Bad Bodyguard - 23

31K 2.7K 423
                                    

Maaf yah lama Update, bukannya mau PHP-in kalian, tapi sindrom malas itu kuat banget, udah niat ngetik lanjutan, eh yang di buka malah YouTube. Mau ngetik lagi eh yang di buka malah video yang baru di download. Kurang asem ;v.

Kalau respon nya bagus di part ini, insha Allah gw bakalan fast update. Sekali lagi makasih buat yang udah mau nunggu ini ff.

••••







Aiina tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan Aiiden, sedangkan Aiiden terus menatap intens istrinya yang terus tertawa tidak henti-hentinya, sambil memegang perutnya.

"Sudah puas?" Tanya Aiiden saat Aiina sudah menghentikan tawanya sambil menyeka air mata di sudut matanya yang di jawab anggukan. "Apa yang membuat kamu tertawa mendengar ucapan saya?" Aiiden menompang dagunya menatap Aiina yang kini sudah bersandar pada kursi. Bukan tatapan tajam ataupun intimidasi, tapi tatapan bingung.

"Bagaimana mungkin Kai yang bekerja sebagai bodyguard ternyata kembaran kamu, kalau itu benar, mengapa Kai jadi bodyguard sedangkan dia anak orang kaya? Kai bisa jadi seperti kamu, saya tau sifat Kai, dia pria seperti itu, jika dia mempunyai uang lebih dia tidak akan mau bekerja sebagai bodyguard"

"Seperti saya? Apa yang kamu maksud?"

"Menjadi bad boy yang sukanya bercinta setiap malam dengan wanita yang berbeda."

"Kamu berarti tidak mengenal saya sepenuhnya"

"Mengenal kamu? Gimana mau kenal kamu sepenuhnya, kita di pertemukan di hari pernikahan, di malam pertama kita kamu bercinta dengan wanita lain, saya tidak masalah, tapi yang saya permasalahkan adalah, kenapa kamu bercinta di rumah ini"

"Bukan saya, tapi Kai!" Aiina mengerutkan keningnya. "Kamu tidak mengenal Kai sepenuhnya, dia bahkan tidak menyentuh kamu di saat kamu tidak sadarkan diri, bagaimana mungkin kamu mempunyai pemikiran negatif seperti itu pada Kai yang selalu melindungi kamu?" Aiina memejamkan matanya.

"Sudahlah, jangan membahas hal yang tidak masuk akal, jangan bawa-bawa nama Kai, biarkan dia tenang di sana" Aiina mendorong bangkunya kebelakang dan berbalik untuk bergegas masuk ke kamarnya, namun langkahnya terhenti saat pergelangan tangannya di tarik oleh Aiiden.

"Apa sih?" Aiiden tidak menjawab,  dia langsung membungkam bibir Aiina dengan bibirnya. "Hnmnnpph" Aiina memukuli punggung Aiiden yang tersulut nafsu menciumi bibir Aiina.

Aiina terus berontak, namun Aiiden tidak mau melepaskan ciumannya, dia bahkan menekan tengkuk kepala Aiina agar kepala itu tidak bergerak.

"Manis" Aiina mendelik tajam mendengar ucapan Aiiden yang saat ini menyeringai.

"Kurang ajar" Tangan aiina melayang hendak memukul pipi Aiiden yang langsung di cekal. "Hmmmmm" Aiiden kembali melumat bibir Aiina, menghisap dan menggigit, ciumannya turun ke leher. "Aiiden!" Aiina mencoba mendorong Aiiden yang matanya sudah penuh dengan kabut gairah.

"Diam dan nikmati" Aiiden mendorong tubuh Aiina ke arah sofa dan langsung menindih tubuh Aiina sambil menciumi semua wajahnya.

"Aiiden saya mohon!" Teriak aiina frustasi, namun Aiiden sama sekali tidak memperdulikannya. Dia terus menciumi bibir Aiina dengan nafsu, ciumannya turun ke leher dan memberikan jejak merah. "Saya mohon Aiiden hentikan."

"Diam! Saya ini suami kamu, saya berhak atas diri kamu" Sentak Aiiden didepan wajah aiina.

Aiina menatap Aiiden dengan nanar, tidak ada yang terucap, suara isakan pun tidak terdengar, namun air matanya mengalir deras.

"Jangan menangis" Aiiden mencoba menghapus air mata Aiina yang langsung memalingkan wajahnya. "Aiina, maafkan saya" Tidak ada jawaban. Aiiden menghela nafas dan menenggelamkan wajahnya pada leher Aiina. "Maaf, saya tidak bisa menahannya"

"Tolong berdiri dari atas tubuh saya" Aiiden sama sekali tidak memperdulikan ucapan Aiina. "Aiiden!" Aiina mencoba mendorong Aiiden, namun kekuatannya sama sekali tidak berpengaruh sedikit pun.

"Jangan terus bergerak, adik saya bisa bangun, jika bangun kamu harus bertanggung jawab" Mata Aiina melotot, lalu dengan gemas memukul punggung Aiiden.

"Awas!"

"Sebentar saja, saya merasa nyaman dengan posisi ini"

"Tapi----"

"Diam saja sih apa susahnya? Saya benar-benar merindukan saat-saat seperti ini, apalagi saat memeluk kamu seperti ini"

"Mck! Seolah-olah kamu sudah sering memeluk saya saja"

"Kamu, memang tidak tau apa-apa Aiina, andai kamu tau sedikit saja tentang apa yang telah terjadi"

"Jangan kode seperti itu, jika kamu mau langsung saja cerita, untuk apa susah menyembunyikannya, yang ada kamu akan terluka"

"Saya takut kamu akan terluka, dan tidak akan memaafkan saya"

"Apa? Coba kamu cerita"

"......"

"Aiiden?"

"......"

"Kamu tidur ya?"

"....."

"Dasar mesum, jangan jilat leher saya!"

"Kamu basah ya?" Aiiden mengangkat kepalanya dan menatap aiina dengan senyum mengejek. "Kalau basah, gimana kalau kita lanjutkan saja?" Aiina memutar bola matanya malas.

"Apa kamu sedangkan mengalihkan pembicaraan?"

"Ternyata di lihat dari jarak yang sangat dekat, kamu benar-benar sangat cantik"

"Aii---" Ucapan Aiina terpotong saat Aiiden mengecup nya. "Apa sih?"

"Manis, bibir kamu manis, coba sekali lagi ya?"

"En---- Aiiden!" Aiina memekik saat sebuah kecupan kembali mendarat di bibirnya.

"Benar-benar manis" Selanjutnya Aiiden melumat bibir Aiina dengan lembut, begitu lembut sampai Aiina entah mengapa tidak melawan dan menikamati lumatan-lumatan yang Aiiden berikan. "Sepertinya saya kembali lagi di tempat yang sama"

"Apa?" Tanya aiina dengan kening mengerut. Tidak ada jawaban dari Aiiden yang lebih memilih mengecup bibir Aiina Kembali, setelah itu dia berdiri dari atas tubuh aiina dan pergi keluar rumah begitu saja tanpa mengucapkan sepatah kata pun. mengabaikan teriakan Aiina yang terus menerus meneriaki nama nya.

"Ada apa sebenarnya dengan Aiiden? Seolah-olah dia sangat menderita saja"

••••


Jam sudah menunjukkan pukul setengah dua belas malam, Aiina belum tidur karena Aiiden belum juga pulang, sejak suaminya itu pergi dia terus merasa hal-hal yang aneh, ucapan Aiiden bahkan terus mengiang di telinganya.

Brakkkkk

Aiina tergelonjat kaget saat pintu kamarnya di buka dengan paksa. Aiiden tersenyum lebar, dengan gontai dia melangkah menuju aiina yang menatapnya dengan heran.

"Kamu mabuk ya Aiiden?" Tanya aiina, tidak ada jawaban, Aiiden langsung melompat ke atas tubuh Aiina yang langsung menjerit karena terkejut. "Apaan sih?"

"Kamu cerewet banget, ga pernah berubah"

"Heh, emanga saya power ranger berubah" Aiiden mengecup bibir Aiina yang langsung melotot.

"Selalu manis, dari dulu tidak pernah berubah, kenapa aku harus kembali jatuh hati padamu, Aiina"

Bad Bodyguard • KaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang