| Part 29: Body Talk

34.6K 2.6K 5.2K
                                    

a/n: Lagi heran banget sama mood nulisku yang secara tiba-tiba jadi 📈📈📈📈 📈mungkin karena bacain komentar kalian mood semuaaa. THANK YOU 😭💘

• Baca part sebelumnya kalau lupa alur

• Spam banyak-banyak "GASKA" kalau kamu tim happy ending

• Spam banyak-banyak "SEA" kalau kamu tim out of the box alias twist ending

• Tim sad ending diem aja, please! (Kalau ada)

Happy reading! Kasih vote, komen, & sticker di setiap line dong. Biar aku semangat, tandai typo juga <3

🦋🦋🦋

Tepat tujuh menit sebelum ujian sesi kedua dimulai.

Cello mengernyit bingung begitu menerima satu panggilan dari kontak Gaska di ponselnya. Ini aneh, pasalnya, Gaska jelas-jelas tengah fokus mengerjakan latihan soal kimia di bangku panjang, tepat 4 meter dari posisinya.

Karena malas memanggil, Cello melempar penghapus milik Dirga ke arah Gaska agar cowok itu menoleh.

"Kenapa, anjing?"

"Hp lo ilang?" lontar Cello tanpa basa-basi, sambil mengangkat layar ponselnya ke arah lawan bicaranya.

Gaska perlu menyipitkan mata untuk memperjelas penglihatannya. Fyi, mata Gaska itu kayaknya minus, cuma doi males check.

"Itu nomor Sea."

Melihat ekspresi wajah Cello yang langsung tak acuh, Gaska mengeraskan rahang bahkan beranjak. "Angkat! Siapa tahu penting."

Jemari Cello langsung bergerak mengangkatnya. Sengaja ia loudspeakers biar Gaska dengar, kalau perlu cowok bermarga Domani itu saja yang menyahut.

"Halo?"

"Halo ... Cello?"

Detik itu juga, Gaska dan Cello langsung bertukar tatap. Sea tengah menangis, semua orang mendengarnya ... termasuk Noah yang langsung mendekat dengan wajah khawatir.

"Gue dateng bulan lagi ... tolong."

Hanya Cello yang langsung terlihat panik, setengah kalang kabut. Sementara yang lainnya mengernyit bingung, sama halnya dengan Gaska.

Pikir mereka, hanya menstruasi, kan? Kenapa Sea sampai menangis histeris begitu?

"Lo di mana?!" seru Cello tak sabaran. Suara kerasnya yang tak terkontrol, bahkan membuat Gaska terkesiap.

"Ruang penyiaran."

Panggilan belum berakhir ketika Cello dan Gaska langsung memacu langkah. Seluruh pasang mata menatap mereka keheranan.

"Woy! Ujiannya mau mulai!!" Seru Aldan, yang di sisi lain, langsung membuat Noah tersadar dan mengurungkan niat untuk ikut memastikan keadaan Sea.

Dia khawatir, sungguh. Sayangnya, bagi Noah, nilai Ujian Sekolah akan selalu lebih penting dari apapun.

Sejak dulu, begitu. Dariel Noah Abimana tak berubah sedikit pun.

Flashback |

Suatu hari di bulan Maret 2021.

NAVILLERA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang