| Part 40: Rich Kid Problems

20.5K 1.5K 1.1K
                                    

⚠️ a/n: Don't copy or plagiarism this story!

AAAAAA!! Akhirnya update dengan 6.911 kata. Happy reading dari jauh untuk yang setia menunggu.

Tolong tandai TYPO. Dan Silakan baca ulang part sebelumnya jika lupa alur ❤️

🦋🦋🦋

Minggu ke-8 kehamilan Sea.

Gaska buru-buru mematikan alarm pengingat tanggal di kalender ponselnya yang terdengar nyaring, hingga memenuhi lorong kelas 11 di lantai empat.

Sementara jari-jari tangan sebelah kiri Gaska memegang kunci loker bernomorkan 031, langkah cowok bermarga Domani itu terhenti di depan loker yang bernomorkan sama dengan kunci yang ia genggam.

031. Alyssa Nelda Delia.

Gaska diam membaca satu bait nama yang tak terlalu familiar di memori otaknya. Tak ingin berusaha mengingatnya pula, atensi Gaska teralihkan dengan begitu cepat saat melihat coretan-coretan tipe-x dan kalimat 'bijak' yang ada di loker.

This locker belongs to the dumbass bitch!

Ew, dasar pelacur!!

Murahan!

Welcome to the hell, Alyssa F***ing Delia.

Ms. perek penerima bansos, ops!

The bitch's dead now :(

Kalimat terakhir itu, berhasil meruntuhkan seluruh niat Gaska untuk membaca lebih banyak. Mendadak saja perasaannya tak karuan, pikirannya berkecamuk―menerka cara Cello mendapatkan kunci loker dari murid yang sudah meninggal.

Ini gila!

Tentunya akan sangat keterlaluan bagi Gaska dan Cello menggunakan loker, yang pemiliknya sudah tiada untuk menyembunyikan obat-obatan terlarang.

"Cello brengsek!" maki Gaska pelan, lantas berlari menuju lapangan sekolah untuk menemui Cello.

Sesampainya di lapangan, tanpa basa-basi Gaska langsung menarik Cello yang semula tengah bermain basket dengan yang lainnya.

"Loh? Kagak jadi pulang nganterin Sea?" tanya Dirga yang tak mendapat respon. Well, belum apa-apa Gaska sudah menarik Cello ke sisi lapangan.

"Kenapa itu berdua? Berantem lagi?" beo Aldan yang mendapat herdikan bahu dari Rico.

Omong-omong, bel pulang sekolah memang sudah berbunyi sejak 10 menit yang lalu.

Sebelumnya juga―melalui group chat, Dirga mengajak Gaska, Rico, Aldan, serta Cello untuk bermain basket bersama. Sekali pun di kelas 12 ini mereka pisah kelas, kebersamaan mereka berlima masih terjalin adanya.

Sayang, di beberapa kesempatan Gaska harus absen dari perkumpulan dengan alasan yang sama, tentu saja Sea. Sama halnya dengan hari ini, walau pun sejatinya Gaska berbohong, sih. Beberapa hari belakangan bukan Sea alasan Gaska tak bisa ikut main dengan yang lain, melainkan tugas-tugas sekolah Cello yang harus Gaska kerjakan dan pekerjaan yang sudah keduanya sepakati bersama.

NAVILLERA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang