(+) LunatiC : Normal - Pra EpiloG

155 13 3
                                    


Satu hari setelah kematian Rika
Pukul, 18:32 malam

Sebuah bangunan dengan lahan rumput yang luas berdiri kokoh dalam kesunyian malam. Sunyi karena tidak satu pun jiwa yang tinggal disana. Pot-pot berisi tanaman bunga mawar tetap tertata rapi di halaman. Namun, terlihat sedikit layu. Seperti nyawa dari bunga itu akan segera melayang menuju rumah Tuhan berada.

Sebuah mobil melesat dan berhenti di halaman. Dari dalam mobil tersebut, seorang pemuda tampan dengan pakaian rapi keluar. Menghela nafas guna memantapkan hati nya sebelum melangkah masuk kedalam rumah.

"Aku pulang..." dia mengucapkan kalimat yang biasa dia ucapkan dulu. Saat dia dan kelima saudaranya masih berada disini.

"Ya, selamat datang" pemuda itu tercengang saat sebuah suara membalasnya. Dia memandang seorang pemuda berbadan kekar berdiri dihadapannya dengan latar ruangan gelap dan lampu ruang tengah yang menyala.

"Dave?"

"Kenapa kau disini?"

***

'Lavina Boutique'
Pukul, 18:32 (disaat yang bersamaan)

Sepasang ibu dan anak di sebuah butik sedang melayani pelanggan dengan senyuman ramah. Satu per satu orang masuk dan keluar, seperti tidak akan ada habisnya. Sang anak perempuan memandang kosong tiruan bunga mawar di samping meja yang dia tempati.

"...Rika?"

"Eh?"

Sang anak menoleh kepada dua pelanggan yang sedang berbincang. Masing-masing dari mereka terlihat senang.

"Iya, aku menyetrika nya kemarin, tapi jangan terlalu panas"

"Oh... setrika" gumam sang anak.

"Ada apa, Nina?" Tanya sang ibu. Nina -sang Anak- menoleh dan menjawab ibunya dengan senyuman palsu.

"Kau... merindukan teman-temanmu?" Tanya ibu nya.

Mendadak, Nina merasakan matanya terasa hangat. Seperti ada air yang memaksa untuk keluar dari sana.

"Kenapa tidak pergi kerumah panti?"

"Percuma... tidak akan ada orang disana" jawab Nina sedih.

"Sayang, kalau tidak sanggup berpisah kenapa harus berpisah?"

Nina tidak menjawab, hanya menunduk diam.

"Pergilah kesana, ibu akan menjaga butik sendiri"

"Tapi, bu..."

"Ibu yakin, satu atau dua orang pasti ada di rumah panti" ucap ibunya penuh keyakinan.

Nina berfikir sejenak, lalu tersenyum dan berlari ke luar butik.

***

"Kenapa kau disini?" Tanya Dave kepada Gilang yang baru datang ke rumah panti. Wajah terkejut mereka berdua berubah menjadi normal, tapi tatapan mata sedih dari keduanya tidak bisa disembunyikan.

"Kau sendiri sedang apa disini?" Gilang balik bertanya.

"Aku hanya belum bisa melepaskan semuanya..." kata Dave.

"Sama sepertiku"

"Tapi, ini aneh..." kata Gilang. "Kenapa seorang masokis sepertimu merasakan hal itu?"

"Aku memang masokis. Tapi, bukan berarti aku tidak bisa bersedih atau merasakan rasa sakit"

"Aku jadi teringat..." Kata Gilang. "Pak Roni pernah berkata seperti itu saat kita bertengkar"

LunatiC : Deep World Dark Side [END]Where stories live. Discover now