Chapter 26 - Sopir Taksi

217 10 1
                                    

"KAMU .. HH .. HARUS .. HH .. MATI .. HH .. "

Seketika wanita itu berjalan dengan posisi kayangnya sambil menyeringai.

"AKHH!"

TEK!

"De?" Tanya Rian sambil menyalakan lampu kamarnya.

BRUK!

"Kamu kenapa de?" Tanya Rian yang kebingungan ketika Nisa tiba-tiba memeluknya dan menangis.

"Kamu kenapa?" Tanya Rian sambil memusut kepala Nisa.

"Ade gak kuat lagi bang, kita harus cari tau tentang wanita itu." Ucap Nisa.

"Ade barusan ngeliat tulisan di kaca tadi, di sana tertulis. 'AKU INGINKAN KALIAN, PERBUATANMU TELAH MEMBUATKU SENGSARA, NYAWA DIBALAS NYAWA, KALIAN SEMUA HARUS MATI." Ucap Nisa.

"Iya .. Iya .. Besok abang bakalan izin gak masuk kuliah, kita bakal nyelesain semua masalah ini ya, udah .. Kamu gak usah nangis." Ucap Rian sambil menghapus air mata Nisa.

*

"Rian! Kamu sudah berapa kali izin gak masuk kuliah? Dan sekarang kamu ingin izin lagi? Bagaimana dengan tugas-tugas kamu yang lain? Ingin kamu serahkan pada Rio dan Diki?!" Ucap pak Danton selaku dosen Rian.

Mendengar hal itu, Nisa terdiam.

Tutt .. Tutt ..

"Halo pak, pak .. Halo?"

Ternyata pak Danton telah mengakhiri panggilannya bersama Rian.

"Mendingan abang kuliah aja." Ucap Nisa tiba-tiba.

"Lho katanya hari ini mau nyelesain masalah semalam? Gak papa, lagian abang sudah ngomong kok sama dosen abang." Balas Rian.

"Ade udah dengar semuanya kok, dosennya abang tadi marah-marah kan? Mendingan abang kuliah aja, ntar kalau abang gak masuk terus malah bermasalah nanti. Bisa-bisa abang gagal lagi, cuma karena masalah ini." Ucap Nisa.

"Huft .. Sebelumnya abang berterima kasih karena kamu sudah pengertian dengan abang, tapi .. Abang juga gak mau masalah ini terus-terusan terjadi, semakin ke sini semakin banyak korban, abang gak mau kamu juga kena imbasnya." Ucap Rian.

"Kami bertiga memang sudah menjadi sasaran dia." Ucap Nisa.

Rian langsung memandang ke arah Nisa.

"Cepat atau lambat, dia pasti akan datang pada kami bertiga." Ucap Nisa.

"Sebelum terlambat, alangkah baiknya kami bertiga mengetahui hal itu." Ucap Nisa lagi.

"Dan seharusnya masalah ini .. Hanya kami bertigalah yang harus menyelesaikannya." Ucap Nisa.

"Jadi, abang pergilah ke kampus."

*

"Jadi apa yang harus kita lakukan?" Ucap Isya' dengan wajah lesunya.

"Apa kita ngelakuin ritual kemarin, yang pernah kita lakuin sebelumnya?" Tanya Lisa dengan wajah lesunya.

"Entahlah, kyai itu bilang. Bahwa kita harus menyelesaikannya segera." Ucap Nisa dengan wajah lesunya.

"Baik, baik .. Tapi kurasa aku tidak bisa melakukannya sekarang." Ucap Lisa.

"Aku juga, rasanya badanku gak enak." Ucap Isya'.

"Hmm .. Belakangan ini aku sering mual, bahkan semalam aku gak mau disentuh sama sekali sama bang Rian, rasanya gerah." Ucap Nisa.

"Sama, kepalaku juga pusing kalau kerja yang berat-berat." Ucap Isya'.

"Sama, aku juga lagi gak kepengen makan yang manis-manis, lagi doyan makan yang kecut-kecut. Padahal aku gak suka banget makanan yang rasanya kecut." Ucap Lisa sambil menepuk perutnya.

"Apa jangan-jangan kita bertiga .. "

"HAMIL!"

*

"Selamat pada bu Nisa, Lisa, dan Isya', kehamilan kalian sudah berusia 2 minggu. Pada hasil test jangka waktu kehamilan kalian secara bersamaan hanya 2 jam. Anak kalian bisa menjadi triplet, kembar tiga. Sama tapi tak serupa." Ucap dokter.

"Hehehehe .. " Tawa Nisa, Lisa, dan Isya'.

"Nanti pulang langsung minum ini dan perbanyak makan sayur-sayuran, istirahat yang cukup, dan jangan bekerja terlalu berat apalagi sampai stress. Selamat untuk kalian bertiga, telah menjadi mahmud(Mamah Muda)."Ucap dokter.

Mereka pun tertawa bersama dan pamit untuk pulang.

Mereka menunggu di sebuah halte, mereka sedang menunggu taksi.

Tet .. Tet ..

Mereka mendapatkan taksi berwarna kuning dan masuk ke dalamnya.

Mereka sangat bahagia bahkan mereka juga sangat akrab dengan supir taksi tersebut, si supir juga memberikan beberapa ilmu seputar kehamilan istrinya pada Nisa, Lisa, dan Isya'.

Karena keasyikkan berbicara, si supir tidak lagi memperhatikan jalannya, tiba-tiba saja ..

BRAK!

Si supir tadi telah menabrak sesuatu, padahal suasana waktu itu masih terang, siang hari.

"Astaghfirullah!" Teriak Nisa.

"Itu apaan, pak?!" Teriak Lisa.

"Periksa! Periksa!" Teriak Isya'.

Belum lagi si supir itu keluar, tiba-tiba ada seorang wanita yang tiba-tiba berlari tanpa mengenakan sandalnya dan berteriak histeris.

"AAKKHH!"

Dan dia adalah Mawar, teman masa SMA Nisa, Lisa, dan Isya' dulu.

Bisikan MautWhere stories live. Discover now