0.8. LunatiC : SicK

178 22 3
                                    

"APA YANG KAU LAKUKAN? AKU HANYA TIDAK INGIN KAU TERLUKA!"

Aku melihat Dave dengan pisau kecil ditangannya, dan Rudi yang menangis. Memegang lengannya yang bersimbah darah.

"RUDI!" Aku berlari kearahnya bersamaan dengan Dave yang membuang pisau kecil itu dilantai.

Aku memegangi bahu Rudi. Mataku melihat kebawah. Lantai yang menjadi pijakan kami berwarna merah senada merah yang keluar dari lengan Rudi. Aku melihat wajah Rudi yang memerah. Sedikit air keluar dari matanya.

Dia sampai menangis. Aku tidak tahu rasanya, tapi Rudi pasti kesakitan.

"Apa yang terjadi disini?" Suara berat seseorang menyadarkan kami. Semua orang yang berada disini menoleh kearah sumber suara. Mendapati kepala sekolah kami berdiri didepan kerumunan siswa yang telah menepi. Dibelakangnya segerombolan siswa PMR berlari menuju kami dengan membawa tandu dan kotak P3K. Lalu, ada wali kelas kami dan salah satu guru wanita.

"Dave dan Erick, temui aku diruang guru" Ucap wali kelas kami, Pak Roni.

Aku melepas peganganku pada bahu Rudi. Aku dan Dave berjalan menuju ruang guru-mengikuti Pak Roni. Saat itu aku masih belum sadar bahwa darah Rudi menempel pada tanganku. Begitu juga dengan Dave.

Ketika berjalan melewati kelas, aku melihat Rika disana. Menatapku dengan raut bingung dan terkejut. Tapi aku hanya tersenyum padanya.

Tap.

Tap.

Tap.

Suara langkah kaki kami menggema.

"Duduklah,"

Kami berdua-Aku dan Dave- duduk berhadapan dengan Pak Roni.

"Dave, bisa kau ceritakan apa yang terjadi?" tanya Pak Roni.

"Aku tidak sengaja menusuk Rudi, pak..." Dave menjawab dengan kepala tertunduk.

"Lebih detailnya?"

Dave menghela nafas.
"Sebenarnya, aku ingin tahu rasanya menyayat nadiku sendiri, tapi Rudi tidak mengizinkanku melakukan itu. Aku tetap memaksa, dan Rudi mencoba mengambil pisau itu dariku, hingga akhirnya aku tidak sengaja melukainya."

Pak Roni mengangguk-anggukan kepalanya.
"Dan kau, Erick? Apa yang kau lakukan disana?"

"Aku hanya mendengar keributan sedang terjadi. Jadi, aku keluar untuk melihat. Setelah itu aku mendengar suara Rudi dan orang-orang menyebut nama Dave. Ketika aku melihat Rudi brrsimbah darah, aku berlari kearahnya.," Jawabku juga dengan kepala tertunduk.

"Hanya itu?"

"Ya, Pak."

"Berarti kau tidak bersalah disini, kau bisa keluar dari ruanganku. Dan untuk kau, Dave..." Pak Roni mengalihkan pandangannya dariku kearah Dave.

"Bapak rasa kau harus menemui psikiater. Kau tahu kan berbahaya membiarkanmu seperti ini"

Aku melihat kearah Dave yang masih menunduk tanpa bersuara.

"Kau tidak usah repot-repot, biar bapak yang menangani semuanya... kau hanya perlu meminta izin kepada orang tuamu."

"Kau mengerti? Ini semua demi kebaikanmu"

Dave mengangguk.

"Ya, Pak."

"Kenapa kau masih disini, Erick?" Pak Roni menatapku. Wajahnya terlihat seperti orang susah.

"Oh, kalau begitu, saya permisi..." Aku berdiri. Membungkuk, lalu meninggalkan mereka berdua.

Aku tidak tahu apa yang mereka bicarakan selanjutnya. Tapi aku tetap melihat mereka melalui jendela saat berjalan dilorong.

LunatiC : Deep World Dark Side [END]Where stories live. Discover now