#50

82.5K 6.8K 777
                                    

"Ra, aku mau tanya deh." ucap Keylan yang tengah tertidur di padang bunga yang luas.

Dara yang ada di samping laki-laki itu segera menoleh. "Tanya apa?"

"Kamu mau punya anak berapa?"

Dara tertawa. "Apa sih Key! Mulai deh mikirin anak mulu."

"Aku serius, Ra. Kalo aku mau punya anak sebelas. Biar jadi pemain bola semua."

Dara tak berhenti tertawa. "Ngaco deh! Kasihan dong istri kamu mengandung terus. Mengandung itu berat lho Key. Apalagi kalo melahirkan. Pasti sakitnya bukan main."

"Emang kamu nggak mau mengandung terus?" tanya Keylan.

Mata Dara mendelik. "Kenapa aku?" tanyanya.

"Gimana sih Ra! Kamu kan istri aku."

Jantung Dara berdegup hebat. Mulutnya juga menganga akibat penjelasan dari Keylan yang begitu mengejutkan. Padahal sudah beberapa kali Keylan mengatakan bahwa Dara adalah istrinya esok namun jantung Dara terus berdentak bak konser ria layaknya masih pertama kali mendengarnya.

"Aku serius, nyonya Keylan." kekeh lelaki itu.

"Ish! Apaan sih!"

"Ciee blushing! Tuh pipi kamu merah!" Keylan menoel pipi Dara namun segera ditampik oleh perempuan itu. Keylan tak kunjung jera, entah mengapa ia sangat suka menggoda Dara hingga kedua pipinya memerah. Mungkin itu sudah menjadi candu baginya.

Godaan demi godaan Keylan lontarkan hingga berujung pada kejar-kejaran yang mereka lakukan seperti anak kecil. Dara berlari mengejar Keylan yang sudah ada di depan. Ia ingin membalas perbuatan Keylan yang telah membuat hatinya tak karuan seperti sekarang ini.

"Ra! Ayo kejar!" teriak Keylan dari depan.

Nafas Dara ngos-ngosan tak beraturan. Sudah sangat jauh ia mengejar Keylan namun laki-laki itu masih terasa sangat jauh. "Key! Tunggu!" ucap Dara dengan mengusap keringat di pelipis.

"Dara! Sini! Kejar aku!" teriak Keylan lagi.

Dara segera berlari kesana kemari. Namun hasilnya nihil. Keylan tak ada di sepanjang mata memandang. Bahkan suaranya melenyap.

"Keylan! Kamu dimana?" teriak Dara yang mulai khawatir akan keberadaan Keylan yang menghilang.

"KEYLAN!"

"KEYLAN!"

"KEYLAN!" Gumam Dara sambil menggelengkan kepalanya pelan.

Tangan mungil Dara bergerak pelan. Matanya membuka perlahan lalu yang ia lihat pertama kali adalah silaunya lampu dinding bercat putih. Bau obat-obatan semerbak di indra penciumannya.

Ia menoleh ke samping. Terlihat seseorang tengah menangkupkan wajahnya dan memegang salah satu tangannya dengan erat. Lelaki itu mendengkur halus, nampaknya ia sedang tertidur.

"Keylan?"

Lelaki itu bangun, menatap Dara dengan senyum indahnya. Ekspresi senyum Dara yang mengembang memudar seketika. "Davon, Keylan mana?"

Lelaki itu hanya menggelengkan kepalanya dengan lesu. Tak tega memandang raut kecewa dari wajah Dara.

Air mata Dara meluruh seketika. Semua kejadian tentang kecelakan dan juga penembakan yang ia alami dulu berputar di otaknya. Tanpa basa-basi Dara segera mencabut selang infus walaupun sakit rasanya. Perempuan itu langsung bangkit dari tempat tidurnya namun ia terkejut. Hatinya berdesir takut ketika kedua kakinya tak bisa digerakkan sama sekali bahkan digerakkan sedikit saja rasanya sangat sakit.

KeylanDara [SUDAH TERSEDIA DI GRAMEDIA]Where stories live. Discover now