12

257K 17.1K 1K
                                    

"Iya gue emang Riva si culun, puas lo? Mau lo bilang kesemua orang pun gue gak peduli."
Riva hendak beranjak pergi. Namun, tangannya sitahan oleh seseorang.

"Mau ke mana?"

"Apa urusannya sama lo?"

"Mau ke mana?" tanya Ethan lagi, tanpa menjawab pertanyaan Riva.

"Lepas."

"Gak."

"Lepas!!! Mood gue cukup buruk sekarang." Riva menghempaskan tangan Ethan kasar, lalu melangkah pergi meninggalkan Ethan seorang diri.

Tubuh Riva tersungkur ketika bertabrakan dengan seseorang. "Perasaan gue jatuh mulu dari tadi."

"Ehh maafin gue," ucap seseorang yang tadi menabraknya. Riva mendongakkan kepalanya melihat siapa sang pelaku. Ternyata itu adalah Damar, teman sekelasnya. Damar segera mengulurkan tangannya untuk membantu perempuan yang ia tabrak tadi.

Perempuan di hadapannya hanya terdiam tanpa mengucapkan sepatah kata pun. "Lo kenapa?" tanya Damar penasaran.

"Gak."

"Maaf soal tadi."

"Damar," lirih Riva.

"Eh, lo tau nama gue?"

"Bawa gue pergi."

"Hah?"

"Sejauh mungkin."

***

"Duduk," titah Damar menepuk tempat di sebelahnya.

"Sekarang jawa gue, kenapa lo tau nama gue? Muka lo juga agak familiar soalnya," tanya Damar penasaran.

"Gue Ariva Bella, si culun itu," jelas Riva. Sedangkan Damar hanya terdiam, berusaha mencerna apa yang dikatakan perempuan di sampingnya itu.

"WHAT? LO ARIVA BELLA? GUE BOLEH BERKATA KASAR NGGAK?" heboh Damar yang di balas anggukan oleh Riva.

"GUE NGGAK PERCAYA ITU LO! KENAPA LO JADI CANTIK GINI?" Riva segera membekap mulut Damar agar diam.

"Rrv...lep...sin ..g...g...u.e...ngg...a...k bbbi...saaa nnnaaa...faaaas," ucap Damar terbata-bata, sembari berusaha melepaskan tangan Ruva dari mulutnya.

"Lo ko lebay banget sih jadi laki? Dan gue harap lo bisa jaga rahasia." Riva melepaskan bekapannya sehingga Damar bisa bernafas lega.

"Oke. Tapi tadi lo kenapa? Ko kayak kesel gitu mukamya?"

"Pengen es krim," pinta Riva mengalihkan pembicaraan.

"Mana?"

"Itu tuh," tunjuk Riva pada penjual es yang tak jauh dari tempatnya berada.

"Bocah!" Damar segera melangkah menuju penjual es krim dan membeli dua eskrim.

Setelah dua eskrim berada di tangannya ia segera membayarnya dan ke Riva yang sudah menunggu.

"Nih." Damar memberikan salah satu es krim pada Riva. Wajah Riva tidak sesuram tadi, kini terlihat bahagia. Hanya karena sebuah makanan manis bernama es krim.

"Makasih Damar!!" Riva memakan es krim itu dengan semangat.

"Ko lo makan kayak bocah sih Riva?" Damar  mengeluarkan tisu di sakunya dan mengelapkannya pada bibir Riva. Sedangkan Riva hanya terdiam tak berkutik sama sekali.

AribellWhere stories live. Discover now