Bad Bodyguard - 28

24.3K 1.9K 509
                                    


Pas liat ternyata udah ga di up selama 3 bulan ya?. Lama banget yah ternyata. Makasih buat yang masih setia mau nunggu ff ini lanjut. Bagi yang lupa jalan ceritanya silahkan baca lagi oke.

Aiina memandangi Aiiden yang duduk di sebrang nya sedang makan, sambil menundukkan kepalanya dalam-dalam. Sedangkan Aiiden sama sekali tidak ada niatan untuk mengangkat kepalanya, karena dia sadar Aiina terus melihat kearahnya. Dia benar-benar malu dengan apa yang dia lakukan semalam. Aiina menahan agar tidak meledakan tawanya.

"Ini udah jam 9. Kamu akan pergi ke kantor atau tidak?" Pertanyaan Aiina hanya di jawab anggukan kepala. "Oke. Biar saya ambilkan tas kerja kamu" Setelah Aiina pergi dari ruang makan, Aiiden menghembuskan nafas lega.

"Wanita itu benar-benar. Kenapa dia terus menatap saya seperti itu. Sungguh sangat memalukan" Aiiden meringis membayangkan betapa menjijikkannya dia saat sedang mabuk.

"Siapa?" Aiiden tergelonjat kaget, bahkan kursi yang dia duduki sampai berdecit saat mengetahui Aiina sudah berdiri di belakangnya. Dia lupa kalau jarak kamar dan ruang makan sangat dekat. "Melihat gerak-gerik kamu sekarang ya, kamu pasti sudah mengingat kejadian semalam kan?" Aiiden yang sedang meminum air putih langsung tersedak. "Ya ampun!" Aiina dengan sigap menepuk-nepuk bahu Aiiden yang sedang terbatuk-batuk.

"Saya baik-baik saja" Aiina mengangguk dan duduk kembali di tempatnya. "Saya berangkat sekarang" Aiina hendak mengambil tas Aiiden namun tidak jadi karena suaminya itu langsung mengambil dan bergegas pergi. Berjalan dengan cepat.

Aiina tersenyum lebar. Matanya menyipit melihat sebuah dompet di atas meja. Dia berdiri dan meraih dompet itu dan dengan santai membukanya. Senyum langsung mengembang saat melihat Poto pernikahan nya dengan Aiiden di dalam dompet itu. "Ah? Jadi hari ini ulang tahunnya? Istri macam apa tidak mengetahui ulang tahun suaminya. Eh suami? Perduli amat. Hmm bikin kue apa makan siang ya? Mending makan siang saja dan bawa ke kantornya. Aiiden pasti senang. Ih ngapain gw bikin dia seneng. Males ah mending nyantai. Cape-capein badan aja"

•••

Walaupun berkata ulang tahun Aiiden tidak penting, di sinilah Aiina sekarang, dia sudah sampai di depan kantor Aiiden. Langkahnya terhenti. Entah mengapa dia menjadi bimbang untuk masuk kedalam. "Kenapa gw harus repot-repot kaya gini sih? Pulang aja lah, nanti dia besar kepala lagi" Aiina berbalik, namun dia kembali menghentikan langkahnya dan dengan cepat masuk ke dalam kantor.

"Pak aiiden sama Bu Lisa? Itu sudah rahasia umum. Mereka emang punya hubungan lebih." Pembicaraan dua orang karyawan menghentikan langkah Aiina yang hendak menuju ke arah resepsionis.

"Tapi bukanya pak Aiiden sudah menikah?" Ucap seseorang yang baru datang dan ikut bergosip.

"Ihh lo ga tau ya. Mereka itu di jodohkan. Hari gini di jodohin. Udah ketebak mereka pasti ga saling cinta" kedua orang mengangguk setuju.

"Lagian ya. Setau gw kemanapun pak Aiiden pergi pasti Bu Lisa ikut"

"Mereka cocok kok. Katanya istri pak Aiiden itu jelek" Aiina benar-benar tidak percaya dengan gosip murahan itu. Aiiden sudah bilang langsung padanya kalau dia hanya mencintainya. Aiina yakin itu. Walaupun hati yang lainnya meragukan perkataan Aiiden untuknya.

"Permisi. Kantor pak Aiiden di mana ya?" Tanya Aiina pada resepsionis. Nada suaranya sengaja dia keraskan. Ketiga orang yang bergosip tadi langsung menoleh ke arah Aiina.

"Nah. Jeng-jeng-jeeeenng wanita mana lagi yang akan mengaku hamil anak pak Aiiden" Ucapan salah satu wanita itu membuat Aiina dan resepsionis menengok. Ketiganya tertawa cekikikan melihat wajah Aiina yang memerah. Mereka pikir Aiina malu karena ketahuan tujuan datangnya. Padahal aiina saat ini sedang menahan amarahnya untuk tidak menjambak rambut ketiga wanita itu. Dia sadar dia bukan lagi anak SMA yang jika bertengkar saling menjambak rambut.

Bad Bodyguard • KaiWhere stories live. Discover now