20

217K 14.1K 626
                                    

"Makan atau gue pergi ?" ancam Ethan membuat Riva menerima suapan dari Ethan.

"Anak pintar!" seru Ethan seraya menepuk rambut Riva.

"Emang gue anak kecil!" sahut Riva ketus. Karena gemas, Ethan mencubit pipi Riva sehingga sang pemilik mengaduh kesakitan.

"ETHA..." saat Riva hendak berbicara, Ethan memasukkan suapannya ke dalam mulut Riva tanpa persetujuan.

"Ethan udah!"

"Baru dua suap Riva."

"Perut gue nggak enak!" rengek Riva.

"Istirahat." Ethan beranjak pergi dari kamar Riva. Riva segera merebahkan tubuhnya ke kasur, dan menutup matanya kembali.tapi matanya. Namun, kembali terbuka saat merasakan sebuah handuk dingin di dahinya.

"Tidur."

"Makasih," seru Riva sembari tersenyum dengan wajah pucatnya.

"Hm."

"Tidur Riva." Ethan mengelus rambut Riva lembut. Riva menganggukan kepala dan tertidur.

"Cepet sembuh," gumam Ethan pelan.

***

Riva membuka mata perlahan. Ia menolehkan kepala ke samping, dimana ada Ethan yang sedang tertidur dibawah dengan  mengenggam erat tangan Riva erat.

Apakah tubuh itu tidak sakit tidur dengan posisi terduduk seperti itu?

Riva mengelus rambut Ethan lembut, wajahnya terlihat sangat tampan bila sedang tertidur.

Gue ngalah Than, demi persahabatan.

Ethan ternyata terbangun, Riva yang terkejut langsung menarik kembali tangannya dan berpura-pura menutup matanya kembali. Sedangkan Ethan hanya terkekeh kecil.

"Buka mata lo." Mau tidak mau Riva membuka mata, karena ia sudah tertangkap basah.

"Elus lagi aja," goda Ethan.

"Ethan!" lelaki itu malah menutup mata dengan tangan Riva menjadi bantalan.

"Tangan gue lepasin, Ethan."

"Biarin kayak gini."

"Ethan lo nggak papa?" ragu Riva, karena melihat keanehan pada Ethan.

"Hm, sebelum mamah pergi,"parau Ethan.

Riva mengusap-usap rambut Ethan, dirinya seperti menyalurkan sebuah kekuatan kepada Ethan.

"Lo harus kuat Than, lo nggak boleh lemah! Buktiin ke mamah lo yang udah tenang diatas sana. Kalau lo baik-baik aja disini, biar mamah lo tenang kalau anaknya kuat!" Ethan membuka matanya lalu menatap wajah Riva.

"Gue nggak bisa nerima mamah tiri gue."

"Lo pasti bisa, buka hati lo secara perlahan. Orang tua mana yang nggak sayang sama anaknya? Semua orang tua pasti sayang sama anaknya Than."

"Gue coba," ucap Ethan mantap.

"Nah gitu dong."

Suara ketukan pintu terdengar, Ethan bangkit kemudian melangkah pergi untuk membukakan pintu.

"RI...KO ETHAN?" kaget Alexa saat melihat Ethan yang membukakan pintu.

"Hm."

"Woi bro lo ngapain disini?" tanya Daniel.

"Kalian gapain kesini?" bukannya menjawab, Ethan malah balik menanya.

"Kita mau jenguk bebep Riva," ucap Daniel.

"Kita mau jenguk pacar gue," ucap damar.

"Kita mau jenguk sahabat gue yang paling unyu," ucap Alexa.

"Kita mau jenguk Riva sengklek!" kini Dira yang berucap. Ethan menghela nafasnya kasar, lelah menghadapi mereka.

"Eh bentar, sejak kapan Riva pacar lo Damar?!" tanya Dira sebal.

"Cemburu yak?" goda Damar.

"Najis! Gue cuman nggak mau sahabat gue pacaran sama orang kayak lo." Dira meleletkan lidahnya pada Damar.

"Berantem, pulang!" ketus Ethan, mereka langsung saja menerobos tidak memperdulikan tatapan datar Ethan.

"RIVA SAYANGKUUU LO KENAPA?" ujar Alexa heboh, mendekati Riva.

"Gue nggak papa Alexa."

"Sakit apa Riv?" tanya Dira

"Sakit hati dede bang," balas Riva bernada lebay.

"RIVAAA BEBEP GUEE!!" teriak Daniel.

"PACAR GUE, KENAPA LO SAKIT GINI SAYANG??" Damar hendak memeluk tubuh Riba tapi tertahan oleh Ethan.

"Ih Ethan, kan gue mau peluk pacar gue!"

"Gak," ketus Ethan, Damar mencebik kesal.

"Eh lo pada nggak bawain makanan gitu?" tanya Riva yang dibalas gelengan oleh semuanya.

"Kalian pulang! Pulang semua lo pada, kagak ada guna!!!" kesal Riva.

"Ngusir nih ceritanya? Oke fine!" rajuk Daniel.

"Kita buru-buru kesini Riva cuman mau ngejenguk lo!" kesal Dira.

"Nyesel dah gue udah kesini!" Alexa juga ikut  kesal.

"Lo mau gitu ke gue yang? Oke!" lebay Damar . Tawa Riva pecah begitu saja. Mereka semua menatap Riva kebingungan.

"Anjir muka lo pada haha." Tawa Riva semakin kencang.

"Biasa aja kali, gue nggak papa kalian nggak bawa apa-apa juga. Asal kalian udah dateng ngejenguk gue, gue udah seneng ko. Makasih ya." Ruva menghapus jejak air mata di ujung matanya karena tertawa tadi.

Mereka semua memeluk Riva erat. "Thanks ya, kalian udah mau jadi sahabat gue. Walaupun rada somplak juga," ujar Riva sembari terkekeh pelan. Sedangkan Ethan berlalu pergi dari kamar. Riva yang menyadari kepergian Ethan  menautkan halisnya kebingungan. Mereka semua melepaskan pelukannya.

"Huaa lo nggak tau gimana khawatirnya gue pas ngedenger lo sakit," sahut Alexa.

"Iya Riv kita juga," ucap Damar membuat mereka mengangguk bersamaan.

"Makasih kalian udah mau ada disaat gue lagi sakit kayak gini. Gue nggak akan minta apapun, gue cuman pengen kita tetap satu," ucap Riva tulus, mereka yang mendengar itu tersenyum.

"Itukan yang namanya sahabat?" ucap mereka serentak sembari tertawa bersama. Tetapi tidak ada yang pernah tau, diantara mereka, tawa dan senyuman itu terdapat sebuah luka yang amat terdalam.

Gue gak bisa lepasin lo, maaf.

AribellWhere stories live. Discover now