☀empat

4.9K 667 73
                                    

❝would it be alright if i borrowed your sweater? It smells like you.❞

...

"Apa akan baik-baik saja kalau aku meminjam sweatermu?"

Jimin tau ia tak perlu bertanya, pun memberi kode. Jimin tau kalau Jungkook tetap akan mengangguk; iya dan setuju, tak ada penolakan, tak ada tidak. Jadi ia hanya perlu mengambilnya di gantungan dalam lemari Jungkook dan memakainya tanpa perlu merasa mencuri. Tapi kadang, dia bertanya hanya untuk bicara hal remeh dengan Jungkook setiap yang ia bisa--supaya hubungan kita makin kuat, katanya, saat Jungkook bertanya.

"Kalau aku bilang tidak, bagaimana?" Tidak seperti 'iya' dan 'hm, ambillah' yang biasa, balasan Jungkook membuat kening Jimin berkerut. "Bercanda. Kau bahkan tak perlu bertanya lagi, hyeong. Berapa kali harus kukatakan."

Jadi Jimin melipir pergi dan Jungkook melihatnya kembali dengan sweater biru miliknya. Pakaian itu memakan posturnya yang kecil, besar sekali di tubuhnya. Jemarinya keluar malu-malu dari ujung lengan sweater yang terlalu panjang. Jimin jadi tampak seperti bocah kecil yang mengharap hadiah dari Santa setiap malam natal.

"Baunya sepertimu," ujar Jimin. Ia menghampiri Jungkook dengan salah satu lengan didekatkan ke hidung.

Jungkook tercium menyenangkan. Dia tak seperti lelaki lain yang senang dengan parfum maskulin berbau tajam. Setiap kali Jimin memakai pakaian Jungkook, rasanya sama seperti ia mengunjungi Jepang di musim semi--sakura dan angin yang membawa benih dandelion. Jungkook tercium seperti bunga; neroli dan mawar, sedikit buah semangka, dan bau coklat yang samar.

Pun begitu ia bukan berarti feminim; Jungkook sebaliknya. Ia maskulin dengan caranya sendiri. Lewat tatap mata sehitam jelaga, kibasan rambut sekelam malam, wajah tampan bak Apollo, atau tentang bagaimana ia memperlakukan yang lain laiknya seorang gentleman. Jungkook adalah mimpi terliar yang pernah Jimin pikirkan; fantasi gila dalam wujud yang nyata.

Jadi saat ia ada dalam pakaiannya, Jimin jadi merasa ditandai. Tercap dengan cara sederhana namun ada euforia tersendiri tentang pikiran Jungkook hanya miliknya, tertunjuk lewat sweater biru tua yang memeluk tubuh walau longgar.

Jemari Jimin dingin saat ia menyentuh pipi Jungkook--yang muda mengerut tak mengerti. Sabit Jimin terbentuk di mata kala ia menunduk untuk menatap Jungkook. Lalu ia bilang, di sela tawanya yang renyah, "Aku senang kalau memakai bajumu. Jadi orang-orang tau kalau milikmu adalah aku."

"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
hah apaan ° kookminWhere stories live. Discover now