1.5. LunatiC : Suara dalam Kenangan

124 19 0
                                    


"Kau terlihat seperti sedang memotong kepala lepas dari badannya, Rikkaa..." Gilang berbisik, namun suaranya masih dapat terdengar oleh kami.

"Aku tahu semua tentangmu... kau membunuhnya kan....? Anak tanpa kepala yang selalu kau lihat..."

"Kau membunuh adikmu... kau bahkan lebih parah dariku, Rikkaa..." Kami semua diam mematung, hingga...

"Karena kau merasa bersalah atas kematiannya... kenapa kau tidak menemuinya dan meminta maaf?" Gilang mengeluarkan sebuah pisau yang entah dari mana asalnya. Dia hendak menusukkan ujung pisau itu pada leher Rika, tapi Dave segera menghalangi niatnya.

"LARI!" Ucap Dave.

Rika menatap dengan peluh dingin, wajahnya pucat dan dia tampak ketakutan. Rika segera lari keluar dari ruangan.

"Rika!!!" Nina pergi menyusulnya. "Cepat hentikan mereka!!!"

"Lepaskan aku, Dave..." Ucap Gilang sambil terus berontak dari cengkeraman Dave pada pergelangan tangannya.

"Tidak akan!" Ucap Dave sambil terus menahan Gilang. "Sudah kubilang kan?! Kalau jiwa psikopatmu kambuh, kau hanya boleh menyakitiku..."

Gilang menyeringai.

"Berani sekali..." Gilang hendak menghujamkan pisaunya pada wajah Dave, namun aku dan Rudi langsung menghalanginya.

"MENYINGKIR!!! KUBUNUH KALIAN SEMUA!!!!"

"Berhenti Gilang!!!"

"AKU HARUS MEMBUNUH!!!AKU INGIN MEMBUNUH KALIAN!!!"

"GILANG!!"

Aku dan Rudi mencoba menghentikan Gilang dengan seluruh kekuatan kami. Disisi lain, Dave mengambil pemanggang lalu mengangkatnya dihadapan Gilang.

"D-dave? Sedang apa kau?" tanya Rudi ragu-ragu.

"Melakukan ini!" Dave mengayunkan pemanggang itu hingga mengenai kepala Gilang.

"DAVE!!!" teriakku.

Bugh!

Gilang jatuh pingsan.

"Apa yang kau lakukan, Dave?!" protes Rudi.

"Tenang saja, aku tidak melakukannya dengan keras, lagipula disordernya kambuh bukan?" Ucap Dave. "Aku melakukan ini untuk membuatnya pingsan, agar dia tidak bisa menyakiti siapa pun"

"Tapi, Dave!"

"Dia akan baik-baik saja, Rudi! Aku tahu itu! Aku dan Gilang sama-sama gila, jadi aku tahu kalau dia akan baik-baik saja"

Kami semua mengangguk mengerti. Kami memandang Gilang yang tak sadarkan diri, mengambil nafas untuk memulihkan diri, lalu membopongnya kekamar.

Setelah membawa Gilang ke kamarnya, kami semua keluar hendak menuju ruang tamu. Namun, sebelum kami sampai, kami berpapasan dengan Nina yang baru keluar dari kamar Rika dengan wajah lesu.

"Bagaimana dengan Rika?" tanyaku.

"Apa yang terjadi?" tambah Rudi.

"Dia baik-baik saja. Katanya, 'aku ingin tidur'" jawab Nina dengan raut muka yang terlihat aneh. Wajahnya menggambarkan bahwa... entahlah, sulit untuk menjelaskannya.

"Kau yakin semua baik-baik saja?" tanyaku lagi. Nina mengangguk lalu kembali ke dapur meninggalkan kami yang masih berdiri menatapnya.

"Apa yang ingin kau lakukan?" tanya Dave.

"Memasak makan malam" jawab Nina.

"Bagaimana dengan Gilang dan Rika?" tanyaku.

"Aku akan membangunkan Rika setelah semuanya siap, jadi kalian juga harus membangunkan Gilang."

LunatiC : Deep World Dark Side [END]Where stories live. Discover now