Bad Bodyguard - 21

32.9K 2.5K 237
                                    

Siapa yang mau double update?
Jangan lupa Vote sama komen.
Kalau vote sama komen banyak gw bakalan double update.

Gw benar-benar tidak bisa berkata apa-apa mendengar ucapan Aiiden. Yang ada mulut gw membuka dan menutup kembali, entahlah tidak ada kata yang bisa gw keluarkan. Mata gw membulat saat Aiiden memagut bibir gw, dia menggigit bibir bawah gw dan meruntuhkan pertahanan gw. Lidahnya langsung menelusup kedalam rongga mulut gw, setelah puas memporak-porandakan isi mulut gw dia melepaskan pagutan dan memberikan senyuman miring.

"Kamu sudah gila tuan Aiiden" Dia malah tertawa sangat kencang, gw meremas selimut tebal yang menutupi tubuh gw. Bukan karena marah, tapi tawanya mengingatkan gw pada Kai. Gw merasa nafas gw sesak saat mengingat kejadian semalam. "Maaf" Lirih gw sambil menutup mata rapat.

"Untuk?"

"Semalam, karena saya berkata kalau kamu adalah Kai" Tidak ada jawaban, dengan gerakan lambat gw membuka mata. "Ada apa?" Dia tidak menjawab, dia menatap gw dengan tatapan jijik?

"Sudahlah, saya sudah puas untuk semalam, lagian tubuhmu tidak nikmat, saya tidak menyukainya, bibirmu juga tidak membuat saya ketagihan, so, setelah ini walaupun kamu telanjang di depan saya pun, saya tidak akan tergoda" Gw menganga mendengar perkataannya, setelah itu dia bangkit dan pergi meninggalkan gw yang benar-benar kesal.

Kesal? Oh ya tuhan! Aiina untuk apa kamu kesal karena ucapan dia? Tidak nikmat pitakmu gundul, kalau tidak nikmat mengapa tubuh gw hampir semuanya memerah? Tidak mungkin kan ini karena digigit tumbila.

Setelah mandi gw langsung menuju dapur untuk mempersiapkan sarapan untuk tuan besar, Setelah siap ternyata dia sudah duduk di singgasana nya. Semarah apapun gw, dia tetap suami yang harus gw layani.

"Silahkan di nikmati tuan besar" Ucap gw dengan nada datar, dia yang sedang membaca koran langsung di turunkan, dia menatap gw dengan satu alis terangkat. "Silahkan" Ucap gw dengan tersenyum yang di buat-buat.

"Terimakasih My maid" Gw mendengus kesal, dia malah tersenyum meremehkan. Benar-benar menyebalkan. Gw langsung berbalik untuk mengambil minuman. "Ohya ai--" Gw mengerutkan kening saat dia mengalihkan pandangannya dengan salah tingkah. "Mau kopi atau teh?" Tanya gw, namun dia tidak merespon. "Mau teh atau kopi?" Gw menepuk bahunya, dia tergelonjat kaget.

"Kopi" Jawabnya singkat setelah berdehem, gw mengangguk dan berjalan menuju dapur. Kenapa dia bersikap aneh? Saat gw membuatkan kopi, tanpa sengaja sendok terjatuh kelantai. Gw terdiam memandang kaki gw, saat ini gw memakainya celana pendek, jika gw ga salah, Aiiden salah tingkah karena melihat paha gw yang terkekspos.

Oh. Apa dia bilang tadi? Tubuh gw tidak nikmat? Melihat gw yang pakai celana pendek aja dia jadi salah tingkah, biar gw kerjain sekalian. Lihat seberapa besar lo bisa menahan libido.

"Silahkan di minum" Aiiden hanya mengangguk sambil fokus pada ponselnya, gw menjatuhkan sendok ke lantai membuat sedikit keributan dengan suaranya, untuk membuatnya memperhatikan gw. lalu gw menungging untuk mengambil sendok di lantai dengan sengaja agar dia semakin terangsang. "Kotor, gw cuci dulu ya" Aiiden berdehem berkali-kali.

CK! Makan tuh pantat gw.! Gw tertawa senang dalam hati, pasalnya, wajah dia sangat memerah padam, sepertinya di bawah sana sudah membengkak.

Mampus! Fap-fap sana sama balsem. Oh astaga. Kenapa gw jadi sewot kaya gini, terus kenapa gw jadi mancing-mancing dia? Kalau dia tergoda dan nerkam gw gimana? Wah gw cari mati. Mending kabur. Gw berjongkok untuk mengambil lap yang terjatuh, saat gw hendak berjalan kembali tubuh gw mematung.

"Dari tadi kamu terus menggoda saya?" Ucapnya di belakang telinga dengan memeluk gw dari belakang.

"Menggoda? Bukankah Anda yang bilang, kalaupun saya bertelanjang, anda tidak akan tergoda? Tidak malu apa menjilat ludah sendiri?" Gw menampis tanganya sampai pelukannya terlepas, gw berjalan dengan pantat yang sengaja gw goyang kanan goyang kiri, anggaplah gw cewek jalang, tapi gw sangat senang melihat wajah frustasinya yang terpantul dari cermin lemari.

Huaahhhh bahagia itu ternyata sederhana memang. Melihat Aiiden menderita menahan libidonya.

•••

Aiiden memijat pelipisnya, pagi-pagi sudah di suguhkan pemandangan yang membuat adiknya mengeras, apalagi saat memeluk Aiina dari belakang dan menghirup aromanya, benar-benar Aiiden di buat mabuk kepayang. Belum sempat mengecup leher jenjang Aiina, istrinya itu malah mengejeknya, ingin marah, bukan marah karena ejekan Aiina, tapi marah karena mulut dan tubuhnya tidak sejalan.

Aiiden duduk di ruang tamu dengan laptop yang di pangkuannya, sejak sepuluh menit yang lalu, Aiiden sudah benar-benar tidak fokus dengan benda kotak itu, tau mengapa? Aiina sedari tadi entah sengaja atau tidak, dia terus menggoda Aiiden, dia menyapu, mengepel, dan mengelap semua barang-barang​ yang ada di sekitar Aiiden, yang lebih parahnya adalah, kalau tadi pagi aiina mengenakan celana pendek, tapi dia masih memakai lengan panjang, tapi saat ini dia menggunakan tangtop, rambutnya di kuncir kuda, menampilkan lehernya yang jenjang dan mulus, belum lagi dia bersenandung kecil yang membuat tubuh Aiiden meremang.

"Apa yang sedang kamu lakukan?" Tanya Aiiden saat aiina mengelap meja di depannya.

"Saya sedang bersih-bersih" Ucap Aiina santai dengan Kening mengerut. Aiiden mendesah kasar. Dalam hati aiina bersorak gembira.

Aiiden mengambil air di gelas yang terletak di atas meja, namun karena tidak hati-hati, airnya tumpah di kausnya. "Sial!" Umpatnya membuat aiina melihat ke arah nya.

"Ya ampun, kamu hati-hati dong" Aiina menarik dua lembar tisu dari kotak tisu di meja, lalu dengan spontan tangannya terulur dan mencoba mengeringkan kaus Aiiden yang basah. "Mending ganti baju aja, ini kok bisa basah kaya gini? Kamu kepanasan ya? AC udah nyala kok" Cerocos Aiina yang tidak di dengar sama sekali oleh Aiiden yang fokus menatap bibir merah merona di depannya. Jakunnya naik turun.

Aiina menghentikan tangannya yang mengelap kaus Aiiden, mata keduanya bertemu, gerakan mata Aiina mengikuti gerakan mata Aiiden yang turun naik melihat mata dan bibir. Aiina mendorong Aiiden dengan kasar. Bukan. Bukan mendorong supaya menjauhinya. Tapi aiina mendorong Aiiden di sofa sehingga dia kini berada di atas Aiiden. Sedangkan sang pria mengerjapkan matanya karena perlakuan Aiina.

Keduanya​ saling menatap satu sama lain, Aiina perlahan-lahan mendekati wajah Aiiden dan memiringkan kepalanya, nafas dari mulut Aiina yang di keluarkan dengan sengaja membuat Aiiden memejamkan matanya. Senyuman meremehkan muncul dari bibir mungil Aiina.

"Kamu bilang tubuhku tidak nikmat? Pasti bibirku juga tidak nikmat bukan? Saya tidak mau membuang waktu kamu dengan memberikan kamu sebuah ciuman yang tidak akan membuat kamu nikmat" Bisik Aiina lalu dengan cepat berdiri dari atas tubuh Aiiden yang sudah membuka matanya. "Saya sudah selesai di sini, sekarang mau menyiram tanaman di depan" Aiina pergi begitu saja meninggalkan Aiiden yang menganga.

"Dia sengaja mengerjaiku? Holy shit!"

Bad Bodyguard • KaiWhere stories live. Discover now