51

157K 10.3K 205
                                    

Hari demi hari keduanya menjalani kehidupan masing-masing. Ethan dan Riva seperti tidak mengenali satu sama lain jika bertemu entah sengaja atau tidak disengaja. Banyak yang mengira kalau mereka sudah putus.

Vania yang melihat itu semakin gencar melakukan aksinya untuk mendekati Ethan dan menghancurkan hidup Riva. Seperti saat ini Vania sedang bergelayut mesra di tangan Ethan, entah harus berapa kali Ethan harus mengusir perempuan itu. Tatapannya terhenti pada meja paling belakang dimana ada sosok perempuan yang sedang menelungkupkan kepalanya seperti tertidur. Berhubung sekarang guru sedang rapat jadi jam pelajaran kosong.

Memang, semenjak hubungan Riva dan Ethan break. Riva berpindah tempat duduk di belakang dan Vania sekarang menjadi di sebelah Ethan. Sebenarnya Riva tidak tidur, ia tahu Ethan Sedang memperhatikan dirinya dan ia juga tahu Vania sedang bergelayut mesra di tangan Ethan. Dirinya tahu semua, maka dari itu Riva memilih menelungkupkan wajahnya. Untung saja kelas sedang bising jadi tidak akan ada yang mendengar isakan kecilnya.

Ia tahu ia salah meminta break pada malam itu dan tidak mendengar penjelasan Ethan. Tetapi otak dan hatinya tidak sejalan, ia terlanjur kecewa dan hasilnya menjadi begini. Dirinya dan Ethan menjadi seperti tidak saling kenal mengenal. Riva merindukqn sosok Athan sahabat kecilnya, ia rindu Ethan pacarnya, dan hanya rindu yang ia tidak bisa diungkapkan dan masih melanda di dalam hati.

"Ethan kantin yuk?" ajak Vania.

"Gak."

"Ayolah Ethan."

"GUE BILANG NGGAK YA NGGAK!!" bentak Ethan tepat di wajah Vania. Vania yang diperlakukan seperti itu segera berlari keluar kelas. Dan hal itu tak luput dari pandangan Riva.

"Haha mampus lo!" sahut Dira saat melihat Vania keluar dari kelas.

"Alahh dibentak segitu aja pundung!" Daniel melempari kulit kacang sekenanya.

"Mamah sama Papah dia ngidam apaan yak?punya anak cabe kayak gitu?" Damar berlagak berpikir. Daniel yang melihat itu menempelengkan kepala Damar gemas.

"So iya lo Mar!"

"Gimana gue dong!!" Keributan semakin menjadi-jadi karena pertengkaran Daniel dan Damar.

"Riv? Lo nggak papa kan?" tanya Alexa khawatir dengan wajah pucat Riva. Riva melirik kearah Alexa dan tersenyum kecil menandakan ia tidak apa-apa.

"Gue anter ke UKS ya??"

"Gak usah Lex, gue disini aja." Riva menelungkupkan kepalanya lagi.

Ethan yang mendengar percakapan Alexa sedikit khawatir. Ia khawatir jika Rivanya kenapa-napa.

Dia sakit?

Bel istirahat sudah berbunyi dan membuat seluruh orang di kelas berhamburan keluar menuju kantin untuk mengisi perut mereka.

"Riva, kantin nggak?" Tidak ada tanggapan sama sekali dari Riva. Dira merasakan ada yang tidak beres dari sahabatnya.

"Riva sakit?" tanya Dira yang dibalas anggukan oleh Alexa.

"Gimana nih, mmm...gue nggak bakal ke kantin. Lo aja Lex, gue mau nemenin Riva disini."

"Riva sama gue." Dira dan Alexa melirik kearah Ethan sang pemilik suara.

"Udah sama gue aja Than." Dira menolak dengan halus.

"Dira gue tau lo laper, kita kantin aja yu? Riva biar Ethan yang jagain. Lo juga jangan ikutan sakit kalau lo nggak makan," ujar Damar. Dira hanya mengangguk dan berjalan menuju kantin bersama Damar.

"Than? Gue titip Riva sama lo ya." Ethan hanya mengangguk menanggapinya.

"Gue duluan ya bro." Daniel menepuk pundak Ethan lalu berlalu pergi bersama Alexa. Ethan berpindah tempat ke samping Riva, ia melihat Riva yang sedang tertidur pulas dengan wajah sangat pucat.

Ethan mengelus rambut Riva lembut. Kedua mata Riva membuka perlahan. Ia terkejut  ketika melihat Ethan sudah berada di sampingnya.

"Ethan?"

"Gue ganggu?"  Ethan memindahkan tangannya pada kening Riva yang terasa panas.

"Udah makan??" Riva menggelengkan kepalanya.

"Ayo kantin." Ethan menarik tangan Riva yang masih terdiam di kursinya.

"Kepala gue pusing Ethan," ujar Riva serak. Kekhawatiran Ethan semakin menjadi.

Ethan seketika mengangkat tubuh Riva tanpa persetujuan. "Ethan lo apa-apaansih? Kita mau kemana?!"

"Diem." Ethan membawa Riva  menuju ke UKS dan membaringkan tubuh itu di kasur.

"Gue beli makanan." Lelaki itu pergi meninggalkan Riva yang masih terdiam. Jauh dilubuk hati, ia senang ternyata Ethan masih mengkhawatirkannya. Kedua matanya terasa memberat dan akhirnya menutup.

Setelah beberapa menit Ethan datang dengan membawa sepiring nasi goreng dan botol air. Ia menyimpan makanan di meja samping kasur Riva.

Dilihat Riva sedang tertidur dengan pulas nya. Ada rasa tidak tega membangunkan Riva, tetapi jika tidak dibangunkan perut Riva akan terasa kosong dan dapat memperburuk kondisi.

"Riva, bangun makan dulu."

Riva mengerjapkan matanya. Ethan membantunya duduk. "Gak mau, gak laper."

"Makan." Melihat ekspresi wajah datar itu, mau tidak mau Riva menerima suapan Ethan. 

"Than?" Ethan menghentikan aktivitas dan menatap Riva.

"Kenapa lo masih peduli ke gue??"

AribellWhere stories live. Discover now