Chapter 25 - Kaca

230 11 0
                                    

Nisa terdiam melihat hal itu, sosok itu terus merobek foto-foto itu. Di dalam hati Nisa tak berhentinya mengucap dzikir. Hingga lampu kembali menyala dengan normal. Bayangan itu juga menghilang.

Nisa menghampiri di tempat yang sebelumnya di pijak oleh bayangan itu.

Nisa mengambil foto albumnya bersama 2 sahabatnya, dibukanya perlahan-lahan, namun hasilnya foto itu masih utuh seperti biasanya.

Nisa menghela nafasnya, lega.

"Alhamdulillah." Ucapnya sambil mengelus dada.

"Lho de, kok kamu di situ? Ngapain? Kenapa lampu di kamar benyalaan gitu?" Ucap Rian yang bertelanjang dada menuruni tangga.

"Hmm .. Maaf bang, tadi lampunya padam. Ade lupa matiin lampu." Balas Nisa.

"Terus kamu ngapain di situ?" Tanya Rian.

"Ini album fotonya tadi berantakan, jadi ade simpunin lagi." Ucap Nisa berbohong.

"Hmm .. Ya udah kalau gitu abang mandi dulu, mau shalat tahajjud. Kamu sudah shalat?" Tanya Rian.

"Alhamdulillah udah tadi." Balas Nisa.

"Hmm .. Udah sana, kembali tidur lagi. Ini masih jam 02.00 lho." Ucap Rian.

Nisa mengangguk sambil tersenyum.

"Astaghfirullah, maafin ade yah bang. Ade harus berbohong mengenai hal ini." Ucap Nisa dengan dirinya sendiri.

*

"De?" Panggil Rian.

"Hmm?" Balas Nisa.

"Abang perhatiin tadi malam, kayaknya ada sesuatu yang kamu simpan, ada apa?" Tanya Rian tiba-tiba, Nisa terkejut dan memandang wajah Rian.

"Kamu gak perlu bohong atau takut buat kasih tau ke abang, kita sekarang sudah menikah dan sudah menjadi suami istri. Jangan ada dusta atau rahasia di antara kita." Ucap Rian.

Nisa menghela nafasnya dan memberitahu semuanya pada Rian.

"Apa sekarang kita panggil kyai aja? Apa mungkin karena rumah kita gak ada acara syukuran makanya begitu?" Tanya Rian.

"Gak bang, ini bukan salah rumahnya atau apa. Tapi ini pasti ulah sosok wanita yang selama ini mengejar ade, Lisa, juga Isya'. Entah apa yang ia inginkan, sampai sekarang kami gak tau." Ucap Nisa.

"Maksudmu? Wanita yang punya 2 bentuk itu?" Tanya Rian.

"Abang tau dari mana? Tanya Nisa.

"Dari Neon, dia udah ceritakan semuanya ke abang." Ucap Rian.

"Abang juga sempat berfikir kematian teman-teman kampus abang seperti Oki dan Kira itu pasti ulah si setan itu." Ucap Rian.

"Waktu kamu di Jerman, abang pernah khilaf. Abang kehilangan kesadaran abang. Sampai-sampai abang terbuai dengan batu cantik yang sebenarnya adalah setan yang sedang menyamar menjadi sebongkah batu yang cantik." Ucap Rian.

"Tapi .. Sekarang abang sadar, dan mulai berhati-hati akan kejinya perbuatan setan, dan mengerikannya bisikan setan." Ucap Rian.

"Jadi abang juga ngerasai terror dari setan itu?" Tanya Nisa.

Rian mengangguk.

"Jadi abang sarankan buat manggil kyai ke sini. Siapa tau beliau tau dan bisa mengusir setan itu dari sini." Ucap Rian.

"InsyaAllah bang, dicoba aja dulu." Balas Nisa.

*

Keesokkan harinya,

Kyai itu datang dan membacakan kalimat-kalimat suci serta ayat suci Al-Qur'an lainnya. Namun yang beliau katakan adalah ..

"Selesaikanlah masalah ini dengan cara kalian sendiri, tidak mungkin seorang makhluk menyakiti makhluk lainnya tanpa adanya sebuah ALASAN."

Rian dan Nisa hanya terdiam memandang satu sama lain.

"Kalian harus segera mencari tau mengenai hal ini, dan segeralah untuk menyelesaikannya." Ucap kyai itu.

"Ini adalah saran saya nak, kalian semua adalah anak-anak yang baik. Maka selesaikanlah masalah ini secara baik-baik." Ucap kyai itu.

*

Nisa membasuh wajahnya dengan air keran dan memandang dirinya sendiri di sebuah kaca yang terpampang di dinding.

Ketika ia ingin kembali ke dalam kamarnya, tiba-tiba keran air itu kembali terbuka dengan sendirinya.

PSSTT ..

Nisa membalikkan wajahnya dan melihat air bercucuran dari keran.

Ia kembali menutup keran tersebut. Namun ..

BRAK!

Gelas polos yang berisi perlengkapan sikat gigi pun terjatuh ke lantai dengan sendirinya, ketika Nisa membungkuk untuk mengambil gelas tersebut, ia melihat darah yang mengalir di bawah wastafel.

Ia panik.

Ia berdiri dengan perlahan dana melihat kaca yang ada dihadapannya berlumuran darah, semua yang ada di dalam WC itu telah tegenang dengan darah.

Nisa panik dan gemetaran memandang sekelilingnya.

Tiba-tiba darah itu bergerak dan membentuk sebuah kalimat.

"AKU INGINKAN KALIAN!"

Nisa hanya terdiam sesekali menghapus peluhnya.

Darah itu kembali bergerak di tempat yang lain dan membentuk sebuah kalimat.

"PERBUATANMU YANG SEBELUMNYA TELAH MEMBUATKU SENGSARA!"

Nisa memperhatikan secara seksama.

"NYAWA DIBALAS DENGAN NYAWA!"

"KALIAN HARUS MATI!"

"MATI"

"MATI"

"MATI"

"MATI"

Tulisan "MATI" hampir memenuhi kaca tersebut, Nisa pun langsung lari keluar dari ruangan itu, dan menutup pintu WC dengan keras. Nafasnya tersengal-sengal, peluhnya berjatuhan, dan detak jantungnya berdebar dengan kencangnya. Dan ..

"HAAHHHH"

Terdengar suara horror di telinga Nisa, Nisa mengangkat kepalanya dan memandang ke arah depan.

Nisa membelalakkan matanya ketika melihat sosok wanita itu melakukan kayang di atas kasur dengan wajah yang mengerikan, rambut yang acak-acakkan, serta gigi yang berwarna hitam mengeluarkan darah hitam yang kental menyeringai ke arah Nisa.

"KAMU .. HH .. HARUS .. HH .. MATI .. HH .."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bisikan MautTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang