Part 46: Two Butterflies

21K 1.4K 2K
                                    

‼️ a/n: Teruntuk AUTHOR yang kebetulan membaca dan menikmati cerita saya. Tanpa menurunkan rasa hormat kepada kalian, tolong jangan meniru gaya/ style tulisan saya dengan dalih "terinspirasi" karena cerita saya berkesan.

Denial seperti itu tidak akan membuat saya merasa senang atau tersanjung. Saya tidak akan melarang siapapun menulis cerita young adult, dengan western vibe dan problematika dari super rich kids in Jakarta, toxic relationship, murder, or drugs stuff.

Sekali pun PARAFRASE gaya tulisan, bahasa, serta diksi yang kamu gunakan adalah punya saya. Dalam sekali baca, saya tahu. Karena saya pemiliknya. Dan tentu saja! Saya tidak akan nyaman dengan hal itu.

Fyi: Parafrase adalah kemampuan seseorang dalam menulis ulang gagasan ataupun ide orang lain dengan menggunakan kata-katanya sendiri untuk kemudian ditampilkan dalam susunan yang baru.

Parafrase adalah hal legal dalam ranah penulisan. Namun, bila tidak dicantumkan sumbernya tetap termasuk dalam PLAGIAT.

Saya tidak bermaksud bertingkah 'sok' atau merasa superior dengan tulisan-tulisan saya. Secara kualitas dari banyak aspek, cerita NAVILLERA masih banyak kekurangan (saya tahu). Namun, apa yang sudah menjadi ciri khas dan kepemilikan seseorang tidak boleh dipergunakan begitu saja.

Saya tidak akan menyebut identitas atau menyerukan tembakan kekesalan secara muluk-muluk. Ini hanya peringatan kecil, yang masih saya suratkan secara baik-baik. Semoga pihak-pihak yang bersangkutan dapat memahami dan lebih menghargai tulisan saya.

Terima kasih.

By the way, maaf updatenya sedikit telat.

🦋🦋🦋

Gaska siuman setelah tak sadarkan diri selama lebih dari 30 menit. Dan ketika cowok itu membuka kedua mata, satu-satunya sosok yang ia temukan di ruang UKS sekolah adalah Sirena Raquelle Paradhipta.

Pacarnya.

Untuk sejenak, Gaska perlu membiasakan diri dengan bias cahaya di ruangan beraroma karbol yang cukup terang. Mual―perut Gaska terasa perih, mungkin asam lambungnya naik. Cowok itu tidak sarapan, terakhir kali makan pun semalam, saat menyantap ramen bersama Sea dan Cello.

Cello. Gaska langsung terbangun dari posisinya, begitu nama itu memenuhi isi kepalanya. Akan tetapi, aksi Sea yang langsung menahan lengan Gaska membuat cowok itu menghentikan pergerakannya.

"Mau ke mana?"

"Gue mau temuin dan bantu Cello. Dia bisa kena masalah kalau―"

"Bantu?" Suara Sea bergetar saat bertanya demikian. "Caranya gimana?"

"Gimana pun! Ini semua gara-gara gue, Se. Gue salah minta dia simpen narkoba di tas sekolah."

Dalam sekali gerakan, Gaska melepaskan cekalan Sea. Berjalan dengan langkah sedikit tertatih menuju pintu UKS. Akibat serangan mendadak Cello di lorong kelas tadi, selain punggung―sebelah kaki Gaska terasa nyeri luar biasa lantaran terkilir.

Namun, lupakan hal itu! Saat ini Gaska dibuat bingung dan kesal dengan pintu UKS tak bisa dibuka.

Tunggu! Seseorang sudah menguncinya.

"Fuck! Ini siapa yang kunci pintunya, anjing!"

"Cello dipaksa tes darah dan urine. Hasilnya positif," ucap Sea tiba-tiba.

NAVILLERA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang