0.0. LunatiC : Prolog

874 64 2
                                    

Di musim gugur tahun ini, aku meninggalkan kota kelahiranku. Keluargaku memutuskan untuk pindah ke sebuah desa kecil yang aku sendiri tidak tahu namanya. Alasan kepindahan ini bukan karena pekerjaan. Ibu mengidap penyakit asma dan butuh udara segar setiap saat. Jujur, meski ini adalah desa yang terpencil, tetapi pemandangannya sangat bagus. Aku bisa melihat matahari terbit melalui jendela kamarku dan udara di sini benar-benar menyegarkan. Mungkin karena desa ini berada diantara hutan cemara yang rimbun. Sehingga semua orang yang berada di sini dapat menghirup cukup oksigen segar setiap harinya.

Tentu saja ketika aku pindah rumah, aku juga pindah sekolah. Karena ini desa, aku harus pergi ke kota untuk melanjutkan pendidikan SMA ku. Aku mengenal satu anak lelaki sebaya denganku di desa ini. Namanya Rudi, dia adalah teman pertamaku di sini.

Saat ini, aku berdiri didepan pintu kelas 11 SMA sambil mempersiapkan diri. Menunggu perintah untuk masuk dari guru pelajar hari ini. Aku melihat ke arah lantai keramik yang mulai kusam. Di sini sangat hening. Aku bertanya-tanya apakah aku akan baik-baik saja. Jika berbicara tentang tempat baru, tentu saja suasananya akan berbeda dengan sekolah lamaku.

"Silahkan masuk, nak Erick!"

Ketika mendengar perintah itu, aku pun melangkah masuk. Aku berdiri didepan kelas sambil menatap wajah-wajah asing yang tengah menatapku, Kecuali Rudi.

"Perkenalkan, nama saya Erick Garman"

Suasana tetap hening. Aku mendadak gugup melihat tatapan teman-teman baruku yang tidak berekspresi. Hanya Rudi satu-satunya orang yang menatapku dengan senyum ramah dan anggukan kepala darinya seolah memberiku sedikit kepercayaan diri.

"Saya baru pindah disekitar sini dan masih belum terbiasa dengan keadaan di sini, jadi saya mohon bantuannya!" Ucapku seramah mungkin.

"Kau bisa duduk di kursi kosong yang berada disana"

Aku mengedarkan mataku ke seluruh penjuru ruangan, aku mengangguk dan mulai berjalan menuju kursi kosong yang dimaksud. Ketika aku berjalan semua mata melihat kearahku dengan tatapan yang masih tidak berekspresi. Hal yang membuatku merinding adalah fakta bahwa mereka tidak menggerakkan kepala sedikit pun saat menatapku. Yang bergerak hanyalah bola mata mereka.

Aku pun duduk di bangkuku dan berharap semua akan baik-baik saja.

.

.

.Lunatic.

Ini adalah cerita pertamaku, jika ada kesalahan jangan sungkan untuk menyalahkan

Kritik dan Saran sangat diperlukan^^

LunatiC : Deep World Dark Side [END]Where stories live. Discover now