1.1. LunatiC : RomantiC LiFE

130 18 5
                                    

"Kau baik-baik saja?" tanyaku padanya. Dia mengangguk dan menghapus air matanya dengan segera.

"Kenapa kesini? Apa kau membutuhkan sesuatu?" tanya Rika yang membuatku tercengang.

"Kau baik-baik saja? Mulutmu terbuka.." katanya yang membuatku refleks menutup mulutku sendiri.

Aku menggaruk kepalaku yang tidak gatal, tidak tahu harus meresponnya seperti apa.

"Kau kenapa?"

"Aku tidak apa-apa, aku hanya ingin membantumu" jawabku canggung.

"Oh.. kalau begitu tolong ambilkan gula disana!" Rika menunjuk rak di sebelah kanan atasku.

"Baiklah" kataku. Selagi aku mengambil gula, Rika menuangkan air hangat pada masing-masing cangkir yang berisi kantung teh. "Ini" aku menyerahkannya pada Rika.

"Em, sebenarnya aku terkejut karena saat ini kau berbicara padaku..." kataku memecah keheningan diantara kami.

"Lalu...?"

"Di ruang tamu tadi, kenapa kau tidak bicara? Itu lebih mudah daripada menggunakan isyarat atau menulis"

"Tolong jangan memaksaku untuk berbicara didepan semua orang"

"Memangnya kenapa? Apa ada masalah?"

"Kau tidak perlu tahu itu." Ucapnya pelan, matanya berubah sendu.

"Lalu, kenapa kau berbicara denganku?" tanyaku pada Rika.

"Aku juga tidak tahu..."

"Aneh..."

"Memang, sekarang bantu aku menyiapkan ini semua untuk mereka"

"Hei-"

Rika menyerahkan nampan berisi teh hangat padaku. Lalu pergi keruang tamu terlebih dahulu.

"Rika!! Kami punya rencana hebat!" kata Nina yang langsung berdiri dari duduknya dan memeluk Rika.

Aku meletakkan nampan berisi minuman diatas meja dan menurunkan cangkirnya satu per satu. Persis seperti pembantu.

"Apa Rika punya kerabat disini?" tanya Gilang. Rika menggeleng. Gilang menyerahkan bolpen yang telah ia siapkan dari tadi kepada Rika.

.Aku tinggal dipanti asuhan sejak kecil, aku mungkin tidak punya orang tua.

"Apa itu tidak membuatmu kesepian?" tanya Rudi.

Rika menggeleng.

"Kami pikir, akan lebih baik jika kau tinggal di asrama bersama kami" kataku. Tiba-tiba saja wajah Rika menjadi murung.

"Kami mengerti, pasti masalah biaya ya? Jadi, kami tidak memaksamu.." kata Gilang.

"Begini, kami membuat rencana untuk tinggal bersama mu disini, itu pun jika kau tidak keberatan..." Kata Nina. Rika menatap ku dengan tatapan tidak percaya, sedangkan aku hanya menunduk membalasnya.

"Kami tidak ingin kau merasa kesepian..."

Rika mulai menulis lagi.

.Aku tidak apa-apa, terima kasih banyak... tapi, aku tidak ingin merepotkan kalian.

"Tidak masalah, kami akan memberimu waktu untuk berfikir..." kata Gilang yang berdiri dari duduknya. "Kalau kau membutuhkan kami untuk menemanimu, kau hanya perlu memintanya... kita semua teman, jadi tidak masalah kan?" Gilang mengambil tasnya dan berjalan menuju pintu keluar.

"Eh, sudah mau pulang?" Rudi susah payah ingin mengambil tasnya, tapi kemudian dibantu oleh Dave.

"Bagaimana, Rika? Tolong pikirkan baik-baik ya?! Kau boleh menghubungiku jika kau kesepian..." Nina mencatat alamat surelnya pada telapak tangan Rika. "Kalau begitu, kami pergi dulu..."

LunatiC : Deep World Dark Side [END]Where stories live. Discover now