#2

151K 12.4K 48
                                    

•BUDAYAKAN VOTE DAN COMMENT SETELAH MEMBACA•

•TAP TO RECOMMENDATION•

"Deal"

Satu kata yang membuat Dara bernafas lega. Walau tak seluruhnya.

🍂🍂🍂

Dara berjalan dengan tertatih-tatih. Bibirnya ia gigit untuk menahan rasa sakit yang menyerang seluruh badannya. Ia sudah berkeliling untuk mencari tempat UKS berada. Namun hasilnya nihil. Ia tak menemukan apapun kecuali kelas, kelas dan kelas.

Bruk!

Dara terlonjak kaget ketika lagi-lagi ia menabrak seseorang. Entah mengapa ia menjadi sosok yang sangat ceroboh sekali hari ini.

"Ya tuhan jangan kau tambah lagi beban hamba. Amiin"

Sebuah tangan mengulur di hadapan Dara. Dara menerima uluran itu dengan senyum yang mengembang. Setidaknya ada orang baik disini.

"Lo Dara, kan?"

"Lo kok tau?"

Dara bertanya-tanya dalam hati. Rasanya ia pernah melihat cewek yang ada di hadapannya sekarang. Tapi ia lupa dimana dan kapan. Sungguh Dara lelet sekali dalam mengingat wajah seseorang.

Cewek itu tertawa melihat wajah Dara yang kebingungan. Ia kembali mengulurkan tangan untuk kedua kalinya.

"Gue Maya, Ra. Temen lo SMP"

"Oh astaga! Kenapa gue bisa lupa sama lo sih May! Ya ampun apa kabar? Lo beda banget sekarang"

Dara membalas jabatan Maya dengan sangat antusias. Ia tak menyangka bisa bertemu teman sebangkunya dulu ketika SMP.

"Gue baik. Setelah kelas dua SMP gue pindah ke Singapura. Trus entah karena apa bokap balik lagi ke Jakarta. Ya gue nurut aja. Bokap gue galak soalnya," Maya terkekeh begitu pula dengan Dara setelah mendengar penuturan dari cewek itu.

"Jadi, orang yang barusan populer ini temen lama gue?"

"Ha? Maksudnya?"

"Lo jadi perbincangan satu sekolah, Ra"

"Lo nggak lagi bercanda kan May? Masa gara-gara gue nabrak mobilnya Keylan jadi seheboh itu"

"Ah elo sih! Jangan panggil nama dia disini. Bisa kena masalah. Kak Keylan itu satu angkatan diatas kita. Dan lo tau Ra? Dia itu Most Wanted nya SMA Garuda! Udah ganteng, tajir pula. Siapa coba yang nggak tergiur sama dia"

Dara mendengus malas. "Bodo amat! Gue nggak peduli. Cowok datar kayak dia mah nggak pantes diagung-agungkan May!"

"Tapi cogan Ra, Cogaaan. Bener-bener my future husband banget deh"

Dara memegang kening Maya. "Lo nggak lagi demam kan?

Maya menggeleng-gelengkan kepalanya sambil terus berkhayal jika ia bisa menjadi istri Keylan atau menjadi pacarnya saja sudah sangat cukup membuat Maya sangat bahagia.

"May, anterin ke UKS yuk!"

Maya mengangguk lalu menuntun Dara menuju lantai dasar. Pantesan aja dia tidak menemukan UKS jika ia saja mencarinya di lantai dua. Dasar Dara!

🍂🍂🍂

Dara duduk di kursi berwarna biru setelah perawat sekolah mengobati lukanya yang sedikit memar.

Matanya menatap segala penjuru UKS. Disana berbagai alat kesehatan tersedia sangat lengkap. Stetoskop ada, tensi darah ada, jarum suntik ada, infus ada, semuanya ada.

"Ini UKS apa rumah sakit sih," batin Dara.

"Gimana Ra? Udah?" tanya Maya dari balik pintu. Maya ini phobia sekali dengan alat-alat kedokteran dan juga obat-obatan. Maka dari itu, ia sangat anti jika harus masuk kedalam rumah sakit maupun UKS ini.

Dara mengucap terima kasih kepada perawat lalu mengampiri Maya.

"Udah agak mendingan sih May. Soalnya dikasih Rivanol. Jadi dingin-dingin gimana gitu,"

"Stop Ra! Lo tau kan gue nggak suka sama obat apapun itu. Jangan bikin gue muntah disini ya!"

"Makanya jangan pernah sakit ya. Entar kalo lo sakit siapa yang nyakitin gue?" Dara menaik turunkan alisnya bergantian sehingga membuat Maya tertawa.
Sepertinya takdir Dara masuk ke dalam sekolah ini tak seburuk yang ia kira. Buktinya, ia bisa bertemu kawan lamanya lagi. Mungkin dengan bersama teman, masalah yang akan dihadapi akan terasa lebih ringan.


Jangan lupa vote and comment yaa💕💕

KeylanDara [SUDAH TERSEDIA DI GRAMEDIA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang