Chapter 14 - Ruqyah

448 19 0
                                    

Keesokkan paginya, Nisa berteriak kaget karena melihat badan bagjan belakang Rian yang bersimbah darah, mendengar teriakan itu Rian pun terperanjat dari tidurnya dan bertanya kepada Nisa.

"Kamu kenapa de? Kok pagi-pagi teriak? Ada apa?" Tanya Rian.

Nisa hanya diam sambil mengangkat kedua tangannya yang penuh darah, spontan Rian kaget dan membersihkan darah itu dari tangan Nisa.

"Kamu kenapa de? Kok tangan kamu berdarah? Kamu luka?" Ucap Rian penuh kepanikan.

"Ini darah dari badan abang." Ucap Nisa, mendengar itu Rian langsung berdiri di depan cermin kaca dan melihat ke arah belakang, memang benar badan bagian belakang Rian penuh darah karena ada bekas sayatan.

Kejadian ini juga terjadi pada Neon, Neon juga memiliki luka sayatan seperti Rian dan terus mengeluarkan darah. Dan anehnya Neon dan Rian mengaku bahwa mereka tidak merasakan apapun bahkan rasa sakit tidak mereka rasakan.

Nisa dan Lisa sepakat untuk tidak memikirkan apa-apa mereka berdua hanya bisa mengobati luka suami mereka dengan peralatan medis seadanya karena keduanya menolak untuk diperiksa ke dokter.

Namun kejadian ini terus terjadi, Nisa dan Lisa sudah tidak tahan melihat hal itu. Mereka berdua membawa Neon dan Rian untuk ruqyah.

Mereka berempat menunggu giliran di luar ruangan, kini tiba giliran mereka berempat masuk.

Awalnya sang kyai menyuruh Neon dan Rian membuka baju mereka dan luka sayatan itu benar-benar semakin banyak. Nisa dan Lisa hanya bisa mendoakan keselamatan mereka berdua.

Kini sang kyai sedang melakukan metode penyembuhan, Neon dan Rian yang tidak pernah merasakan kesakitan kini meronta-ronta kesakitan.

"Panasss .. Panasss .. "

"Sakitt .. Sakitt .. "

Itulah ucapan mereka, Nisa dan Lisa menangis sambil berdoa untuk keselamatan suami mereka.

Cukup lama kyai itu melakukan penyembuhan pada Neon dan Rian, akhirnya beliau selesai melakukan tugasnya.

"Bagaimana kyai? Apa penyakit yang suami kami alami?" Tanya Nisa.

"Katakan yang sejujurnya kyai." Ucap Lisa.

"Suami kalian selama ini telah dirasuki oleh arwah seorang wanita." Ucap kyai, seketika Nisa dan Lisa terperanjat.

"Wanita ini tidak senang akan kebahagiaan kalian berdua, dan mencoba untuk mengambil nyawa suami kalian dengan melukainya dari dalam." Ucap kyai.

"Apalagi ketika kalian sedang melakukan hubungan biologis, dia akan semakin gencar melukai suami kalian. Dia tidak akan berhenti sampai suami kalian menghembuskan nafas terakhir." Ucap sang kyai lagi.

"Lalu bagaimana kyai? Apakah suami kami akan mati?" Tanya Lisa.

"Apa .. Apa tidak ada cara lain untuk menghentikan wanita itu?" Ucap Nisa.

"Jangan khawatir, sekarang suami kalian berdua telah sehat kembali, kami sudah hati dan mata batin suami kalian sehingga arwah perempuan itu tidak akan mengganggu kalian lagi. Tapi .. Sepertinya wanita ini disuruh oleh seseorang untuk melukai suami kalian, semacam pengabdian." Jelas sang kyai.

"Maksud kyai?" Tanya Nisa.

"Maksudnya .. Semua arwah yang mengganggu kehidupan kalian ini karena mereka disuruh oleh tuan mereka untuk melakukannya, dan motif dari kejahatan ini adalah balas dendam." Ucap kyai, seketika Nisa dan Lisa terdiam dan memandang satu sama lain.

"Dia ini akan menyuruh semua arwah-arwah yang mati ikut serta bersekutu dengannya untuk membalaskan dendamnya pada kalian, jika kalian tidak berhati-hati dan menyelesaikan masalah di antara kalian, maka orang-orang terdekat kalian yang akan menjadi korbannya." Ucap kyai.

Nisa dan Lisa hanya terdiam.

"Ya sudah kalau begitu, kalian bisa kembali ke rumah, ini ada obat herbal .. Luka itu masih ada di badan suami kalian. Jadi kalian oleskan terus menerus obat herbal ini, insyaAllah lukanya akan menghilang." Ucap kyai.

Nisa, Neon, Rian dan Lisa mengucapkan terima kasih lalu mereka pamit.

Miranda! Pasti Miranda yang melakukan hal sekejam ini! Dan semua biang kerok di balik kejahatan ini adalah dia yang suka merubah bentuknya menjadi 2 sosok wanita yang berbeda. Apa maumu yang sebenarnya?

Bisikan MautWhere stories live. Discover now