58

251K 11.3K 603
                                    

Riva menatap rumah di hadapannya kebingungan, bagaimana tidak ternyata Ethan membawanya ke rumah lelaki itu.

"Kenapa kita kesini? Katanya mau pergi?"

"Tutup mata pake ini." Ethan sudah menyiapkan kain.

"Hah?" Riva semakin dibuat kebingungan.

"Tutup dulu." Ethan segera menutupi kedua mata Riva menggunakan tali.

"Ethan lo dimana?" Riva meraba-raba benda dihadapannya. Ethan menggenggam kedua tangan memasuki rumah. Ia berhati-hati menuntun Riva kesebuah tempat.

Saat sudah berada di tempat yang dituju Ethan melepaskan genggamannya dan berlalu pergi meninggalkan Riva seorang diri.

"Ethan? Lo dimana!!!" Riva meraba-raba udara berharap yang didepannya adalah Ethan tetapi nihil, ia merasa tidak ada siapapun di sana.

Ketakutannya seketika menghilang saat mendengar sebuah petikan gitar dan suara halus memasuki indera pendengarannya.

There goes my heart beating.

'Cause you are the reason.

I'm losing my sleep.

Please come back now.

Riva melepaskan kain yang mengikat, pandangannya langsung menangkap seseorang yang sedang bernyanyi diiringi gitar di sebuah taman yang sudah dihias dengan berbagai macam dekorasi serta foto-foto dirinya bergantung yang entah kapan diambil. Mata Riva tidak lepas dari sosok itu.

There goes my mind racing.

And you are the reason.

That I'm still breathing.

I'm hopeless now.

I'd climb every mountain.

And swim every ocean.

Just to be with you.

And fix what I've broken.

Oh, 'cause I need you to see.

That you are the reason.

There goes my hand shaking.

And you are the reason.

My heart keeps bleeding.

I need you now.

If I could turn back the clock.

I'd make sure the light defeated the dark.

I'd spend every hour, of every day
Keeping you safe.

And I'd climb every mountain.

And swim every ocean.

Just to be with you.

And fix what I've broken.

Oh, 'cause I need you to see.

That you are the reason.

Ethan memberhentikan petikan gitarnya dan menatap Riva tersenyum.

"Happy Birthday my little princess," sahut Ethan menyimpan gitarnya, lalu mendekati Riva yang sudah meneteskan air matanya haru.

"Why? Pleasee don't cry dear." Ethan menghapus air mata Riva di pipinya.

"Makasih," ucap Riva tersenyum.

"HAPPY BIRTHDAY RIVA, HAPPY BIRTHDAY RIVA. HAPPY BIRTHDAY HAPPY BIRTHDAY! HAPPY BIRTHDAY RIVAA YEEEEEEE." Riva terkejut melihat teman-temanbeserta keluarganya. Dira mendekati Riva sembari membawa sebuah kue yang sudah ada lilin berangka 18 mendekati Riva yang menunjukkan raut terharunya.

"Happy birthday cabe gue, tiup lilinnya dulu dong! Pegel gue!" ujar Dira. Riva tertawa kecil, segera ia membuat permohonan dan meniup lilin.

"Adek gue!! Happy Birthday ya!!" sahut Azram memeluk Riva erat.

"Abang gue nggak bisa nafas!!!" Riva menepuk-nepuk bahu Azram agar melepaskan dirinya.  Azram segera melepaskan pelukannya, karena menyadari terlalu erat.

"Hehehe maaf."

"Lo mewek ya abis dinyanyiin sama yayang lo? Ini semua idenya dia lohhh," ucap Azram dengan nada menggoda.

"Bang!!!" Riva memukul bahu Azram kencang.

"Lo udah 18 tahun De, jangan galak-galak napa," keluh Azram memegangi bahunya yang terasa sakit, tetapi itu semua hanya dibalas leletan lidah oleh Riva.

"Selamat ulang tahun ya nak." Zahra dan Candra memeluk tubuh putrinya.

"Makasih Mah, Pah," Riva membalas pelukan orang tuanya erat. Riva melihat seorang sosok paruh baya tersenyum kearahnya, ia segera melepaskan pelukannya dan berjalan kearah orang itu.

"Tante Ayu, Riva kangen banget sama Tante. Maafin Riva yang jarang banget nengokin Tante." Riva memeluk tubuh Ayu erat.

"Nggak papa ko Riva, Tante seneng kamu bahagia kayak gitu. Selamat ulang tahun ya."

"Tolong jaga Ethan ya Riva? Om titip dia ke kamu. Cuman kamu yang bisa lelehin es dia haha," sahut Rio di sebelah Ayu. Riva melepaskan pelukannya dan mengangguk semangat.

"Pasti Om." Rio hanya tersenyum, ternyata anaknya tidak salah memilih.

"Selamat ulang tahun ya Riva."

"Makasih Om," balas Riva.

"Woi Riva ayo potong kuenya!!" sahut Daniel tidak sabaran.

"Dasar gak tahu malu lo!" Damar menempeleng kepala Daniel kesal.

"Ah kamu mah gitu yang ke aku tuh! Semua yang kamu lakuin itu jahat!!"

"AMIT-AMIT!!" sahut Alexa, membuat semuanya tertawa.

"Mampus!!!" Riva tertawa melihat raut wajah Daniel saat ini. Seketika Ethan menggenggam kedua tangannya erat, sehingga tawanya berhenti dan menatap Ethan bingung.

"Riva, terimakasih atas segalanya. Lo udah buat hidup gue lebih berwarna. Gue tau, ini mungkin kecepetan. Kita bisa pikirin rencananya setelah kita kuliah, tapi gue mau ngomong sesuatu sekarang."

"Harus jawab ya, jangan nyebut nggak!" ucap Ethan sedikit memaksa.

"Apa-apaan ko gitu sih."

"Jangan ngerusak momen Riva." Ethan menatap Riva jengah.

"Haha iya-iya."

Ethan berlutut di hadapan Riva. Perempuan itu menatap tidak percaya.

"Riva..." lelaki itu sedikit menggantung ucapannya.

"Would you be mine?" Riva merasa hari ini adalah hari yang paling membahagiakan baginya, ia merasa perempuan yang paling beruntung saat ini dan ini adalah momen yang tidak akan ia lupakan sampai kapanpun.

"Yes i would."

-END-

AribellWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu