Chapter 24 - Insomnia

234 7 0
                                    

"Mari kita doakan semoga arwah Kira bisa tenang di alam sana, serta keluarga yang ditinggalkan pun diberi kekuatan dan ketabahan. Amiinn .. "

"Amiinn .. "

Serentak semua mahasiswa di kampus Rian dan Neon berbela sungkawa atas kematian Kira.

"Yon, gimana keadaan Rio sama Diki?" Tanya Rian yang sedang menunggu kertas print-nya keluar.

"Alhamdulillah, mereka udha kembali normal setelah diruqyah tadi malam." Ucap Neon yang fokus membaca novelnya.

"Oh iya, Nisa udah pulang tuh." Ucap Rian.

"Iya, tau kok. Dia udah ngabarin ke aku, ehh ntar malam ke rumah yak?" Ajak Neon.

"Ada acara apa?" Tanya Rian.

"Gak papa, kumpul-kumpul keluarga aja." Balas Neon.

"InsyaAllah yah, soalnya aku masih ada tugas proposal masalah keuangan nih, seharusnya udah selesai tapi karena ada musibah ini, yah gitu jadinya .. " Ucap Rian dengan perasaan yang sedih.

"Sabar yah! Yang penting sekarang Diki sama Rio, baik-baik aja." Ucap Neon menyemangati.

"Ehh yon!" Panggil Rian.

"Hmm?" Balas Neon.

"Kamu pernag mikir gak sih? Akhir-akhir ini banyak kasus kematian?" Tanya Rian yang tiba-tiba membuat Neon mengangkat kepalanya dan memandang ke depan.

"Beberapa bulan yang lalu, Mitra meninggal karena ditabrak truk, terus beberapa minggu yang lalu, Oki meninggal karena diduga gantung diri, dan sekarang baru-baru aja, Kira meninggal karena lehernya patah. Aneh gak sih?" Tanya Rian.

"Kematian mereka tuh beruntun banget, dan anehnya lagi ketika diotopsi atau diteliti jawaban dokter atau aparat pasti ada yang janggal, entah mereka kebingungan, entah itu dianggap sebagai kejadian langka, tapi memang benar kematian mereka itu gak masuk akal. Terutama kematian Oki dan Kira. Oki meninggal karena gantung diri, padahal di tali itu gak ada sidik jari Oki yang menggantung dirinya sendiri atau sidik jari orang lain." Ucap Rian.

"Dan Kira, tidak ada tanda-tanda kalau dia jatuh ke lantai WC sampai lehernya patah begitu parahnya, dan juga gak ada sidik jari kalau menandakan bahwa Kira dibunuh oleh pelakunya dengan mematahkan lehernya." Ucap Neon.

Rian mengangguk setuju.

"Iya, aku juga sempat berfikir seperti itu juga." Ucap Neon.

"Apa .. " Ucap Rian.

Neon melihat ke arah Rian.

"Ini ada hubungannya dengan sosok wanita yang sering diceritakan Nisa, Lisa, dan Isya'?" Tanya Rian.

*
"Ahh .. Kangennn!" Ucap Isya' yang langsung memeluk Nisa.

"Kangennn jugaaa!" Ucap Lisa yang juga memeluk Nisa.

"Hehehe .. Iya, aku juga kangeeeeeennnn sama kalian." Ucap Nisa sambil membalas pelukkan 2 sahabatnya itu.

"Gimana kuliah kamu di Jerman?" Tanya Isya'.

"Alhamdulillah, lancar .. 3 bulan lagi aku balik ke sana." Ucap Nisa.

"Balik mulu ahh .. Terus kapan isinya?" Ejek Lisa yang mencubit perut Nisa.

"Ihh kalian apaan sihh! Amiinn .. Kalau rezekinya sudah ada, pasti bakalan isi kok. Kalian juga gimana nih udah pada isi belum?" Tanya Nisa.

"Amiinn .. Kami berdua bakalan isi kok." Ucap Lisa dan Isya' berbarengan.

"Lisa, gimana kabar kerjaanmu sekarang?" Tanya Nisa.

Bisikan MautWhere stories live. Discover now