Jungkook bisa menghabiskan berlembar-lembar kertas dan menjabarkan kata-kata indah hanya untuk mengungkapkan beberapa cantiknya Park Jimin.
Dia memang bukan wanita. Tidak secantik model-model dengan lekukan tubuh aduhai yang sering menjadi iklan di televisi. Tak punya buah dada dan seseksi perempuan-perempuan dalam film biru. Tapi Jungkook tak ragu untuk mengatakan lantang-lantang kalau Park Jimin adalah hal paling cantik yang pernah terjadi dalam hidupnya.
Saat Jungkook mengatakan itu padanya (tentang betapa dia begitu cantik dan cintanya tak akan pernah cukup /halah), Jimin mengernyit, lalu memandanginya dengan alis yang bertaut dan kerut tipis di dahi.
Dia protes, bilang kalau dia itu laki-laki. Dan seorang pria tak bisa dibilang cantik. Tak lazim, katanya. Aneh, rasanya. Tapi dia mengatakannya dengan rona merah yang kentara jelas di pipi. Jungkook jadi gemas saat melihat wajah meronanya berpaling karena tak ingin ditatap.
"Kata siapa cantik itu hanya untuk perempuan? Semuanya bisa disebut cantik, hyeong. Tergantung dari sudut pandang mana kita melihatnya. Bagi seorang penyanyi, cantik adalah suara; tinggi rendahnya, lantang lemahnya, getarannya, atau bahkan warnanya. Lain lagi dengan penulis; cantik adalah diksi, klausa dan kalimat indah, atau bahkan mesin tik tua. Tapi bagiku, hanya satu. Cantik adalah Park Jimin."
Dan Jungkook mengingat jelas detail hari itu; wajah Jimin yang dihiasi rona merah di pipi dan ujung telinga, senyum malu-malu yang ditahan agar tak terlihat, dan sebuah gumam sialan yang tak terdengar jelas.
Maka Jungkook mengatakannya lagi sekarang. Jimin di bawah sinar bulan adalah definisi cantik yang lain. Yang hanya bisa dimengerti oleh Jeon Jungkook seorang. Park Jimin lebih bersinar malam itu. Entah karena surainya yang keperakan di bawah naungan sang luna, atau senyumnya yang kelihatan lebih memikat, atau karena dia memang begitu adanya dan Jeon Jungkook terlalu buta untuk menyadari.
"Kau cantik di bawah cahaya bulan, hyeong. Apa aku sudah pernah mengatakan itu?"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
