#15

121K 8.7K 67
                                    

•BUDAYAKAN VOTE DAN COMMENT SETELAH MEMBACA•

TAP TO RECOMMENDATION•

Matanya menatap jalanan yang ramai di depan salah satu caffe klasik. Ia tak sadar jika melupakan sesuatu. Sesuatu yang sangat penting.

Bahwa Dara mendengar semuanya.

🍂🍂🍂

Panas mentari yang tampak dari celah-celah jendela membuat cewek tersebut menutup wajahnya dengan telapak tangan, silau. Namun, matanya tak mau membuka dan malah terus menutup karena kelelahan.

Bunyi jam weker terdengar nyaring di telinga Dara. Jam itu berteriak-teriak agar sang pemilik segera menekan tombol di atas kepalanya. Sepertinya jam itu juga sudah merasa kelelahan membangunkan pemiliknya yang tak kunjung bangun dari pulau kapuk tersebut.

Dara mengucek matanya pelan. Ia bangkit dari tempat tidur sambil menguap lebar bak kuda nil. Tangannya meraih jam weker yang sangat berisik itu dan mematikannya. Matanya melebar ketika arah jarum jam menunjukkan waktu yang membuatnya terlonjak kaget.

"Anjir! Kenapa lo pake nunjuk ke angka tujuh sih!" gerutu Dara sambil bergegas mengambil handuk dan mandi.

Lima belas menit kemudian, cewek tersebut sudah memakai seragam SMA Garuda berwarna biru kotak-kotak.

"Ya Allah! Sepeda gue kan rusak! Cobaan apa lagi ini!"

Cewek berambut lurus itu segera berlari ke pangkalan ojek yang terletak di ujung jalan. Lalu ia segera menaiki salah satu tukang ojek dan menyuruhnya mengantarkan ke sekolah.

Di tengah kemacetan ibukota, Dara tak henti-hentinya menggigiti kukunya sembari berdoa agar Pak Hani mau membukakan gerbang sekolah.

"Pak nggak bisa cepet dikit apa?" tanya Dara khawatir.

"Aduh neng kalo jam segini mah macet atuh," jawab tukang ojek dengan logat Sundanya yang khas.

Dara tak bisa hanya duduk diam disini. Tangannya terulur ke saku dan memberikan sejumlah uang untuk tukang ojek dan berlari sekuat tenaga menuju SMA Garuda.

Berkali-kali ia melirik jam tangannya, sudah pukul setengah delapan. Tamatlah riwayatnya. Pak Hani tak akan membukakan pintu. Namun Dara tak menyerah, ia tetap terus berlari dan berlari.

Tin tin!

Suara klakson mobil membuat Dara berhenti berlari dan menoleh ke belakang. Sepertinya ia kenal dengan mobil itu. Matanya memincing memastikan sesuatu.

Yap, itu adalah mobil Keylan.

"Masuk" kata si empunya mobil dari dalam.

Dara yang tak punya pilihan lain segera masuk ke dalam. Ia sangat bersyukur bertemu Keylan pagi ini. Apalagi AC mobil Keylan yang menyapu rambut Dara membuat dirinya sejuk seketika.

Keheningan tercipta selama mereka berdua di dalam mobil.

Satu pertanyaan terbesit di benak Dara.
"Hmm Key?"

Keylan hanya melirik Dara.

"Kenapa lo nggak ikut event Bela Negara? Apa gara-gara pasangan lo itu gue?" tanya cewek itu gugup.

Cowok bermata hanzel itu menatap lurus ke depan. "Males,"

"Tapi bukan gara-gara gue kan?"

"Berisik!"

"Ih Key! Gue kan nanya! Kenapa lo yang sewot sih!" balas Dara kesal.

Keylan mengacuhkan cewek itu. Ia sibuk menekan klakson tepat di depan gerbang SMA Garuda.

KeylanDara [SUDAH TERSEDIA DI GRAMEDIA]Where stories live. Discover now