dengan seringainya.
    "Baik".
    "Hinata, batalkan perjodohan mu. Aku, Hanabi, dan Hinata yang akan bertanggung jawab, Ino, Temari, dan Tenten kalian jaga-jaga". Keempat gadis ditambah nona Mikoto menatap Sakura tak percaya. "Kau boleh pergi" ucap Sakura, evilsmirknya masih terpampang diwajah ayunya. Hanabi hanya mengangguk dan pergi dari ruangan Himitsu Kessha.
    "Sakura, kau sadar apa yang kau lakukan?".
    "Tentu saja Mikoto ba-san. Aku harus memberikannya kesempatan, entah kebahagiaan yang dia dapatkan atau sebaliknya. Aku tidak akan peduli lagi".
    "T-tapi Sakura-chan-"
    "Keputusan ku sudah bulat. Kita akan diskusikan ini dengan orangtua Hinata-chan dan Naruto. Aku sudah memberikannya jalan yang mudah tapi dia menolaknya. Jadi mau bagaimana lagi" ucap Sakura mengehendikkan bahunya.
    "Kau benar-benar menakutkan Forehead".
    "Sudah kubilang aku tidak akan membiarkan seorangpun membuat sahabatku menderita".
    "Baiklah, aku harus pulang sekarang. Sampai jumpa" pamit nona Mikoto lalu keluar dari ruangan Himitsu Kessha sebelumnya memakai tudung dan masker hitamnya.
    "Huff, ini akan jadi masalah yang rumit".

For My Bad BoyTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon