Chapter 4 - Kecemasan

554 26 4
                                    

Kris melarikan diri bersama Isya' dan mereka langsung menghampiri bu Tika yang sedang menyiapkan makan malam.

"Ibu . . Ibu . . Tolong kami!!"Teriak Isya'.

"Ada apa?! Kenapa kalian lari-lari begini?"Tanya bu Tika khawatir.

"Tadi Isya' terjebak di WC bu, dan kami berdua juga ngeliat sosok wanita di WC."Ucap Kris sambil mengatur nafasnya.

"Kok bisa Isya' terjebak disana? Terus sosok wanita siapa?"Ucap bu Tika.

"Ini semua aneh, tadi Lisa juga ngalami kejadian ini di perpus, lalu terjadi lagi dengan Isya' dan sekarang dengan Isya' dan Kris, ini pasti ada sesuatu yang gak beres." Ucap Rizal.

"Iya aku setuju sama Rizal, sampai sekarang pun Nisa dan Lisa belum datang juga." Ucap Dila.

"Apa? Nisa dan Lisa memangnya pergi kemana?"Tanya bu Tika.

"Tadi sih saya liat mereka berdua pergi ke Masjid bu, tapi sampai sekarang mereka gak balik-balik juga."Ucap Mitra.

"Astaghfirullah, bagaimana ini? Kenapa kalian daritadi gak ngomong sama ibu? Ini sudah jam 9 lewat lho, kalau sampai jam segini mereka belum pulang, ibu cemas kalau mereka kenapa-kenapa di jalan, apalgi jalannya gelap begini."Ucap bu Tika yang semakin cemas dan khawatir.

"Ya udah gini aja bu, kita buat 2 kelompok aja buat nyari mereka berdua. Kelompok saya ada saya sendiri, Rizal, Isya', Dila dan Miranda. Kalau kelompok ibu, ada Mitra, Mario, dan Gita. Kita semua berpencar nyari mereka berdua dan kembali lagi kesini."Ucap Kris, yang lain mengangguk setuju. Akhirnya mereka pun pergi mencari dengan bekal 2 buah senter.

Kelompok Kris mencari ke arah kanan dan kelompok bu Tika mencari di arah kiri, mereka berpencar setelah keluar dari gerbang sekolah.

Mereka berkali-kali memanggil nama Nisa dan Lisa namun tetap tidak ada jawaban. Sementara itu . .

"TOLONGG!!TOLONGGG KAMIII!!"Teriak seorang wanita seraya memukul-mukul pintu. Sementara terdengar juga suara tangisan wanita.

"Lisa, jangan nangis ya . . Aku disini kok bersamamu."Ucap Nisa memeluk Lisa.

"Aku takut Nis, aku takut disini! Aku mau pulang! Aku gak mau mati disini!"Ucap Lisa.

"Huss . . Kenapa kamu ngomongnya kaya gitu? Kita gak bakalan mati seperti ini, kuatkan iman kita! Allah bersama kita!"Ucap Nisa mengingatkan.

Entah bagaimana mereka berdua bisa masuk ke dalam gudang itu, ya gudang dibelakang sekolah. Terkunci, menahan lapar, kegelapan, kotor, dan ketakutan mengiringi mereka. Yang mereka lakukan saat ini hanya membaca ayat-ayat suci . .

Namun,

*TANGGG! BRAAAKK! DUKDUKDUK!*

Suara kaleng yang jatuh, kardus-kardus yang jatuh juga bunyi jendela yang terbuka tertutup menghiasi gelapnya ruangan itu.

Mereka berpelukkan satu sama lain . .

"Aku sudah gak kuat lagi! Aku mau pulanggg!!"Teriak Lisa melepas pelukan dari Nisa dan berlari ke arah pintu dan mendobraknya.

Tiba-tiba angin kencang datang berhembus di dalam ruangan dan angin itu sangat kuat hingga bisa menjatuhkan barang-barang yang ada di dalam gudang.

Lisa semakin kuat mendobrak pintu itu, namun seketika badannya kaku dan matanya melotot melihat ke atas atap. Melihat hal itu Nisa mencoba menghampiri Lisa, namun pada saat ia berjalan didepan jendela itu, langkahnya langsung berhenti dan melihag dari luar jendela itu.

Betapa terkejutnya ia melihat sosok wanita itu berdiri tepat di depan jendela dengan tatapan yang tajam dan menyeringai ke arah Nisa. Nisa langsung menarik Lisa namun . .

"Ahh!"Ucap Nisa kesakitan.

Nisa membalikkan badannya dan perlahan melihat ke arah tangannya yang berdarah, ia terkejut karena tangan Lisa berubah menjadi tangan yang aneh, penuh bulu, kuku yang panjang dan tajam, berwarna hitam dan ukurannya cukup besar dari tangan normal manusia.

Nisa perlahan melihat ke arah Lisa, terlihatlah sahabatnya itu menundukkan kepalanya dan

*SREK*

Tiba-tiba Lisa mendongakkan kepalanya, namun itu bukan LISA! Sosok wanita itu telah merasuki tubuh Lisa dan menggunakannya.

"KALIAN SEMUA AKAN MATI! KALIAN SEMUA AKAN MATI! HAHAHAHA!"Ucap wanita itu dengan tatapan tajam, mata sebelah kirinya terpotong. Mata sebelah kanannya terkeluar. Hidungnya sobek dan mulut yang mengeluarkan darah segar.

Pemandangan yang sangat mengerikan.

"Allahu akbar! Allahu akbar!"Teriak Nisa secara berulang-ulang.

"Aku tidak takut padamu, ALLAHU AKBAR! Kembalilah kau ke tempat seharusnya kau berada, yaitu NERAKA! ALLAHU AKBAR!"Teriak Nisa, Nisa pun melanjutkan dengan membaca ayat-ayat suci. Alhamdulillah makhluk itu pergi dari tubuh Lisa, Lisa pun jatuh pingsan di pelukan Nisa.

Sementara . .

"Ibuu!! Saya dengar suara teriakkan Nisa di gudang itu! Ayo kita kesana!"Teriak Kris.

Mereka berlari menghampiri gudang itu, dan akhirnya pintu gudang berhasil terbuka, Nisa dan Lisa dapat ditemukan.

Mereka semua membawa Nisa dan Lisa kembali ke sekolah, dan beristirahat hingga pagi. Bu Tika menceritakan semua kejadian semalam dengan Kepala Sekolah, dan akhirnya Kepala Sekolah meliburkan siswa-siswanya selama 3 hari untuk mencari tahu penyebab semua kekacauan ini.

Namun tetap saja kecemasan itu selalu ada di diri mereka bertiga. Sampai kapanpun . .

Bayangan wanita itu selalu menghantui mereka dimana saja, bahkan di ujung lorong pun kerap sekali mereka lihat. Mereka bertekad untuk mencari tahu semua itu . .

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Bisikan MautWhere stories live. Discover now