0.9. LunatiC : VoiCe

137 24 0
                                    

Hari berlalu begitu cepat tanpa diduga. Aku juga tidak pernah menduga bahwa ujian pemetaan akan datang secepat ini. Setelah ujian selesai keesokan harinya, nama-nama semua angkatan kelas 11 dipajang pada papan pengumuman untuk melihat kelas mana yang akan kami tempati. Aku dan Gilang berada di kelas 12 Ipa A, Rika di kelas 12 Ipa B, Sedangkan Rudi, Dave, dan Nina dikelas 12 Ipa D. Karena kami berpencar pada kelas yang berbeda, aku jadi tidak tahu bagaimana kabar teman-temanku, termasuk Rika. Berada dalam ruang kelas tanpa salah satu dari kami disisinya akan membuatnya sendirian lagi.

Karena itulah, pada saat jam istirahat, kami pergi menemuinya...

"Maaf, kami mencari Rika, apakah dia ada?" Tanya Rudi pada salah seorang siswi kelas 12 Ipa B.

"Siapa?"

"Rika, Sepriana Erika, apakah dia ada?" Tanyaku.

"Oh, yang tidak bisa bicara itu ya?"

"Y-yah,"

"Dia tidak ada disini, mungkin dia tidak masuk sekolah"

Kami berlima saling berpandangan sebelum akhirnya pergi meninggalkan wilayah kelas 12 Ipa B.

Kami memilih untuk pergi ke kantin dan memesan makanan disana. Kami duduk tanpa memikirkan perihal absennya Rika hari ini. Tapi, bukan berarti kami tidak khawatir.

"Ini tidak menyenangkan, teman satu kamarku, tidak satu pun dari mereka adalah orang yang kukenal!" Nina mulai berbicara lalu menyesap jus sirsak yang dia pesan.

"Terus kenapa?" tanya Dave.

"Ya tidak asik! tidak ada yang bisa kuajak bicara!"

"Kau tinggal berbicara dengan mereka, mudah kan?"

"Tidak semudah itu! Lagipula, masa aku yang mengajaknya dulu?"

"Terus, mau satu kamar denganku?"

"Hmpfftt... uhuk! uhuk! Ugh!" Rudi tersedak saat mendengar percakapan mereka. Dia berusaha untuk menahan tawanya saat Ia tengah meminum es teh nya.

"Jangan konyol!"

"Habisnya kau mengkhawatirkan sesuatu yang tidak penting! Memangnya kenapa kalau kau yang mengajaknya bicara duluan?" Kata Dave.

"Kau tidak akan pernah mengerti! Laki-laki kan memang susah untuk memahami perempuan ('Gak peka' I mean...)"

"Justru perempuanlah yang aneh!" Ucap Dave tidak mau kalah.

Yah, perdebatan kecil seperti ini memang biasa terjadi dalam hubungan pertemanan. Aku menoleh kearah Gilang yang sedari tadi hanya diam memperhatikan. Dia hanya memesan es jeruk dan baru meminumnya sedikit.

"Gilang? Apa kau sedang tidak sehat?" tanyaku.

Dia menggeleng.

"Oh ya, soal Rika kenapa dia tidak masuk?" Tanya Nina. "Dia sakit?"

"Tidak tahu, aku lupa menanyakan keterangannya tadi" Jawabku.

"Bagaimana kalau kita kerumahnya?"

"Tapi, apa kau tahu dimana rumahnya?" tanya Dave.

"Benar, juga... selama ini Rika selalu menjadi gadis yang misterius, mungkin tidak satu pun dari kami mengetahui alamat rumahnya" Kata Rudi.

"Bagaimana dengan Iqbal? Dia mantan ketua kelas kita kan?"

"Aku tidak yakin dia akan mencari tahu hal seperti itu"

"Benar juga!"

"jadi bagaimana? aku sangat ingin pergi kerumahnya!" Kata Nina dengan wajah murung.

LunatiC : Deep World Dark Side [END]Where stories live. Discover now