#12

120K 10.1K 243
                                    

•BUDAYAKAN VOTE DAN COMMENT SETELAH MEMBACA•

•TAP TO RECOMMENDATION

Dara mengangguk. Semua luka yang ada disekujur tubuhnya seolah hilang. Senyum mengembang terus di kedua pipinya. Tuhan selalu memberikan apa yang ia butuhkan bukan apa yang ia inginkan. Seperti Tuhan yang mengirimakan kedua sahabatnya yang selalu ia butuhkan setiap saat.

🍂🍂🍂

Dara sangat kesal sekarang. Tangannya terus mengepal dengan mulut yang ia kunci rapat-rapat. Namun, matanya tak berhenti untuk sesekali melirik cowok jakung di sampingnya ini.

Dara yang kepergok sedang melirik Keylan langsung salah tingkah. "Kenapa?" tanya Keylan.

Dara sebenarnya canggung sekali berdua saja dengan Keylan. Setelah kejadian itu, ia tak berani untuk menatap mata tajamnya. Ucapana maaf nya pun hanya tinggal kenangan. Nyali cewek itu menciut seketika walau hanya sekedar mengucap kata itu. Padahal mengucap kata itu sudah biasa ia lakukan, dulu. Tapi, entah mengapa lidahnya sangat kelu untuk mengatakan itu saat ini.

Mobil hitam Keylan berhenti di sebuah kos kecil dengan kondisi yang memprihatinkan. Itu adalah kos an Dara. Namun, dengan lihai, Dara membuat sebuah taman kecil di depan bangunan tersebut, membuat bangunan itu lebih baik.

Keylan turun dari Mobil. Lalu cowok itu membuka pintu sampingnya dan mulai menggendong Dara ala bridal style seperti tadi.

Pekikan keras keluar dari bibir Dara. Cewek berambut lurus itu menggeliat kesana-kemari, meminta diturunkan.

"Bisa diem nggak!"

"Turunin gue sekarang, muka batako!"

"Gak!"

"Malu tauk diliat tetangga"

"Bodo amat"

Seharusnya Dara tau, cowok yang menggendongnya saat ini sangat keras kepala, tukang paksa, dan jangan lupakan satu hal. Ia tak bisa diganggu gugat jika sudah melakukan sesuatu. Jadi, percuma saja ia memprotes itu semua. Hanya buang-buang tenaga saja.

Keylan menunduk, menurunkan Dara dengan hati-hati di atas sofa yang sudah jebol. Dara hanya meringis ketika lukanya bersentuhan dengan sofa yang sudah keras itu. Sebenarnya ia merasa sedih melihat rumahnya yang sungguh buruk. Namun, ia tak punya pilihan lain. Untuk makan sehari-hari saja susah apalagi membeli perabotan baru.

"Eh! Mau ngapain?" tunjuk Dara yang mengarah ke Keylan dengan teriakan.

Keylan hanya melirik lalu berjalan menuju dapur.

"Jangan ngerusak dapur gue ya!" teriak Dara memberi peringatan.

Menunggu. Satu hal yang dilakukan Dara saat ini. Ia begitu bosan karena Keylan tak kunjung datang dari dapur. Membuat dirinya harus mengantuk berat disana.

Sebuah aroma sedap menusuk hidung Dara. Matanya langsung membuka lebar, seperti mendapat asupan untuk tidak mengantuk.

Keylan membawa nampan di kedua tangannya. Nampan berwarna cokelat itu menampilkan sebuah kepulan dari mangkok cap ayam jago yang ia dapatkan dari tetangga sebelah. Membuat Dara ingin segera mencicipi masakan dari Keylan.

Tiba-tiba hati Dara berdebar.

Bukan karena bubur ayam buatan Keylan.

Melainkan senyuman manis yang terbit dari bibir cowok itu untuk pertama kalinya.

🍂🍂🍂

Dara terbangun ketika azan shubuh berkumandang dari masjid yang tak jauh dari daerah kos nya.

Matanya ia kucek sebentar. Lalu ia tersadar jika Keylan ada di sampingnya. Cowok bermata hanzel itu tengah tertidur dengan tangan yang bertumpu di dagu. Dara merasa kasihan kepadanya. Mungkin cowok itu sangat lelah menemaninya seharian.

Dengan hati-hati, Dara menggeser tubuhnya yang sakit. Ia menggigiti bibirnya untuk menahan perih pada luka yang belum kering. Baginya, sholat adalah hal terpenting. Maka dari itu, walaupun dalam keadaan sakit cewek itu tak akan mau membolos sholatnya.

Pergerakan Dara membuat ranjangnya berderit nyaring. Mata hanzel itu membuka. "Mau kemana?"

"Mau sholat Shubuh,"

Keylan langsung bangun dari tidurnya. Tak peduli pada matanya yang terus memintanya untuk terpejam. Cowok itu menompang tubuh Dara agar terus seimbang untuk pergi ke kamar mandi, berwudhu.

"Eits! Gue udah wudhu, jadi lo nggak bisa pegang gue,"

"Kenapa?"

Dara melongo. "Lo gak tau?"

Keylan menggeleng.

"Kita itu bukan muhrim. Makanya nggak boleh sentuhan. Entar gue batal,"

"Muhrim in aja" jawab Keylan enteng. Ia tak tau jika ucapannya berdampak besar bagi hati Dara. Hati Dara bergemuruh hebat. Bahkan membuat pipi cewek itu bersemu merah.

Aish kenapa gue jadi baper gini, batin Dara.

Tak ingin terlihat salah tingkah, Dara segera berjalan tertatih-tatih menuju kamarnya lagi. Sesekali Dara agak kesusahan untuk menggapai benda-benda untuk menopang tubuhnya, membuat Keylan gemas sendiri. Cowok itu sudah bersedia memegang tangan Dara, namun cewek itu tetap melarangnya. Dan yang bisa Keylan lakukan adalah diam dan berjaga-jaga agar cewek itu tak terjatuh.

Tapi masih jutek mulu tuh muka. Tapi sekali senyum kok badai gitu sih mass. Jadi gemess😍😍

Halalin dedek bang kekeke😋😋😋

Jangan lupa Vote And Comment! Biar semangat gitu👌👌

KeylanDara [SUDAH TERSEDIA DI GRAMEDIA]Where stories live. Discover now