0.5. LunatiC : Burung Gagak

209 28 1
                                    

Aku melihat sesekor burung gagak yang bertengger di ranting pohon dekat jendela kelasku. Dia seperti tengah menatapku. Ketika aku mencoba untuk melihatnya lebih dekat, aku bisa merasakan bahwa tatapannya menakutkan.

Aku mengalihkan pandanganku pada seorang gadis yang duduk disebelah kananku. Garis bibirku terangkat ketika melihat jepit itu masih bertengger dirambutnya. Ada apa ini? Aku merasa senang.

"Woy! Aku memanggilmu dari tadi!"

Tiba-tiba aku melihat wajah Rudi sangat dekat denganku.

"Ada apa?" tanyaku dengan nada malas.

Rudi menjauhkan wajahnya.
"Nina dan aku akan pergi ke kantin, kau juga ikut! Ayo!"

"Aku juga mengajak Gilang!" Sahut Nina.

"Tidak apa-apa kan?"

"Tidak masalah, lebih ramai lebih baik" Jawabku.

Aku berdiri dari dudukku. Tetapi sebelum aku pergi bersama mereka, aku menghentikan langkahku tepat disamping meja Rika. Sambil tersenyum, aku berkata, "Rika akan bergabung dengan kami, kan?"

Rika menatapku. Dia diam untuk beberapa saat. Dan untuk saat ini aku tidak ingin menerima penolakan darinya. Aku akan mengajaknya berkumpul bersama kami. Dengan begitu, dia akan mempunyai teman.

Nina dan Rudi menatap kami dengan heran.

"Rika akan ikut bergabung bersama kami, iyakan?!" tanyaku sekali lagi.

***

"Whoa! Aku tidak percaya kau bergabung! Apa kau mengingatku? Aku Nina, teman sekelasmu!" Kata Nina heboh. Rika hanya mengangguk.

"Hai, Rika! Aku Gilang!"

"Rika, Namaku Rudi! Lama sekali ya kita tidak pernah berkumpul seperti ini!"

"Oh ya, Rika! Kau terlihat berbeda seperti yang digosipkan orang! Em, kurasa kau itu lumayan cantik!"

"Iya ya, mungkin jepit ini membuatmu terlihat lebih cantik"

"Oh, benar! Kau terlihat cantik!" Nina ikut berkomentar.

"Jadi, kau sudah punya pacar?"

Shit! Pertanyaan apa itu?!

Aku menatap Gilang dengan tajam sedangkan orang yang ditatap tidak merasa.

"Kau tidak perlu menjawabnya, Rika" Sahutku.

"Kalian semua membuatnya canggung, padahal ini pertama kalinya dia berkumpul bersama kita"

"Benar, sudah sudah... jangan mengganggunya lagi!" kata Nina mendukungku.

"Kau tidak apa-apa kan? Mereka memang begitu, tapi kau akan terbiasa nanti..."

Rika mengangguk.

"Cih, bilang saja kau cemburu!" Bisik Rudi ditelingaku.

"Sstttt..." Refleks aku menempelkan telunjukku dibibirnya. Membungkam mulutnya.

"Hei, untuk tahun depan, kalian akan memilih jurusan apa?" tanya Nina tiba-tiba.

"Aku pasti IPA!" Ucap Gilang.

"Pastinya, kau kan ingin menjadi dokter" sahut Nina.

"Kudengar, pendidikan kedokteran itu mahal" kata Rudi.

"Tidak masalah, Gilang kan berasal dari keluarga kaya"

"Benar juga sih,"

"Aku juga akan mengambil IPA" ucapku.

LunatiC : Deep World Dark Side [END]Where stories live. Discover now