25

192K 12.3K 464
                                    

"Riva yaampun lo kemana aja kemarin?" heboh Alexa saat melihat Riva.

"Aduh Alexa, sakit nih kuping gue. Gue nggak kemana-mana ko," ucap Riva.

"Cih pencitraan!" decih Dira saat melihat adegan drama di hadapannya.

"Lo apaan sih Dir? Gara-gara cowok lo jadi gini?" sahut Alexa mulai tersulut emosi.

"Gue berubah gini gara-gara siapa!" ucap Dira dengan suara agak tinggi. .

"Udahlah Alexa, dia itu sahabat kita," ujar Riva menenangkan Alexa.

"Tapi dia udah ngehina lo Riv! Gue nggak terima lo diginiin cuman gara-gara cowok!"

"Udah ya Lex, gue cape," parau Riva lalu melangkah keluar kelas. Ethan yang melihat pertengkaran mereka, segera menyusul Riva.

Saat ini, Riva sedang berada di rooftop. Hanya tempat ini yang membuat nya tenang, tapi ditempat ini pula terdapat banyak kenangan bersama dia yang sudah membuat dirinya nyaman.

"Apa gue mulai suka sama lo?" lirih riva menatap pemandangan bangunan-bangunan di depannya.

"Jangan gini Riv," sahut seseorang dari belakang. Riva hendak membalikkan tubuhnya tapi bahunya ditahan.

"Tetep gini."

"Lo Ethan kan?"

"Hm."

"Lo nggak denger kata gue kemarin? Jauhin gue," parau Riva.

"Gue nggak bisa."

"Gue mohon Ethan, " mohon Riva. Ethan segera melepaskan tangannya dari kedua bahu Riva.

"Kalau itu mau lo, gue akan lakuin." Ethan berlalu pergi dari rooftop. Seketika tubuh Riva luruh. Hatinya sangat sakit.

"Maafin gue," lirih Riva disela-sela tangisannya. Tanpa Riva sadari ada seseorang yang memandang dirinya sendu. Dia adalah Damar seseorang yang menyukai Riva. Entah kapan perasaan itu tumbuh pada perempuan itu. Damar segera mendekati dan merengkuh Riva kedalam pelukannya.

"Keluarin semua apa yang lo rasain," seru Damar menepuk punggung Riva pelan, bermaksud menenangkan.

"Keluarin semua tangisan lo." Tangisan Riva semakin kencang, baju seragam Damar pun basah oleh air matanya.

"Gue tau lo cewek kuat Riva, tapi untuk kali ini keluarin tangisan lo yang selama ini lo tahan. Biar hati lo agak tenang." Damar mengelus rambut Riva lembut. Setelah puas menangis Riva melepaskan pelukannya dan mengusap sisa air mata.

"Maafin gue Mar, baju lo jadi basah."

"Nggak papa, udah jangan nangis ntar makin jelek loh," gurau Damar.

"Jadi selama ini gue jelek gitu?"

"Lo cantik, kalau lagi nangis jadi jelek. Makanya jangan nangis lagi ya?" ucap Damar mengacak-acak rambut Riva pelan.

"Lo ke kamar mandi gih, muka lo udah kayak gitu hahaha." Riva menjitak kepala Damar gemas.

"Aduh bebep sakit ih! KDRT ya kamu!" lebay Damar memegangi kepalanya.

Aribellजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें