1.3. LunatiC : HeadlesS

138 18 0
                                    

Beberapa hari setelah aku keluar dari rumah sakit, aku dan teman-teman berkumpul di rumah Rika. Kami telah sepakat untuk tinggal bersama dan aku juga berhasil mendapat izin ibu untuk meninggalkan asrama. Tetapi, ibu bilang dia harus mengawasi kami dihari pertama kami. Ibu telah membantu kami membereskan panti pulang sekolah tadi, beliau lalu pulang dan mengatakan akan kembali nanti malam. Karena besok hari minggu, kami tidak perlu belajar untuk pelajaran besok. Jadi, malam nanti akan kami habiskan dengan ritual yang biasanya orang lakukan bersama. Yaitu, menceritakan cerita seram. Tentu saja dengan ruangan gelap yang hanya diterangi satu lilin menyala.

"Oh ya, sebelumnya aku ingin kita semua saling mengenal satu sama lain" Gilang membuka suara. Kami pun menoleh kearahnya. "Ini bertujuan agar kita semakin akrab dan tidak ada kesalah pahaman diantara kita"

"Ide bagus!" sahutku.

Kami pun berjalan menuju ruang tamu dan mulai duduk disofa.

"Ayo kita mulai" kata Dave.

"Ehm, namaku Verrianto Gilang Rama, biasa dipanggil Gilang.. Aku rasa sebagian besar dari kalian tidak tahu... tapi aku pengidap Bipolar Disorder"

Semuanya tampak terkejut kecuali aku dan Rudi.

Tuk! Tuk! Tuk!

Kami menoleh kearah Rika yang membuat suara ketukan dimeja.

.Namaku Sepriana Erika, aku tidak bisu tapi aku tidak bicara.

Begitulah tulisan yang dia buat pada selembar kertas buku.

"Namaku Erick Garman, aku siswa baru dan biasa dipanggil Erick"

"Namaku David Oktavian, aku menderita Self Injury"

"Namaku Eriska Tania Lavina, biasa dipanggil Nina. Sebenarnya, aku ini tidak suka menyabrang..." kata Nina dengan wajah malu-malu.

"Namaku Rudi. Hanya Rudi hehehe...." kata Rudi sambil memamerkan deretan giginya.

"Perkenalan selesai! Terima kasih semuanya..." kata Gilang.

"Tunggu, Namamu Eriska- siapa tadi?" tanya Dave kepada Nina.

"Eriska Tania Lavina" jawab Nina.

"Ya, itu! Lalu, kenapa kau dipanggil Nina? Ada di bagian mana Nina itu?!"

"Tidak masalah kan?! Namamu juga David tapi kau dipanggil Dave!" ucap Nina tak mau kalah.

"Apa maksudmu tidak suka menyabrang?" tanya Rudi.

"Yah, aku hanya tidak suka menyabrang... aku takut terjadi sesuatu..."

"Dia pengidap Agryphobia" sahut Gilang.

"Benarkah?" tanya Dave.

"Benar. Mungkin terlihat seperti phobia kecil, tapi saat kambuh aku akan langsung mengeluarkan keringat dingin." Ucapnya. Aku teringat kejadian lalu saat melihatnya membeku dipinggir jalan dengan keringat dingin. Saat itu aku juga bertemu dengan Gilang.

"Gilang juga pengidap disorder kan?" tanya Nina. "Sejak kapan kau mengidap itu?"

"Mungkin sejak SD? Saat itu Aku mematahkan lengan temanku tanpa sadar" jawab Gilang.

"Keren!!! Jadi apa kepribadianmu yang lain?" tanya Dave begitu antusias.

"Psikopat"

"Hebat!!! Kapan kau akan kambuh?! Kau bisa menyakitiku kalau mau! Aku tidak keberatan!"

"Hentikan, Dave! Itu menyeramkan!"

"Lagipula, aku yakin Gilang ingin sembuh" ucapku.

"Aku memang ingin sembuh. Tenang saja, akhir-akhir ini penyakitku tidak kambuh kok..." Ucap Gilang.

LunatiC : Deep World Dark Side [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang