| Part 24: All She Want

37.2K 2.9K 2.1K
                                    

⚠️ a/n: Don't copy or plagiarism this story! I'll say, please. Thank you.

AAAAAA!! Akhirnya update dengan 4.653 kata. Happy reading dari jauh, untuk yang rajin kasih vote & komentar. *Tandai TYPO 💗

Sebelum baca, spam dulu pakai emoji terakhir yang kalian pakai >

🦋🦋🦋

Setengah loyang nutella cookies & dua gelas malted milk late menemani Gaska dan Sea. Keduanya duduk di kursi bar set kitchen, menikmati makan malam, dan selesai ketika jarum jam berotasi di angka sepuluh.

"Mau makan manis apa lagi?" tawar Gaska siap jika harus berkutat dengan tepung terigu dan takaran margarine untuk Sea.

"Cukup." Sea meletakkan gelas kosongnya ke meja. "Gue udah kenyang. Thanks for the cookies, idiot!"

"Lo tidur sini, kan?" tanya Gaska sambil membawa alat makan mereka ke wastafel dan mencucinya.

Sea terdiam sesaat. "Boleh?"

"Kalau mau," jawab Gaska. Masih memunggungi Sea dan mencuci bekas alat makan mereka.

"Di sini ada berapa kamar?" sahut Sea.

"Tiga kamar, selain kamar gue. Dua kamar tamu, sama yang satu deket ruang tengah. Itu biasanya buat tidur temen-temen gue kalau mereka nginep, jadi agak berantakan."

"Mau tidur di kamar mana?" tanya Gaska begitu berbalik setelah mengeringkan kedua tangannya yang semula basah.

"Gue pilih yang bukan kamar lo."

Gaska tersenyum kecil. "Yakin?"

"Yakin. Emangnya kenapa?"

Gaska menghendikkan bahu, berjalan mendekati Sea. "Siapa tahu lo tertarik tidur di kamar gue."

Gadis itu secara otomatis memutar bola matanya. "Jangan mikir macem-macem!" Sea turun dari kursi, sambil mendorong bahu Gaska agar menjauh darinya. "Sekarang anter gue ke kamar, okay?"

Dan dengan begitu, Gaska menunjukkan kamar di lantai atas tanpa berjalan mendahului Sea. Cowok itu juga membukakan pintu kamar, membiarkan Sea masuk lebih dulu.

Gaska sengaja tak masuk. Justru bersandar di bingkai pintu sambil memperhatikan punggung kecil milik Sea kini perlahan mendekat ke sisi ranjang.

"Kasurnya keras karena nggak pernah dipake, di kamar ini juga nggak pasang penghangat ruangan." Cowok bermarga Domani itu mulai bermonolog. "Kalau lo nggak nyaman, tawaran buat tidur di kamar gue masih berlaku."

"Gue suka kamarnya." Sea duduk di tepi ranjang, lantas menatap lurus ke arah Gaska yang masih menjatuhkan atensi padanya. "Di sini nyaman," imbuhnya.

Ah! Percobaan kedua gagal.

Sepenuhnya Gaska tidak serius dengan tawaran itu. Dia hanya suka menggoda sekaligus menguji sampai mana Sea bisa berteman dengan sikap dingin dan angkuhnya.

Cowok itu masih mengingat kejadian beberapa lalu dengan sangat baik. Di mana ia mengutarakan perasaan dengan sungguh dan spontan melontarkan pertanyaan, "Kalau gue putusin buat suka dan sayang juga ke lo ... boleh, kan?"

NAVILLERA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang