☀tiga nol

1.6K 275 16
                                    

❝i think i love you.❞

...

"Kupikir aku mencintaimu."

Itu yang dikatakan Jeon Jungkook saat kencan entah ke berapa mereka. Malu-malu bilangnya. Tapi penuh keyakinan di setiap bibirnya berucap. Pipi Jimin sampai dibuat panas. Namun, hasilnya sepadan--mereka bersama sejak itu, terus sampai hari ini dan waktu-waktu ke depannya nanti.

Sekarang, dia mengatakannya lagi. Jimin menatapnya lamat-lamat. Penuh binar yang membuat Jungkook berpikir kalau semesta ada di dalamnya; terperangkap dalam dua manik cantik, tempat di mana Jungkook suka sekali melihatnya. Menatapi dengan khidmat keindahan Tuhan yang hanya miliknya seorang.

Kedua tangannya hangat ketika menangkup pipi Jimin. Mengalahkan dingin di ujung-ujung jemari. Dia tersenyum pada pria itu; tulus. Selalu seperti itu. Ketulusan yang hanya bisa dinikmati sendiri oleh Jimin.

"Dulu, kupikir aku mencintaimu," katanya. "Tapi sekarang, aku tidak perlu berpikir lagi untuk mencintaimu. Cinta sekali. Yang kupikirkan detik ini hanya cara untuk tetap menjagamu, karena kehilanganmu adalah mimpi buruk terbesarku."

Oh, astaga. Bagaimana Jimin tidak jatuh semakin dalam padanya? Kalau nyatanya hatinya juga sama; mencintai pria itu dengan sangat-sangat juga.

"Aku juga, Jungkook." Jimin membalas. Kehabisan kata-kata hingga mulutnya hanya bisa mengucap itu. Tapi Jungkook tak pernah keberatan, karena yang penting bukanlah kata; tapi rasa yang tak pernah terucap.

Jungkook menciumnya lagi. Dalam sekali. Seakan-akan ia menghabisi Jimin sampai ke intinya. Seolah ia ingin mengecap seluruh rasa yang ada di dalamnya. Pelan dan penuh penekanan. Ada senyum yang terselip di balik cumbuan itu. Namun mereka tak protes--Jimin tak pernah protes selama itu adalah Jungkook.

Karena bagi Jimin, hal yang paling berharga adalah kehadiran Jungkook dalam hidupnya.

...











Ini terlalu keju ya :")
Btw, happy satnight gais :'D


Dua.

hah apaan ° kookminWhere stories live. Discover now