Chapter 13 part 1 - Malam Pertama Penuh Darah

437 18 7
                                    

Tiba-tiba ..

*BRAK .. ZASSS ..*

Rian membuka pintu rumah dan terjatuh di depan pintu, melihat hal itu Nisa terpekik kaget dan berlari menghampiri suaminya itu.

"Abang! Abang kenapa?! Astaghfirullah .. Abang kenapa basah kuyup begini? Hujan-hujanan? Ya Allah abang .. " Ucap Nisa, Rian hanya diam.

"Sekarang abang mandi ya, ade buatkan air panas dulu." Ucap Nisa sambil mengangkat suaminya itu dan menutup pintu rumah lalu pergi ke dapur.

"Sekarang abang duduk dulu di sini, lap dulu semua badan abang yang basah, ade masak air panas dulu." Rian hanya tersenyum mengangguk.

Sementara di rumah Lisa ..

"Kakak kenapa sih kalau ditelefon gak ngangkat? Ade khawatir banget lho." Ucap Lisa yang sedang memijat kaki Neon, Neon yang menahan kesakitan di tubuhnya hanya bisa tersenyum dan menjawab apa adanya.

"HP kakak mati de, jadi kakak gak bisa angkat telefon kamu. Tapi makasih banyak udah khawatir sama kakak, kakak juga khawatir sama kamu." Ucap Neon.

"Bohong! Coba kakak jujur sama ade! Pasti ada alasan lain kenapa kakak gak angkat telefon ade, pulangnya lambat, terus kenapa sampai kak Rian yang ngantar? Motor kakak ke mana? Dan .. Kenapa di tangan kakak penuh luka-luka lecet? Sebenarnya ada apa? Cerita aja .. Sekarang kita sudah suami istri .. Jangan ada dusta di antara kita." Ucap Lisa.

Neon terdiam ..

"Kejadian ini terjadi beberapa minggu yang lalu sebelum acara perjodohan kita, kakak nemanin Nisa buat foto copy berkas-berkas kuliah dia tapi kakak dengar suara aneh dari sekolahan kalian jadi kakak mutusin buat datang ke sana, dan benar suara itu semakin terdengar, suara benda tumpul yang digesekkan ke lantai. Suara itu benar-benar jelas telat di belakang sekolah kalian, Nisa akhirnya ketemu sebuah lubang di dinding itu dan kakak akhirnya bisa liat ke arah luar dan di sana ada dua pria bersama 1 wanita muda sedang berbincang-bincang dari awal kakak sudah curiga dengan gerak-gerik si 2 pria ini, mereka berdua memegang tongkat baseball. Waktu Nisa pergi ke WC tragedi pembunuhan terjadi, perempuan itu disiksa lalu terakhir kepalanya dipukul sampai pecah. Karena ketakutan, kakak langsung lari dan sampai acara pernikahan kita. Pak Ardan mengetahui hal itu, tapi kakak tetap bungkam hingga malam itu kakak meninggalkanmu pergi ke kampus, kakak ketemu sama arwah wanita yang disiksa dan dipukul kepalanya sampai berdarah itu, dia arwah Miranda. Dia datang meminta keadilan pada kakak, makanya di malam itu kakak pingsan dan ditemukan oleh Rian dan dibawa ke rumah kakek Rian. Motor kakak rusak jadi diperbaiki di bengkel." Ucap Neon menjelaskan. Lisa hanya terdiam mendengar semua itu.

"Apa sekarang kakak tetap bungkam atas kematian Miranda?" Tanya Lisa.

"Gak sayang, kakak udah jelaskan semua pada polisi dan pihak kepolisian merasa terbantu karena kesaksian kakak, kakak tau ini adalah salah kakak karena gak menjadi saksi mata dari tragedi Miranda dan kakak menerima konsekuensinya jika Miranda menghantui kakak .. " Ucap Neon.

"Jangan .. " Ucap Lisa sambil memeluk Neon.

"Jangan ngomong begitu, yang penting sekarang kakak sudah jujur dan kakak juga sudah mengaku sebagai saksi mata, lalu apa lagi yang dia inginkan jika dia masih menghantui kakak?" Ucap Lisa.

"Sayang .. "

"Sstt .. Kamu gak boleh ngomong apa-apa lagi." Ucap Lisa sambil menaruh 1 jari di bibir Neon.

Neon tersenyum dan ia pun mengelus pipi Lisa, Lisa hanya bisa menutup matanya menikmati sentuhan halus dari tangan orang yang selama ini ia cintai.

"Ade lagi gak dapat bulanan kan?" Tanya Neon.

Lisa membuka matanya, dan menggelengkan kepalanya secara halus sebagai tanda bahwa dia tidak dapat bulanan di bulan ini.

Neon pun tersenyum dan memeluk istrinya itu lalu menciumnya.

Sementara di rumah Nisa ..

Nisa sedang menyimpuni baju-baju ke dalam lemari baju dan tiba-tiba Rian langsung memeluknya dari belakang.

"Abang? Abang udah makan?" Tanya Nisa.

"Makan? Udah dong de, lagian juga ini udah malam jam 10.00 gak mungkin kan malam-malam begini malah makan?" Ucap Rian.

Jantung Nisa merasa deg-degan.

Rian melepaskan pelukannya dan membalikkan badan Nisa.

"Abang mau ganti malam kemarin yang seharusnya malam kebahagiaan kita tapi abang malah ninggalin kamu ke kampus, jadi malam ini adalah malam kebahagiaan kita .. Ade mau kan bahagia bareng abang?" Tanya Rian sambil mengulurkan tangannya.

"Gak hanya bahagia, di saat susah pun ade akan tetap bersama abang, karena abang adalah malaikat yang telah dikirim oleh Allah kepada ade, gak cuman sebagai suami tetapi melainkan seorang teman, kakak, dan sahabat." Ucap Nisa tersenyum.

Rian tersenyum dan mencium kening istrinya itu dan menggendongnya ke atas kasur.

Malam itu adalah malam kebahagiaan mereka berempat. Meskipun Neon dan Rian merasa ada yang aneh di tubuh mereka, mereka selalu merasa ada yang mencabik-cabik badan mereka, Nisa dan Lisa juga tidak menyadari bahwa mereka telah memeluk suami mereka dalam keadaan penuh darah.

Bisikan MautWhere stories live. Discover now