#1

180K 14.5K 189
                                    

•BUDAYAKAN VOTE DAN COMMENT SETELAH MEMBACA•

•TAP TO RECOMMENDATION•

Namun, itu tak seberapa. Yang paling parah, ia menabrak salah satu mobil yang terpakir disana. Menimbulkan suara alarm nya berbunyi seolah-olah mengadu kepada sang pemilik agar segera datang.

"Duh mati gue," batin Dara.

🍂🍂🍂

Dara membelalakan matanya setelah apa yang terjadi akibat sepedanya. Ia tak berani menatap sekitar yang sedang memandanginya heran. Lagi-lagi ia menjadi pusat perhatian di hari pertamanya bersekolah disini.

Sepasang kaki berada di depannya saat ini. Dara tak berani mengangkat wajahnya untuk melihat siapa pemilik sepatu itu.

"Wohooo mobil lo kayaknya perlu di rawat nih," ucap seseorang disertai kekehan.

"Gila! Berani banget tu anak bikin mobil lo kayak gini,"

"Enaknya kita apain nih bocah?"

Komentar-komentar itu membuat Dara menciut seketika. Ia benar-benar takut sekarang.

Posisi kaki itu menjadi jongkok sekarang. Dara dapat melihat seorang cowok menatapnya datar. Cowok itu memiliki mata hanzel yang sangat tajam. Membuat nyali Dara menciut untuk kedua kalinya.

"Ma-maaf. Gue nggak sengaja. Tadi sepeda gue-"

Satu tangan terangkat. Membuat Dara kincep seketika.

"Ikut"

"Ha? Apa?"

Cowok yang semula jongkok itu mulai berdiri dan berjalan menjauhi Dara.

Dara tak mengerti cowok tadi bilang apa padanya. Ia masih terdiam di tempat dengan pikirannya yang kemana-mana. Ia pikir cowok itu akan marah besar. Namun, pikirannya salah. Mungkin ia cowok yang baik.

Badannya tiba-tiba dipaksa untuk berdiri oleh dua orang yang memopongnya untuk berjalan. Badannya seperti remuk. Sikut dan lututnya perih dan punggungnya terasa nyeri.

"Hei! Apa-apaan kalian! Kenapa gue dipaksa gini! Sakit tauk!"

"Hust diem aja. Entar lo juga tau," ucap seorang cowok dengan cengengesan.

"Lo anak baru?"

"Ya begitulah,"

"Nama?"

"Dara Cahya Fanany. Panggil aja Dara,"

Kedua orang itu mengangguk mengerti.

"Pantesan gue kayak nggak pernah liat elo. Oh ya kenalin. Nama gue Doni. Dan sebelah lo ini Dino"

Dara baru sadar jika kedua orang yang membantunya berjalan itu kembar identik. Ia kira kepalanya pusing sehingga menimbulkan dua orang berwajah mirip. Hanya saja suara mereka yang berbeda. Doni memiliki suara yang berat sedangkan Dino sedikit kalem. Dan yang Dara tau, mereka berdua tak seseram cowok tadi.

"Kasihan banget sih. Masa' hari pertama udah bonyok gini," kekeh Dino.

"Kayaknya batu diujung sana keras deh, mau ditimpuk?" sindir Dara.

KeylanDara [SUDAH TERSEDIA DI GRAMEDIA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang