1.8. LunatiC : It was My FauLt

96 19 0
                                    

Setelah kejadian itu, Dave dibawa ke UKS. Sedangkan Rika dan Gilang dibawa ke ruang guru untuk diinterogasi. Aku, Nina, dan Rudi menunggu Dave di UKS. Wajahnya lebam dan penuh luka. Saat dibawa kesini beberapa saat yang lalu, Dave tidak sadarkan diri. Tapi, beberapa menit kemudian, dia terbangun.

"Kau baik-baik saja Dave?"

"Mana yang sakit?"

"Mau aku ambilkan obat?"

"Apa kau haus? Biar aku belikan minuman"

Nina dan Rudi terus saja berceloteh, namun Dave sama sekali tidak membalasnya. Sesuatu yang berbeda dalam dirinya-biasanya Dave adalah orang yang cerewet dan suka usil. Tapi hari ini, dia menjadi pendiam. Apa dia kesakitan karena pukulan Gilang? Jika memang benar, itu artinya Dave sudah sembuh total dan tidak lagi di cap sebagai masokis.

"Rika dan Gilang lama sekali" Ucap Nina.

"Perasaanku tidak enak" Tiba-tiba Dave bersuara. Matanya menatap sedih pada pintu UKS yang terbuka. Kami mengikuti arah pandang Dave dan seketika itu juga, Rika datang.

Hanya Rika, tidak ada Gilang.

"Gilang mana?" tanyaku sedikit berhati-hati karena takut menyinggung perasaannya.

Rika menggeleng. Dia mengambil ponselnya.

Drrttt.... Drrttt...

Nina mengambil ponselnya yang bergetar, lalu membaca pesan yang masuk.

"Gilang tidak akan pulang bersama kami" Ucap Nina. Setelah membaca pesan yang Rika kirim, Nina meletakkan kembali ponselnya dalam tas lalu berdiri dari duduknya.

"Jadi, bagaimana?" tanya Rudi.

Aku menunduk sedih. "Kita pulang saja" kataku dengan berat hati.

Sore itu, kami semua kembali ke rumah dalam diam. Hanya aku, Rudi, Dave, Nina, dan Rika. Tidak ada Gilang.

***

"Apakah Gilang mengatakan sesuatu sebelum pergi?" tanya Nina pada Rika. Saat ini kami sedang berada dalam perjalanan pulang. Bis sore ini sangat ramai, jadi kami berlima harus berdiri karena tidak mendapat tempat duduk.

Drrtt.... Drrttt....

Nina mengambil ponselnya.

From : Rika~
Message : Ya, dia meminta maaf padaku. Aku sudah mengatakan padanya kalau aku baik-baik saja, aku tidak masalah karena aku sangat mengerti keadaan Gilang. Dia juga menitip permintaan maafnya untuk Dave.

"Kenapa dia tidak ikut pulang bersamamu?" tanya Nina lagi.

From : Rika~
Message : Saat itu aku mengajaknya pulang, tapi dia menolak. Katanya, Orang tuanya sudah datang menjemput.

"Apa kau bertemu dengan orang tuanya?"

From : Rika~
Message : Tidak, kami berpisah di ruang guru. Dia berjalan lebih dulu. Ketika aku mencoba mengejarnya, dia sudah hilang. Aku tidak tahu dia pergi kemana, tapi ketika aku sampai di koridor depan, aku melihat sebuah mobil hitam melaju dari halaman sekolah.

"Oh, begitu" Nina meletakkan ponselnya.

Bis berhenti. Kami semua turun lalu berjalan kearah panti. Sesampainya disana, kami berganti pakaian, mandi, makan, belajar, lalu terlelap ketika malam sudah larut. Kegiatan sehari-hari kami memang berjalan normal, tapi suasananya sangat berbeda dari biasanya. Tidak ada lagi keramaian yang mengiringi kegiatan kami. Semua terdiam dalam pikirannya masing-masing.

Aku tidak bisa memecah keheningan ini. Yang kulakukan hanyalah belajar dalam kamarku. Jika saja aku menemani Gilang saat itu, aku mungkin bisa mencegahnya. Jika saja aku ada disana saat tragedi itu berlangsung, aku mungkin bisa melerai mereka berdua. Dave tidak akan terluka, dan Rika tidak akan menangis jika saja aku menemui Gilang lebih cepat dan memukul kepalanya sebelum dia bertindak terlalu jauh. Jika saja aku punya kekuatan untuk mencegah semuanya terjadi. Jika saja aku bisa kembali ke masa lalu. Tapi, itu semua tidak mungkin kan? Karena pada kenyataannya, aku sedang berada di kelas saat itu. Aku membiarkan Gilang pergi sendiri, dan aku sama sekali tidak peka dengan 'sakit kepala' yang dia rasakan. Ini semua salahku...

LunatiC : Deep World Dark Side [END]Where stories live. Discover now