|Part 1: Big Enemy

88.1K 5.5K 1.7K
                                    

a/n: Happy Reading. Jangan lupa vote dan ramaikan komentar. Thank you <3

Maaf banget baru bisa UP, banyak tugas sekolah. I swear, susah manage waktu untuk sekarang ini. But, enjoy!

🦋🦋🦋

Sebuah Ferrari SF90 Stradale hitam metalik melaju cepat, melintasi jalanan ibu kota Jakarta yang mulai sepi.

Ini masih pukul 10 pagi, saat sosok tampan di balik setir kemudi itu sengaja meninggalkan sekolah, bahkan saat pelajaran olahraga masih berlangsung.

Dia Argaiska Domani.

Si beringas yang masih mengenakan stelan jersey merah itu, kini secara gila-gilaan menaikkan laju mobilnya hingga mencapai 179 mph. Baru ketika sampai di tujuan utamanya, yaitu rumah sakit--Gaska mengingat perihal pedal rem.

Melakukan drift anggun, dengan sengaja menyela tempat parkir milik orang lain.

Lantas, mengabaikan segala bentuk protes dan amukan pengendara di belakangnya, bocah SMA itu keluar dari mobilnya dan mengambil langkah lebar untuk memasuki area rumah sakit.

Sepasang netra gelapnya mengedar dengan acak, berharap menemukan satu objek yang ia cari di sepanjang lorong. Sampai sebuah seruan tiba-tiba menginterupsi.

"Gaska!" Ia pun menoleh.

Sekon selanjutnya, Gaska bernafas dengan berat kala melihat ayahnya yang duduk di kursi roda, keluar dari ruang pemeriksaan bersama Bagya--asisten sekaligus orang kepercayaan keluarganya.

Sebelumnya Ayah Gaska dikabarkan drop karena tekanan gula darahnya naik. Itu lah yang membuat cowok dengan rahang tegas itu sampai nekat cabut dari sekolahnya dan datang ke rumah sakit.

"Kenapa bisa drop lagi?" Suara bariton itu bahkan membuat beberapa orang menoleh.

"Biasa, gula darahnya caper ke ayah," balas Papa Gaska sambil terkekeh ringan.

Dahi Gaska langsung berkerut, petanda tak suka. "Ini karena ayah kebanyakan begadang. Makannya kalau Gaska bilang istirahat, ya artinya nggak perlu kerja."

Agra mencabikkan bibirnya. "Iya, jangan ngomel. Cepet tua kamu nanti, lihat tuh muka kamu keriputan."

"Ini Gaska ngomong serius. Besok-besok, kalau disuruh istirahat nurut. Udah tua juga, minum air putih aja ayah jarang sok begadang."

"Iya-iya, galak banget kayak singa."

"Gaska khawatir," ucapnya dengan suara bergetar.

Agra otomatis tersenyum. "Iya, maafin ayah."

"Harusnya nggak perlu sampai ninggalin sekolah gini, Ayah nggak apa-apa. Kamu balik ke aja ke sekolah!"

Putranya itu langsung mendengus. "Nanti. Gaska anter ayah pulang dulu."

"Males, ayah maunya pulang bareng Bagya."

"Dih! Makin lama, kalian makin mencurigakan."

"Iya, dong! Kita kan BFF," pamer Agra sambil tos bareng pengawalnya dari zaman bahula.

NAVILLERA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang