epilog

296K 11.2K 461
                                    

Seorang anak perempuan nampak berlarian mendekati seorang anak lelaki di taman.

"Athan!!!" teriak anak perempuan itu.

"Iva jangan lari-lari, nanti kamu jatoh!" sahut Ethan kecil.

"Athan, mau tau gak apa impian Iva?" Riva kecil duduk di samping Ethan.

"Apa?"

"Nikah sama Athan!"

"Nikah sama aku?" Riva kecil mengangguk semangat.

"Athan pasti mau kan?"

"Nggak."

"Kenapa?" raut wajah Riva kecil terlihat murung.

"Kita masih kecil Iva."

"Yaudah kalau kita nanti udah besar, Ethan harus nikah sama Iva!!!"

"Hm gimana yah..."

"Athan harus mau!!"

"Iya deh Iva."

"Bener ya? Athan kalau udah besar harus nikah sama Iva. Gak boleh sama yang lain!!"

"Iya Iva, Athan bakal nikah sama kamu."

Riva terkekeh ketika mengingat kata-kata yang dilontarkan ketika ia kecil. Tanpa disangka impian kecilnya itu terwujud. Kini dirinya sudah bersama dengan lelaki berambut jamur itu.

Ah, sungguh lucu ketika mengingatnya kembali.

Ucapan masa lalu, siapa sangka bisa terkabul?

Setelah kuliah, dan mendapatkan pekerjaan. Keduanya memilih menikah dan dikaruniai dua anak yang sangat lucu.

Renian Salian dan Riko Andrian. Dua orang pelengkap di keluarganya.

Suara tangisan bayi memecah lamunannya, Riva segera berlari kearah asal suara. Ternyata, Riko sedang menangis kencang.

"Yaampun Riko, kenapa nangis?" Riva menggendong tubuh mungil Riko erat.

"Salin, adik kamu kenapa?"

"Aku pukul Mah, habisnya dia rebut mainan aku!!" Beginilah keadaan mereka berdua, selalu ada salah satu yang menangis karena bertengkar atau memperebutkan sebuah barang.

"Kamu ngalah dong Salin."

"Gak mau!! Ini mainan Salin!" Salin memeluk mainannya erat. Riva menghela nafasnya kasar, anak sulungnya itu benar-benar keras kepala.

"Cup...cup... jangan nangis. Nanti Mamah beliin mainan lagi deh buat kamu." Riva berusaha menenangkan Riko. Tatapannya terhenti pada dahi Riko yang terlihat merah.

"Salin! Kamu pukul dia pake apa sampe merah layak gini?" ujar Riva menatap Salin meminta penjelasan.

"Pake mainan Mah," jawab Salin polos. Riva melihat mainan itu, yang ternyata sangat keras.

"Astagfirullah Salin, Riko tuh masih kecil."

"Salin juga masih kecil Mah."

"Tapi kamu itu kakak."

"Salin gak pernah minta jadi kakak ko Mah." Helaan nafas kasar terdengar dari Riva. Sifat Salin benar-benar menurun padanya.

Maafkan Riva mamah Zahra, sekarang Riva ngerti.

"Papah!!!" teriak Salin girang ketika melihat sosok Ethan. Anak itu segera memeluk kaki Ethan erat.

"Halo cantik!" Ethan mengangkat tubuh Salin dan sesekali menciumi pipi gembul Salin.

"Ethan!! Liat jidat Riko merah!" ujar Riva. Ethan mendekat, memeriksa keadaan Riko.

"Salin mukul dia pake mainan robot." Salin terlihat menyembunyikan wajahnya di dada bidang Ethan.

"Salin, gak boleh gitu ke adik kamu."

"Dia ngambil mainan aku."

"Riko masih kecil, coba kalian main bersama," ucap Ethan membujuk Salin.

"Iya Pah."

"Kamu minta maaf dulu ke Riko."

"Gak mau."

"Salin..." Akhirnya Salin mengikuti ucapan Ethan. Ia turun dari pangkuan, lalu mendekati Riko yang masih sesenggukan.

"Riko, maafin Kakak."

"Ini mainan, Riko boleh main deh." Salin menyodorkan mainan itu pada Riko. Riko tersenyum dan mengambil mainan itu.

"Ayo main bareng." Keduanya bermain bersama. Riva dan Ethan tersenyum bahagia melihat anaknya terlihat akur.

Keluarga mereka kini lengkap dan berwarna.

Terimakasih Ariva, karena telah bersedia menuntun masa depan bersamaku.

Terimakasih Ethan, karena telah membuat hidupku terasa lengkap.

Dan terimakasih takdir, karena telah mempertemukan dan mempersatukan kami.

  ***

  FINALLY!!! Akhirnya aku beres ngerevisi cerita ini yang sangat acak-acakan. Semoga suka versi revisinya, dan cerita ini jauh dari kata alay kayak sebelum revisi * jijik sendiri aku bacanya wkwk.

Jangan lupa baca kisah kedua anak Riva!!!

Renian Salian- Love in Hatred
Riko Andrian- Extricate.

Mohon maaf kalau cerita keduanya juga masih acak-acakan banget. Itu karena sebelumnya aku belum paham, tapi sekarang paham ko.

Rencananya, kedua cerita itu bakal aku revisi juga secara bertahap.

Oke thank you yang udah rela nungguin, dan tetep baca cerita aku💕

Sampai jumpa di cerita berikutnya!!!

AribellWhere stories live. Discover now