#5

140K 10.2K 117
                                    

•BUDAYAKAN VOTE DAN COMMENT SETELAH MEMBACA•

•TAP TO RECOMMENDATION

Jadi, ini pembantu Keylan yang baru?"

Dara menengok ke depan. Senyumnya mengembang. "Kak Davon!"

🍂🍂🍂

"Ra! Lo kesambet apa senyum-senyum nggak jelas gitu?" tanya Luna yang melihat tingkah aneh Dara setelah mengikuti Keylan tadi.

"Kepo kayak dora" balas Dara disertai kekehannya.

Luna mendengus kesal karena Dara tak mau bercerita apapun kepadanya.

Maya datang dengan tumpukan buku tebal. Cewek itu menyeka keringat yang keluar dari pelipisnya menggunakan kemeja. "Fiuh! Gila bener nih guru! Tega bener ama murid sendiri,"

Maya kesal sekali dengan Bu Fatma, guru Sejarah yang tergolong killer. Bagaimana tidak? Jika saja ada yang mengantuk, tidak bawa buku, tidak bisa menjawab soal, mereka akan disuruh berdiri sambil menjewer telinganya sendiri hingga jam pelajaran selesai. Dan hari ini karena Bu Fatma tidak masuk, bukan berarti mereka mampu senang nan bahagia. Nyatanya, guru killer itu tetap saja menyuruh muridnya untuk mengerjakan tugas.  Dan itu adalah klipping! Apalagi dua hari lagi harus dikumpulkan.

"May, udah ketemu belum Proses Pembentukan Pulau di Indonesia?"

"Belum nih Ra! Perasaan dari tadi hurufnya nggak ada ujungnya deh," jawab Maya sambil terus membaca buku tebal di depannya dengan begitu detail.

Dara mengembuskan nafasnya lelah. "Kalo lo Lun?"

Luna menggelengkan kepalanya pelan. Cewek itu mulai jengah dengan buku tua di hadapannya. Kali ini cewek berbando itu mengambil ponselnya dan mulai browsing disana.

Dara melangkahkan kakinya keluar kelas setelah bagiannya sudah selesai. Kali ini kelasnya sangat sepi karena semua mengerjakan tugas yang telah diberikan Bu Fatma hingga membuat cewek cantik itu jengah saja.

Dara melangkahkan kakinya dengan perasaan hampa dan bosan. Lebih baik begini daripada duduk diam di kelas. Ia bisa lebih mati kebosanan disana.

Tiba-tiba tangan cewek itu ditarik oleh seseorang. Ia sudah meronta, namun cengkraman tangan cowok itu lebih kuat dari tenaga yang sudah ia keluarkan.

"Apa-apaan sih Key! Lepasin tangan gue!"

Yap, cowok itu adalah Keylan. Si manusia es tak berperasaan.

Keylan menghempaskan tubuh mungil Dara ke dalam mobil hitamnya.

Cewek itu segera membuka pintu mobil. Namun, ia kalah cepat dengan Keylan yang langsung mengunci mobil tersebut secara otomatis.

Dara yang mendapat tatapan tajam Keylan langsung duduk diam karena takut.

"Lo mau bawa gue kemana sih? Ini kan masih jam sekolah Keylan!"

Keylan diam. Tak merespon. Cowok itu melajukan mobilnya keluar dari kawasan SMA Garuda.

"Gue tau lo anak dari pemilik sekolah! Tapi lo nggak bisa semena-mena gini sama gue!" Dara melipat tangannya di depan dada. Ia sangat kesal dengan cowok yang ada di sebelahnya ini.

Keylan menatap lurus jalanan di depannya. Ia sama-sama bingungnya dengan Dara. Entah mengapa cowok bermata hanzel itu menarik Dara ketika cewek itu hanya mondar-mandir di depan toilet. Perilakunya ini sungguh di luar dugaannya.

Mobil hitam Keylan sampai di depan rumah minimalis yang sangat mewah.

"Turun!"

Keylan turun dari mobil dengan tangan yang ia masukkan dalam sakunya dan meninggalkan Dara yang masih melongo melihat rumah di hadapannya ini bak istana dongeng.

Bagaimana tidak? Rumah ini berkali lipat dari kos nya yang sungguh kecil nan sempit.

Rumah minimalis ini terlihat asri. Terbukti dengan banyaknya tanaman dan juga bunga berwarna-warni disana. Membuat hawa halaman tersebut sangat sejuk.

Dara buru-buru berlari menyusul Keylan.

Duk!

"Kalo mau berhenti bilang dulu kek! Perasaan seneng banget berhenti di tengah jalan" gerutu Dara sebal.

Keylan hanya mengangkat alisnya lalu kembali menetralkan ekspresinya.

"Pembantu"

"Ha? Maksudnya?"

"Kesepakatan"

"Ngomong itu yang jelas dong! Masa satu kata satu kata doang! Lo kira gue apaan bisa ngerti bahasa lo!"

Keylan memutar bola matanya. Cewek ini benar-benar sangat memekakan telinganya.

"Berisik!" ucap Keylan lalu melangkah mengambil air yang ada di dapur.

"Aish! Dasar mayat hidup!" gerutu Dara.

"Keylan! Alat kebersihan lo dimana?" Dara berteriak hingga suaranya menggema di seluruh ruangan rumah tersebut.

"Belakang" Keylan datang dengan air kaleng dingin dan juga beberapa snack. Dara meneguk ludahnya susah payah. Ia sangat haus sekarang. Tapi tugasnya kali ini tak bisa ia hiraukan begitu saja.

Dara segera menuju belakang rumah Keylan. Cewek itu berencana mengepel seluruh ruang. Terbukti dengan peralatan pel yang kali ini ia bawa. Sebuah alat pel di tangan kanan dan juga ember berisi pembersih lantai di tangan kirinya.

Sudah dua jam cewek berseragam itu memulai mengepelnya. Namun, pekerjaan itu seperti menahannya untuk segera berakhir.

Dengan santainya Keylan menuju dapur. Tempat dimana Dara baru saja mengoles lantainya dengan sabun pembersih lantai.

"Keylan! Situ udah gue pel! Tuh kan kotor lagi! Kalo masih di pel itu jangan kemana-mana!"

Dara mencak-mencak di tempatnya. Ia sungguh kesal dengan Keylan sedangkan cowok itu hanya memasang wajah tak berdosanya.

Cewek itu segera menendang apa saja yang ada di dekatnya. Dan ember lah yang menjadi sasaran empuk puncak emosinya kali ini.

Dara meyodorkan alat pel di punggung Keylan. Namun,

Syut!

Aaaa!

Dara berteriak ketika kakinya terpeleset air sabun yang ada di ember tersebut. Matanya terpejam. Namun, mengapa bokongnya tidak sakit? Dan kenapa tubuhnya melayang?

Dara membuka matanya. Ia terkejut ketika matanya bertemu dengan mata hanzel milik Keylan. Salah satu tangan Keylan memegangi tangan Dara sedangkan satunya lagi melingkar di pinggang cewek tersebut untuk menompang tubuhnya.

Di tengah Dara yang melamun akan anugerah Tuhan yang sempurna di depannya, cowok tersebut tersenyum. Namun perasaan Dara menjadi tak enak. Senyuman itu berganti menjadi menyeringai.

Dara bertanya-tanya dalam hati. Lalu pandangan cowok tersebut beralih ke tangannya.

Dara menggeleng-geleng kuat. Ia tau apa yang akan dilakukan saat ini. Lidahnya kelu dan hanya wajah memelas yang dapat ia keluarkan saat ini untuk mencegah cowok itu sekaligus menyelamatkan bokongnya yang eksotis.

Bruk!

Keylan melepaskan tangannya ringan. Seolah tak peduli dengan sakitnya bokong cewek itu karena mencium kerasnya lantai.

"KEYLAAAAN!" teriak Dara kesal.

Keylan BIKES dehh!

Jangan lupa vote and comment yaa😘😘

KeylanDara [SUDAH TERSEDIA DI GRAMEDIA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang